46: Akhiri

3.1K 560 246
                                    

Happy reading ❤️

***

Perang masih terus berlanjut meski korban terus bertambah. Bahkan, ketika Naruto melihat (Y/n) dan Neji telah dinyatakan tewas, pemuda itu sempat merasa putus asa. Begitu pula dengan yang lain.

Namun, Hinata berhasil menyadarkan Naruto dan kembali memberikan semangat kepada pemuda itu. Naruto yang tersadar pun akhirnya bangkit dan memutuskan untuk kembali berjuang bersama rekan-rekannya.

Ia tidak akan membiarkan penyelamatan yang Neji lakukan untuk melindungi dirinya dan Hinata sia-sia dan pengorbanan (Y/n) untuk menyelamatkan semua aliansi dari Duri raksasa Juubi sia-sia.

Naruto hanya tak menyangka kalau gadis yang ia kenal sarkas dan blak-blakan itu akan pergi meninggalkannya secepat itu. Namun, ini bukanlah waktunya untuk larut dalam kesedihan yang mendalam. Perang harus di akhiri agar semua pengorbanan dapat terbalas dengan setimpal.

Itu lah yang harus Naruto dan yang lain akhiri.

Perang terus berlanjut, keadaan semakin genting. Namun, semua mendapatkan harapan ketika para Hokage terdahulu tiba. Inilah hal yang tidak di duga. Hasirama Senju, Tobirama Senju, Hiruzen Sarutobi dan Minato Namikaze telah tiba untuk membantu para aliansi mengakhiri perang ini.

"Aku Minato Namikaze, siap bertarung."

Mata Naruto berbinar ketika melihat sang ayah dalam wujud edo tensei tiba di hadapannya dan berhasil menyelamatkan para aliansi dari Biju Dama dengan cara memindahkan ledakan itu ke laut.

"Ayah ...." Sedari kecil ia belum pernah melihat ayahnya dan kini ia bertemu dengan ayahnya.

Sempat terjadi beberapa pembicara, tetapi, itu semua terpotong kala Hiruzen tiba di samping Minato dan mengedarkan pandangannya seperti mencari sesuatu.

"Apa (Y/n) tidak ikut berpartisipasi?" Hiruzen bertanya dan berbalik menatap Naruto yang masih diobati oleh Sakura.

Naruto tampak menunduk dan mengepal kedua tangannya kuat. Giginya bergemelatuk, tetapi, ia harus tetap mengatakan yang sebenarnya pada Hiruzen dan menepis kesedihan serta penyesalannya yang ia rasakan.

"(Y/n) telah gugur dan berhasil menyelamatkan para aliansi." Jawaban Naruto berhasil membuat orang-orang disekitarnya terdiam.

Hiruzen sempat bergeming, tetapi, tak lama ia tersenyum tipis dan mendongak menatap langit malam. "Pantas saja aku seperti baru bertemu dengannya. Namun, setidaknya anak itu sudah melakukan hal yang benar."

Naruto bergeming, Hiruzen jelas sedih dengan kematian cucunya, tetapi, ia tampak tidak menyesalinya. Karena cucunya tewas demi melindungi para pejuang yang berjuang demi kedamaian dunia, bukan lagi hanya untuk desa.

"Baiklah, sekarang aku dan Hiruzen-sama akan mengalihkan serangan Juubi. Naruto, kau fokus untuk menyembuhkan diri mu terlebih dahulu karena sebentar lagi, teman mu akan tiba."

***

Hamparan pantai dan laut yang terlihat segar menjadi pemandangan (Y/n) saat ini. Langit cerah pun tampak menjadi pelengkap dalam santapan mata untuk memandang. Senyuman pun tak kunjung memudar karena ia memang sudah pulang. Tidak ada lagi beban berat yang dipikulnya. Semua sudah berakhir bersama kisahnya.

Dan kini, ia sudah berkumpul dengan orang-orang yang ia sayangi yang sempat meninggalkannya dulu. Gadis itu menghela nafas dan memejamkan matanya. Membiarkan angin sejuk menerpa wajahnya dan menerbangkan anak rambutnya.

"Kau yakin ini sudah berakhir?"

Mata yang terpejam itu lantas terbuka, menatap sang nenek yang bertanya. Ah, (Y/n) baru ingat kalau selama ini ia belum pernah berbicara dengan neneknya sama sekali. Jadi, sekarang adalah waktu yang tepat.

𝐖𝐀𝐓𝐀𝐒𝐇𝐈 𝐍𝐎 𝐌𝐎𝐍𝐎𝐆𝐀𝐓𝐀𝐑𝐈 ; 𝐬𝐡𝐢𝐩𝐩𝐮𝐝𝐞𝐧 ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang