3: Sunagakure

5.1K 875 194
                                    

Tinggalkan jejak, makasih:)

***

"Arrggh ...." Suara rintihan itu sedikit menggema di hutan yang sepi ini. "Bisa-bisanya dia merobek perut ku," gerutu (Y/n) yang tak lain adalah pemilik dari suara rintihan tersebut.

Lalu tangan kanan (Y/n) memegang sisi kiri perutnya yang terlihat robek cukup lebar itu. Ia menghela nafas kemudian menatap musuhnya yang tidak sadarkan diri.

Kemudian (Y/n) mengambil benang yang biasa di gunakan untuk menjahit bagian tubuhnya yang robek begitu juga dengan jarum. Sekitar setengah jam (Y/n) menjahit sisi kiri perutnya, setelah selesai, ia menggunakan Raiton untuk memutuskan benang dari jarum nya. Dan untuk kesekian kalinya (Y/n) menghela nafas lega lalu berdiri dengan tangan kiri yang memegang sisi kiri perutnya sembari menghampiri lawannya.

"Apa dia mati? Perasaan aku tidak membunuhnya deh," gumam (Y/n) sambil menggerakkan kecil tubuh musuhnya tadi menggunakan kakinya.

Baiklah, ini adalah misi dadakan kelas A yang Tsunade berikan padanya. Padahal, (Y/n) baru saja selesai dari tugasnya sebagai pengawas dan mengajukan cuti selama lima hari namun di tolak karena Tsunade terpaksa memberikan (Y/n) misi untuk menangkap pembunuh berantai yang telah banyak memakan korban.

Dan kini, orang yang seharusnya ia tangkap malah tergeletak tak sadarkan diri setelah pukulan telak yang ia berikan sewaktu bertarung tadi. Bahkan, musuhnya ini masih sempat-sempatnya mengarahkan pisau sehingga sisi kiri perutnya robek. Untung saja tidak ada orang vital yang terluka sehingga ini bukanlah masalah yang besar.

Dengan tangan kanan yang masih berlumuran darah, (Y/n) mengeluarkan gulungan yang biasa ia pakai untuk menyegel musuh atau lawan nya. Setelah musuh nya tersegel di dalam gulungan tersebut, (Y/n) berbalik lalu menyimpan gulungan tersebut serta mengambil ransel miliknya lalu menyampirkan ransel nya.

Sudah dua hari ia pergi sejak misi dadakan ini di berikan. (Y/n) berjalan menghampiri hilir sungai dan mencuci tangan serta wajahnya. Namun sebelum itu, ia sempat mengangkat baju nya untuk melihat bekas jahitannya. Oh baiklah, sekarang sisi kanan dan sisi kiri perutnya sama-sama memiliki bekas jahitan. Yang kanan dua tahun yang silam, lalu yang kiri barusan. Tetapi ini sudah menjadi resiko nya jika menghadapi misi-misi kriminal seperti ini. Entahlah, (Y/n) sendiri lebih menyukai sesuatu yang berbau kriminal ketimbang politik ataupun medis.

Baru lah setelah itu (Y/n) melompat pergi dari lokasi tersebut menuju Konoha.

***

"Ini laporan misi ku." Tanpa basa-basi, (Y/n) langsung masuk ke dalam kantor Hokage dan meletakkan gulungan yang berisi catatan tentang laporan misi nya. Musuhnya tadi pun sudah ia serahkan pada kepolisian.

"Ternyata kau bisa menangani ini dengan cepat ya," sambut Tsunade sembari membaca gulungan yang (Y/n) berikan.

(Y/n) hanya memutar kedua bola matanya malas kemudian langsung mendudukkan dirinya di kursi yang berada di hadapan Tsunade. Ia menyandarkan punggungnya dengan nikmat dan tangan kiri yang masih memegang bekas jahitan.

Meski (Y/n) sudah semakin kuat, hanya saja ia tetap memiliki beberapa titik kelemahan. Contohnya ini, (Y/n) paling tidak nyaman jika sudah ada anggota tubuhnya yang harus di jahit.

"Apa aku bisa mendapatkan cuti, Tsunade-sama?" Pertanyaan lirih itu keluar dari mulut (Y/n).

Tsunade yang tengah membaca gulungan pun mengalihkan perhatian. Ia lihat (Y/n) memejamkan mata dan kemudian dia berdehem. "Belum, aku ada misi baru lagi untuk mu."

(Y/n) berdecak. Apa wanita ini mau menyiksa nya?

Kemudian (Y/n) menghela nafas lalu membuka matanya dan menatap Tsunade tanpa minat. "Hah ... baiklah, tapi sebelum itu, aku ingin pergi ke rumah sakit untuk memperbaiki luka jahitan ku."

𝐖𝐀𝐓𝐀𝐒𝐇𝐈 𝐍𝐎 𝐌𝐎𝐍𝐎𝐆𝐀𝐓𝐀𝐑𝐈 ; 𝐬𝐡𝐢𝐩𝐩𝐮𝐝𝐞𝐧 ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang