25: Selamat datang 15 tahun

2.8K 568 251
                                    

Happy reading gais😌 ini update-an terakhir aku sebelum memasuki UTS👍

***

Ia beralih mengusap wajahnya lalu kembali mendudukkan tubuhnya. (Y/n) tatap jendelanya yang masih terbuka. Saat menghadap keluar, ia langsung disuguhi pemandangan jalanan desa yang terlihat sangat sepi. Hanya tinggal hitungan beberapa menit saja hari akan segera berakhir dan dirinya juga belum memutuskan untuk segera tidur. Ada suatu hal yang sangat ia nantikan.

"Ya, tanpa aku sadari waktu terus berjalan dan aku masih berada di jalan ku." (Y/n) bermonolog sembari beralih ke arah nakas dan membuka lemari kecil nakasnya.

Di kamarnya yang terang temaram ini, (Y/n) meraba-raba isi laci mejanya dan tengah berusaha mencari sesuatu. Saat mendapatinya, dirinya tersenyum tipis. Dengan segera (Y/n) melirik jam dinding yang terpajang di dinding dekat lemari pakaiannya. Hanya tinggal dua menit saja hari akan berganti.

(Y/n) berdiri di depan pintu jendelanya lalu menghidupkan sebuah lilin putih berukuran kecil lalu meletakkannya di atas pintu jendelanya. Angin berhembus dengan tenangnya. Bahkan sesekali angin menerbangkan helaian anak rambutnya.

(Y/n) tersenyum tipis, lalu (Y/n) melindungi api kecil yang menyala di atas sumbu lilin menggunakan kedua tangannya.

Tck!

"Selamat ulang tahun diri ku."

Saat mendengar suara jam dinding berdeting, itu menandakan hari telah berganti dan dirinya juga sudah bertambah usia hari ini. Ya, sudah lima belas tahun dirinya hidup di dunia ini.

Setelah mengucapkan kalimat itu, (Y/n) memejamkan matanya. Ada beberapa harapan yang ingin ia ucapkan di dalam hatinya.

"Aku harap, ayah, ibu, kakek, nenek, dan paman, mereka juga merayakan ulang tahun kali ini. Aku hanya ingin doa yang terbaik saja. Tidak yang aneh-aneh. Dan kelak, semoga aku mendapatkan jodoh yang tampan dan tidak dingin!"

Setelah mengucapkan harapannya, (Y/n) membuka kedua matanya. Ia menghembuskan angin dari dalam mulutnya dan berhasil membuat api kecil itu padam. Lagi, dirinya tersenyum. Namun, senyuman ini bukan senyuman tipis. Melainkan senyuman bahagianya.

Ia mendudukkan dirinya lalu meletakkan kepalanya di atas pintu jendela yang sebatas pinggangnya saat berdiri. (Y/n) menatap lilin yang masih menyala dengan mata yang berbinar.

Lagi dan lagi seuntas senyuman tergambar diwajahnya yang terlihat damai itu.

"Ini adalah ulang tahun ke sepuluh tanpa kehadiran ayah dan ibu. Ini adalah ulang tahun ke lima belas tanpa kehadiran mu, Nenek. Ini juga adalah hari ulang tahun ke empat ku tanpa Kakek. Dan ini adalah ulang tahun pertama ku tanpa kehadiran mu paman Asuma. Aku ... aku sangat merindukan kalian."

Bersamaan dengan kalimat itu berakhir, (Y/n) meneteskan air matanya dan dengan segera menghapusnya. Ia tidak mau momen bahagianya ini hancur hanya karena tangisan sialannya.

(Y/n) menghela nafasnya lalu berdiri dari duduknya. Ia menatap lilin yang masih berdiri kokoh dengan bagian atas yang sudah sedikit meleleh karena panas api. Dirinya menghangat, entah harus menggambarkan seperti apa. Hanya saja, (Y/n) masih bisa bersyukur bisa merayakan hari bertambah usianya meski dengan lilin dan korek beserta ditemani hembusan angin dan detak jam.

***

TOK! TOK! TOK!

"(Y/N)-NEECHAN!! BANGUN!!"

(Y/n) berdecak, lalu membuka matanya dengan paksa. Konohamaru sialan! (Y/n) hanya ingin tidur tanpa adanya gangguan. Ia ingin di hari cuti dan hari ulang tahunnya mendapatkan ketenangan. Setelah misi panjang ketika melakukan penyegelan Sanbi kemarin gagal, (Y/n) masih sempat menjalani misi kecil dan akhirnya Tsunade memberi dirinya waktu libur selama beberapa hari.

𝐖𝐀𝐓𝐀𝐒𝐇𝐈 𝐍𝐎 𝐌𝐎𝐍𝐎𝐆𝐀𝐓𝐀𝐑𝐈 ; 𝐬𝐡𝐢𝐩𝐩𝐮𝐝𝐞𝐧 ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang