17: Seorang Shinobi

2.9K 625 74
                                    

****

Konohamaru menyerah untuk mengajak (Y/n) masuk. Bahkan gadis yang usianya saat ini segera menginjak 15 tahun itu terlihat seperti tidak tersentuh. Untuk pertama kalinya, Konohamaru melihat (Y/n) seperti ini.

Karena selama ini, Konohamaru selalu melihat sisi (Y/n) yang mandiri, galak, sarkas, berwibawa, dan ceria.

(Y/n) terus menerus menatap ke arah langit yang masih terus bersinar. Bahkan angin malam yang menerpa tubuhnya terasa sejuk alih-alih terasa dingin. Ini memang sangat berat. (Y/n) dan Asuma sangat dekat dan kini (Y/n) dan Asuma berpisah karena kematian.

Entah langkah apa yang akan ia ambil selanjutnya. Menyesali kepayahannya atau bangkit dari keterpurukannya. (Y/n) menghela nafas kemudian menundukkan kepalanya dengan mata yang terpejam.

"Semuanya, semuanya mulai meninggalkan ku. Setelah ini, siapa lagi yang akan meninggalkan ku? Kenapa tidak aku saja yang mati?" Gadis itu bermonolog rendah.

"Kau tidak masuk ke dalam?"

(Y/n) mendongak saat mendengar suara seseorang yang bertanya. Terlihat Tsunade berdiri sembari bersidekap dada dan menatap (Y/n) dengan tatapan matanya yang datar.

(Y/n) tidak merespon, melainkan kembali menunduk serta mengabaikan kehadiran Tsunade.

"Aku bertanya pada mu, bocah!" ketus Tsunade sembari mendudukkan dirinya di samping (Y/n).

(Y/n) tidak merespon, melainkan ia terus menunduk dan sudah menulikan pendengarannya agar tidak ada yang menggangu kesendiriannya.

Tsunade yang melihat kondisi (Y/n) hanya mampu menghela nafas berat. Ini memang berat. Karena dirinya sendiri juga pernah kehilangan sang adik dan kekasihnya. Tsunade tau apa yang (Y/n) rasakan saat ini. Maka dari itu ia datang ke sini untuk menghibur gadis yang hobi berbicara sarkas serta menyelonong duduk di kursinya.

Tsunade berdehem lalu mengeluarkan sebuah kotak kecil berukuran persegi panjang dari dalam saku bajunya. "Waktu itu, kau pernah meminta ku untuk mengajari mu judi kan? Kali ini aku akan mengajari mu cara bermain kartu yang benar dan teknik jitu untuk menang," ucap Tsunade sembari mengeluarkan tumpukan kartu dari kotaknya.

(Y/n) mendongak dengan tak minat. Lalu mata sayu menatap wajah Tsunade dan kartu yang Tsunade pegang secara bergantian. Setelah itu ia kembali ke posisi semulanya. "Aku tidak tertarik," tolak (Y/n).

"Jangan membantah ku!" paksa Tsunade.

(Y/n) tidak merespon, melainkan ia langsung berbalik dan menghadap Tsunade. Kedua matanya menatap sendu pada deretan kartu yang sudah terletak di atas teras rumahnya dengan posisi terbalik. Kepalanya pun tertunduk dalam.

"Apa sebelumnya kau sudah tau sedikit cara bermainnya?" tanya Tsunade sembari mengumpulkan kembali kartu yang sudah ia jejer kan tadi.

Lalu tangan Tsunade mulai mengocok kartu di tangannya. Kemudian ia membaginya menjadi dua dengan sama rata.

"Ya, aku sudah tau sedikit," jawab (Y/n). Sekali lagi, nada bicaranya tidak memiliki gairah sama sekali.

Setelah kartu terbagi sama rata. (Y/n) mengambil kartu bagiannya dengan tak minat. Ia menatap deretan kartu yang ia dapat. Angkanya lumayan besar dan cukup menguntungkan untuk menang.

Tsunade dan (Y/n) sama-sama meletakkan kartu pertama yang mereka pilih dan setelah itu mereka sama-sama membuka kartu yang mereka pilih dan ternyata, angka kartu (Y/n) lebih besar dan otomatis (Y/n) yang menang.

"Ternyata kau hebat juga untuk permainan kartu dasar seperti ini," puji Tsunade sembari kembali meletakkan kartunya.

"Kau itu kuat, berbakat, pintar, dan bisa diandalkan," ucap Tsunade sembari membalik kartu yang barusan ia letak dan saat mendapati dirinya yang menang, sesaat Tsunade tersenyum.

𝐖𝐀𝐓𝐀𝐒𝐇𝐈 𝐍𝐎 𝐌𝐎𝐍𝐎𝐆𝐀𝐓𝐀𝐑𝐈 ; 𝐬𝐡𝐢𝐩𝐩𝐮𝐝𝐞𝐧 ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang