Menghirup aroma manis yang menguar dari bahu polos minhee, yunseong memeluk perut si cantik dan makin merapat. Membuat yang dipeluk merasa agak terganggu.
"Lepas"
"Hm"
Yunseong terkekeh, membiarkan minhee bangkit lalu memungut asal kaos di lantai. Tak peduli ia malah mengambil baju yunseong, pria itu punya ganti banyak di lemarinya. Bukan hal baik jika ia terus telanjang, si tampan hwang akan mengulangi kegiatan beberapa waktu lalu.
"Udah pagi ya?"
"Udah"
"Kok belum pulang? Katanya ada janji sama pacar lo"
Yunseong diam dan menatap minhee. Ada perasaan bimbang-selalu begini jika ia akan pergi.
"Yaudah, gue pulang ya"
"Ya"
Sampai pintu kamarnya tertutup, minhee masih diam. Tumben yunseong tak memberi salam perpisahan seperti biasa-mengusap rambutnya atau memberi kecupan singkat.
Notifikasi pesan membuat segaris senyum hadir di bibir bengkaknya.
Yunseong adalah temannya sejak lama, tapi mereka lebih dari itu. Kali ini minhee memutuskan untuk menerima kehadiran pria lain. Supaya bisa lepas dari yunseong dan menjalani hidup masing-masing tanpa saling ketergantungan begini.
Dongyun mencebikkan bibir melihat yunseong siang ini terlihat lesu, tidak penuh kasih kepadanya seperti biasa.
"Kak? Kamu ok?"
"Ya?"
"Kak yunseong dari tadi nggak fokus ah"
"Maaf sayang"
Dongyun mengangguk saja, membiarkan rambutnya dielus pelan.
"Abis ini kita kemana kak? Aku mau lama sama kak yunseong"
Yunseong tersenyum sebentar. "Maaf dongyun, nanti sore kakak ada urusan. Besok-besok kita lamain deh"
"Beneran ya"
"Iya"
Donyun terkekeh senang, yunseong ikut tersenyum melihatnya. Mata tajamnya tak sengaja melihat pengunjung restoran yang baru masuk.
Kaget saat melihat minhee bersama seorang pria. Mereka terlihat dekat, bahkan bergandengan tangan. Mereka duduk agak jauh.
Menimpali obrolan dongyun seadanya, yunseong malah asik mengamati 'temannya'. Tanpa sadar meremas kencang sendok saat melihat tangan pria asing itu menyentuh wajah minhee. Marah menyaksikan minhee menerima semua perlakuan yang ditujukan padanya.
"Kak! Kamu bengkokin sendoknya!"
"O-oh! Astaga"
Minhee mengucapkan terima kasih saat woobin membukakan pintu mobil untuknya. Ternyata menghabiskan waktu dengan woobin menyenangkan.
"Makasih hari ini ya hee, kakak seneng banget"
"Aku juga seneng kak"
Woobin merentangkan tangan, minhee mengerjab lalu memajukan tubuhnya untuk direngkuh hangat. Pipi gembilnya merona saat pelukan mengerat dan tangan besar woobin mengusap punggungnya.
Mobil putih didepannya menjauh, minhee masuk ke rumah dengan riang. Tersentak kaget menemukan yunseong duduk tenang di sofa.
"Seneng banget ya main seharian"
"Iya dong, kak woobin baik banget huhu"
Yunseong mendecih melihat minhee bahagia dengan pria lain.
"Lo nggak mikirin perasaan gue?!"
Minhee berhenti jalan menatap bingung yunseong. "Maksud lo apa njir?"
"Gue nggak suka lo bareng cowok lain"
"Ck, dah gila"
Minhee lanjut berjalan ke kamar namun yunseong menariknya kuat-sampai tanganya terasa sakit.
"Yunseong!"
"Apa?!"
"Hiks-gue capek begini terus. Berhenti ya, gue mau hidup normal. Gak melulu sama lo terus, lo juga gak bisa ngekang gue terus seong"
Yunseong melunak, tubuh ramping minhee ia tarik untuk dipeluk. Mengecup pelipis minhee berkali-kali. Membiarkan isakan si cantik makin keras dan jaket atasnya semakin basah, yang penting minhee mereda.
"Lo boleh pacaran, atau nikah sekalipun. Tapi sama gue aja"
"Hng?"
Melonggarkan pelukan untuk melihat wajah sembab minheenya. Gemas sekali, yunseong menggesekkan hidung keduanya sebentar.
"Gue sayang banget sama lo. Maaf buat semuanya, gue emang goblok"
"Goblok banget hiks"
Jempol yunseong mengusap lembut pipi basah minhee.
"Lo gemes deh kalau nangis gini. Tapi..."
"Tapi?" Tanya minhee sudah berhenti terisak
"Gue kok tegang ya"
"Bajingan!"
Yunseong tertawa, pelukannya tak dilepas. Malah meremat pinggang ramping minhee dan mulai mencium bibir pink menggoda itu.
"Hhh-nggak mau! Gue capek"
"Mana bisa lo nolak"
Minhee terdorong sampai pinggangnya menabrak belakang sofa. Tubuhnya dibalik, mengerang lirih merasakan hisapan yunseong di tengkuknya.
Tangan si tampan tak diam, meremas dan merabai tubuh atas minhee. Yang sebelah melucuti pakaian bawah minhee.
Yang dimasuki menggigit bibir kuat saat lubangnya sudah diterobos, hampir tak bisa menahan beban tubuh saat batang itu langsung menggempurnya kencang.
"Anghh pelan-pelan brengsekhh"
Yunseong menyeringai. Memeluk perut dan leher minhee posesif, sambil terus menghantam telak.
Minhee meneriakkan nama yunseong saat klimaksnya datang, karena titiknya ditumbuk keras juga penisnya yang terus bergesekan dengan kulit sofa.
"Cuma gue yang bisa bikin lo begini hee, nggak ada yang lain"
Tangan yunseong meraih rahang minhee, menghajar habis bibir kesukaannya selagi pinggulnya masih bergerak cepat.
.
End