41: Persiapan

2.2K 474 102
                                    

Happy reading ngab🌬️

***

Hari-hari berlalu. Banyak persiapan yang dilakukan seusai pembangunan kembali selesai. Berkat kerjasama yang kompak, warga desa Konoha berhasil membangun rumah-rumah dan berbagai fasilitas untuk penduduk meski bersifat sementara. Jika semua sudah membaik, maka secara perlahan pembangunan infrastruktur yang baik akan dilakukan dengan perlahan.

(Y/n) kini menghela nafas, menatap malas pada ruangan kosong yang ada didepannya. Kedua tangannya berkacak di pinggang dan wajahnya pun terlihat malas.

"Ruangan itu tidak akan bersih jika kau terus melamun, Kak."

Celetukan Konohamaru dari ruangan lain membuat (Y/n) sadar dari lamunannya. Sekali lagi ia menghela nafas dan mulai menyapu dari sudut ruangan. Hari ini, (Y/n), Konohamaru, dan Kureina memutuskan untuk pindah ke salah satu rumah yang sudah dibangun. Rumah ini masih memiliki status sewa, (Y/n) berencana jika semua pembangunan sudah benar-benar selesai, dirinya akan membeli apartemen atau rumah yang lebih bagus dengan uang tabungannya selama bertahun-tahun ini. Setidaknya, rumah satu lantai yang terbuat dari kayu ini bisa menjadi tempat mereka berteduh sementara.

(Y/n) juga menyarankan pada Kureina untuk tinggal bersama. Mengingat sebentar lagi Kureina akan melahirkan dan (Y/n) tidak bisa membiarkan Kureina tinggal sendirian.

Terlebih, dalam waktu dekat ini perang akan segera di mulai. Baiklah, ini salah satu beban pikiran (Y/n) saat ini. Waktu itu, sesampainya ia di Konoha usai menyerang Azumi, ia langsung mendapatkan info kalau aliansi telah dibentuk untuk persiapan perang.

Dari info yang (Y/n) dapat, perang ini bertujuan untuk mengamankan Naruto serta Jinchuriki ekor delapan dari Madara -salah satu anggota Akatsuki yang tersisa saat ini- dan menggagalkan rencana Mugen Tsukuyomi Madara. (Y/n) belum tahu pasti siapa yang akan mereka hadapi. Hanya saja, sudah jelas musuh utamanya adalah Madara.

"Cepat sapu kamar mu dan berhenti melamun, Kak."

(Y/n) menghela nafas ketika lagi dan lagi Konohamaru menegurnya. "Berisik! Kau urus saja pekerjaan mu!"

Konohamaru berdecak, kemudian berdiri di ambang pintu. "Pekerjaan ku sudah selesai, makanya kau cepat selesaikan pekerjaan mu supaya kita bisa pergi untuk membeli perabotan."

(Y/n) mendongak, menatap Konohamaru dengan bingung. "Memangnya sudah ada toko-toko yang buka disituasi seperti ini?"

"Entahlah, tapi, tidak ada salahnya mencari." Setelah itu Konohamaru berlalu pergi meninggalkan (Y/n).

Setelah Konohamaru pergi, (Y/n) kembali pada lamunannya. Untuk masalah perang yang akan ia hadapi, dirinya cukup gentar. Takut perang ini tidak akan membuahkan hasil. Namun, ketika kegentaran melanda, perkataan sang kakek selalu terngiang di benak.

"Jangan pernah biarkan semangat api di dalam dirimu padam, (Y/n)!"

Begitulah kata-kata terakhir mendiang Hiruzen pada (Y/n) dulu. Namun, perang ini pun bertujuan untuk menyelamatkan dunia Shinobi dari mimpi buruk rencana Mugen Tsukuyomi. Jadi, seharusnya tidak ada hal yang akan menghambat langkah (Y/n) untuk ikut serta dalam perang ini.

Kabar perang ini pun sudah diumumkan kepada seluruh Shinobi Konoha dan (Y/n) dengar, Kakashi akan dicalonkan sebagai Hokage keenam untuk mengisi kekosongan kepemimpinan desa Konoha karena Tsunade masih koma dan Danzo telah tewas.

Kabar Danzo tewas cukup membuat (Y/n) terkejut. Danzo memutuskan untuk meledakkan dirinya sendiri saat bertarung dengan Sasuke. (Y/n) masih ingat dengan jelas bagaimana dulu Danzo menawarkan dirinya untuk bergabung dengan Anbu, tetapi, ia menolak hal itu.

𝐖𝐀𝐓𝐀𝐒𝐇𝐈 𝐍𝐎 𝐌𝐎𝐍𝐎𝐆𝐀𝐓𝐀𝐑𝐈 ; 𝐬𝐡𝐢𝐩𝐩𝐮𝐝𝐞𝐧 ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang