"Suwe ora jamu, jamu godong lateng
..suwe ora ketemu, ketemu pisan gawe meteng"Minhee hampir tersedak es jeruk mendengar nyanyian ngawur kai. Tangannya mengambil tudung gorengan lalu dipukulkan ke kepala temannya itu.
Taeyoung sudah terbahak. Untung saja keadaan warung sepi, entah bude pemilik dengar apa tidak, beliau sedang cuci piring.
"Aduh, hee! Kepala ganteng gueee"
"Yang bener makanya, ningsih!"
"Galak amat, mince!"
Sebal dengan taeyoung yang masih tertawa, minhee mangambil bakwan. Separuh ia masukkan ke mulut pemuda berambut biru itu.
Kai berdehem, "itu kan lagu buat elu"
"Maksud??"
"Ya lo sama pacar om om lo itu"
"Mas yunseong cuma lima tahun dari kita?!"
Minhee mengambil tisu untuk mengusap bibirnya yang penuh minyak. Bersama dua orang ini sama saja minhee mengasuh anak sekolah dasar yang bandel.
"Dahlah, mas yunseong nunggu diperempatan nih. Bye babuku~"
Minhee langsung berlari setelah memakai ranselnya.
"Setan! Siapa yang bayar makanan lo anjrit!"
Minhee menahan tawa sambil terus berlari, "youngtae!"
Yunseong tersenyum tipis melihat minhee yang berlari ke arah mobilnya. Masuk dengan cengengesan membuatnya mendengus.
"Seneng banget, nongkrongnya sama siapa?"
"Ya dua temenku sejak kecil itu mas, siapa lagi"
"Kiranya sama cowok lain"
"Idih idih"
Minhee memakai sabuk pengaman dan yunseong mulai menyalakan mobil.
Gorden kamar yunseong belum ditutup, hujan deras kelihatan buat minhee meringis. Yunseong di karpet masih mengerjakan laporan, jabatannya naik beberapa hari lalu otomatis pria tampan itu makin banyak kerjaan.
"Mas yunseong ganteng banget, nikah yuk?"
Yunseong terkekeh tanpa menoleh, "kalau kamu udah siap juga mas langsung nemuin bapak ibuk di kampung dek"
"Adek udah siap"
"Mana? Gak kelihatan tuh, masih omongan doang"
Minhee menggulingkan tubuh rampingnya, menjadikan kepalanya mendekat ke sang pacar. Ia kecup leher yunseong iseng, ikut melirik tulisan yang sama sekali tak ia pahami.
"Bentar ya"
Minhee mengangguk, senang saat jari besar yunseong mengusap pipinya.15 menit kemudian, yunseong selesai. Bangkit untuk bergabung dengan minhee yang berbaring di kasurnya.
Meraih pinggang minhee lalu menggesekkan hidung mereka, "gimana kuliahnya hari ini?"
"Biasa aja, tapi tadi mas ojolnya agak ngantuk hampir nabrak ayam"
Yunseong tertawa, minhee menatap penuh puja. Minhee sering berfikir sejak pertemuan pertama mereka, yunseong mungkin kelilipan. Bisa-bisanya naksir kepada anak urakan sepertinya.
Menyadari sudah hampir pukul duapuluh dua, akhirnya ia menginap lagi. Malas sebenarnya jika teman kos kepo bertanya kenapa sering tak pulang ke kos.
Kepala minhee yunseong pindahkan ke lengannya. Mereka bertatapan, lama-lama yunseong mendekatkan wajahnya dan bibir keduanya menyatu.
Minhee mulai merona saat kecupan mereka semakin intens, saat ia membuka mulut mempersilahkan lidah yunseong masuk, seluruh tubuhnya mulai terasa panas. Begitupun yunseong
Nafas keduanya terengah saat ciuman basah itu terlepas. Yunseong menarik diri, turun untuk mengerjai leher minhee hingga ke bawah. Kancing piyama beruang sang pacar ia lepas satu demi satu.
Minhee melenguh saat hisapan ia rasa di perut. Meneguk ludah ketika yunseong terus turun dan memberi banyak tanda di paha mulusnya. Menarik napas lega saat yunseong berhenti, kembali ke posisi awal.
Tapi ternyata tidak, ia menatap minhee tanpa ekspresi dengan dua jarinya memasuki lubang minhee dibawah sana.
Wajah cantik itu bergairah dan mata berkaca, yunseong menyukainya. Ia kecup sekilas bibir minhee yang mendesahkan namanya secara lirih.
Menanggalkan celana minhee serta dalamannya. Tubuh minhee didorong hingga ia jadi membelakangi yunseong. Minhee menoleh ke bawah sembari tangannya melebarkan belahan pantat kenyalnya. Memejamkan mata saat penis yunseong mulai masuk.
"Tatap mas, sayang"
Minhee menggigit bibir bawah lalu membuka mata dan melirik ke belakang. Yunseong langsung menghentak sekali dengan kuat. Minhee menjerit kecil, nafasnya mulai memberat.
Pinggang ramping itu yunseong remat, mulai bergerak. Menggeram merasakan miliknya dilingkupi sempit dan hangat.
Minhee mendongak dan desahannya makin berantakan. Yunseong memilih menenggelamkan wajahnya ke pundak minhee. Pinggulnya terus bergerak maju mundur memuaskan dirinya juga minheenya.
.
End