Minhee mengucapkan terimakasih kepada penjaga kasir. Akhirnya pelembab bibir incarannya terbeli.
Melewati toko pakaian matanya terpaku ke deretan pakaian bayi dan anak yang lucu-lucu. Iseng masuk dan melihat-lihat.
Ia hampir memekik gemas menemukan sepaket gaun warna biru muda untuk anak perempuan, ada bando dan kaos kakinya.
"Ini pasti cocok kalau dipakai dahyun, ukurannya juga pas"
Selesai membayar, minhee segera keluar sebelum jam istirahatnya habis. Bisa-bisa bosnya yang nyebelin itu ngomel-ngomel. Karena tak memperhatikan jalan, minhee menabrak wanita.
Menyesal bukan main setelah menunduk dan mengucapkan maaf berkali-kali. Yang ia tabrak adalah kim yeonhee, mantan istri bosnya.
"Oh, kang minhee. Sekretaris sekaligus calon istri yunseong?"
Minhee hanya mendecih, malas dengan orang ribet.
"Kamu tak terlihat baik untuk mantan suamiku juga anakku"
Minhee melotot, mengambil nafas sebentar agar tidak kelepasan memukul wajah wanita cantik itu.
"Anda bahkan lebih buruk lebih saya, yunseong memilih bercerai daripada anaknya menderita mempunyai ibu yang kejam. Iya kan?"
Minhee mengibas poni cantiknya lalu pergi.
•••
"Kamu kemana sih istirahat tadi?"
"Belanja dong, kan gedung temen kamu sebelahnya mall. Aku juga beliin dahyun baju."
"Harusnya seneng ngomongnya, kok judes gitu yang?"
"Ya"
Yunseong menepuk dahinya, menyesal bertanya, minhee nanti juga akan cerita. Mereka lalu diam, yunseong menyalakan radio mobil agar tak terlalu mencekam.
Semoga mood minhee membaik setelah bertemu dahyun, malam ini mereka pulang ke rumah keluarga yunseong.
"Mama minhee!"
Minhee tersenyum lalu menggendong dahyun, anak 3 tahun itu memeluk erat lehernya.
"Pileknya udah sembuh sayang?"
"Udah!"
"Pinter banget!"
Mama hwang muncul dengan tergopoh menghampiri calon menantu juga cucunya. "Dahyun, mama minhee pasti capek. Turun sayang"
"Ngga apa ma" tutur minhe lembut.
Wanita itu menuntun minhee duduk "Yunseong mana?"
"Masih dibelakang kali ya, minhee suruh bawain barang-barang hehe"
Yunseong muncul dengan sedikit berantakan.
Mama hwang tersenyum usil lalu berbisik ke si calon menantu. "Kalian main dimobil?"
"A-ah enggak ma, minhee lagi kesal terus minta cium aja" cicitnya.
Minhee keluar dari kamar mandi dan duduk diranjang yunseong. Yang punya sedang merokok di balkon.
Agak lelah juga harus membujuk dan menemani dahyun tidur tadi, tapi minhee senang anak yunseong itu menerimanya dengan baik.
"Mikirin apa?"
Minhee menggeleng, yunseong ikut duduk dan mengusap kepala kekasihnya.
"Ayah sama bunda jadi minggu depan datang?"
"Iya, ditunda lagi makin lama entar"
"Kalo kelamaan kamu nanti kabur ya?"
"Apasih"
"Ya abisnya kamu mau sama duda gini"
Minhee melengkungkan bibir bawah menatap yunseong yang tersenyum palsu. Dia ini beruntung bisa menikah dengan yunseong nanti. Pria yang baik dan tampan.
"Kamu jangan bikin aku makin kesel dong"
"Iya, maafin"
Minhee meraih wajah yunseong lalu mengecup bibir tebal prianya. Memiringkan kepala, lidahnya mengetuk bibir yunseong supaya terbuka. Mereka berciuman liar.
"Aku tadi siang ketemu mantan istri kamu. Yunseong, cum on me"
Yunseong menelan liurnya susah payah . "Aku kehabisan kondom hee, gatau di mobil ada nggak"
"Gapapa kok kalo aku hamil, dahyun juga pengen adik kan"
Yunseong menggeram, sekali tarikan tubuh minhee sudah terbaring. Si cantik menyeringai, yunseong memang mudah terpancing jika dengannya.
Pria hwang itu melucuti pakaian minhee, celananya sudah terasa sesak hanya dengan melihat tubuh semampai calon istrinya.
Jarinya menelusuri dari tulang selangka hingga paha, membuat empunya melenguh.
Setelah melepas kaosnya, yunseong menghajar bibir minhee lagi. Tangannya turun meremas dada kiri minhee dan mencubit putingnya.
Ciuman mereka terlepas bersamaan dengan paha minhee dilebarkan.
"Enghh-aku mau di atas"
"Oke"
Nafas keduanya terputus-putus karena gairah. Minhee membelai perut seksi yunseong lalu mengangkat tubuhnya sedikit. Memberi servis sebentar ke penis yunseong hingga pria itu keenakan sendiri.
"Ugh-sesak"
Yunseong mencengkeram lembut pinggang minhee melihat sang pujaan berusaha memasukkan."Berhenti bentar gapapa"
Minhee menggeleng, langsung bergerak pelan dan teratur. Berusaha membuat kepala penis yunseong mengenai gumpalan nikmatnya. Maka setelah berhasil, minhee mempercepat gerakan.
Terus bergerak hingga hawa menjadi panas dan keringatnya mengenai tubuh yunseong yang pun berpeluh.
Desanan keduanya bersahutan merasakan nikmat, minhee menuntun tangan yunseong untuk memainkan putingnya.
"Yunseong!"
Minhee menjatuhkan diri ke tubuh yunseong lemas setelah spermanya keluar. Si dominan membiarkan sejenak, hingga dia merasakan liang itu berkedut. Mencengkeram pantat minhee lalu menumbuk cepat dari bawah, membuat minhee memekik kemudian mendesah ribut.
"-hhhh"
Yunseong keluar, minhee dapat merasakan banyaknya cairan pria itu hingga menetes ke pahanya.
.
End