⚠️Minhee : 37th
Yunseong : 18th
Taeyoung anak minhee, seumur hys😉.
Ketukan pada pintu membuat minhee buru-buru membasuh muka, lalu keluar setelah memakai sendal bebek kuningnya.
Terpampang taeyoung-anaknya sudah rapi dengan setelan sekolah ternama. Senyum tampan kesayangan minhee, ingin ijin berangkat.
"Maaf mama nggak ikut sarapan"
"Gapapa, kata bibi semalem mama pulang jam 12. Tidur lagi aja"
Meraih tangan minhee untuk dikecup, taeyoung lalu pamit ke sekolah. Memastikan sang anak turun dari tangga, minhee mengunci lagi pintu. Menggelengkan kepala melihat yunseong masih mendengkur diranjangnya.
"Kamu nggak sekolah heh?"
"..."
Minhee tak peduli, urusan bolos atau tidak anak ini. Ikut masuk selimut kemudian nemplok ke punggung lebar partner mudanya.
.
Yunseong memukul ringan bahu changuk.
"Lo dateng sebelum istirahat anjeng, kok bisa lulus dari sekuriti"
"Yunseong punya cara"
"Fakyu"
Mereka mengambil nampan masing-masing yang sudah terisi bento kemudian mencari meja kosong. Ketemu, yunseong langsung makan dengan lahap.
"Kek gelandangan lo"
Yunseong meminum sari jeruknya lantas menatap changuk. "Bawel banget dah lo ngalahin bu kantin. Gue nginep tempat pacar mau ikut makan ntar ketauan orang rumahnya bangsat"
"Zinah mulu, pacar lo keknya bukan orang biasa"
"Kelon doang anjer, emang luar biasa sih doi"
"Yeee"
Ada tiga siswa melewati mereka, itu taeyoung dan temannya. Yunseong dan anak minhee itu tak sekelas, cuma sebelahan jadi sangat sering bertemu.
Obrolan tiga anak itu agak membuat yunseong terganggu.
"Mama sendiri yang bilang nggak mau nikah lagi sih"
"Wah, padahal om minhee cantik masih muda lagi"
Taeyoung terkekeh, "akhir-akhir ini sibuk dia. Tapi kalau disuruh milih, gue setuju mama gak nikah lagi. Dia terlalu berharga buat orang lain"
Changuk sibuk ponsel sambil mengunyah, tak tahu yunseong sedang menyeringai dan membatin.
'Yang buat mama lo sibuk itu gue, cinta mati gue sama dia'
.
Yunseong melepas helm minhee lalu menyerahkannya ke mang ojek, memakai hoodie juga jeans pria cantik itu terlihat jauh lebih muda.
Dia bahkan berani taruhan jika minhee mengenakan setelan sekolahnya akan sangat cocok.
"Dingin ya?"
Tangan besarnya melingkupi tangan putih pucat yang lebih tua saat minhee mengangguk.
"Iyalah, kan malem"
"Lagian kenapa nggak pake mobil? Gue juga bisa jemput"
"Kan aku kabur dari rapat seong, gapapa sekali kali"
"Hm, yaudah"
Menggandeng minhee masuk ke rumahnya. Si kang selalu menatap kagum hunian yunseong ini. Padahal tinggal sendiri, anak laki-laki, namun rajin dan suka kebersihan.
"Laper nggak?"
"Nggak"
Yunseong melepas hoodie minhee menyisakan kaos hitam tipis favorit. Minhee langsung naik ke pangkuannya.
"Buru-buru? Kamu juga udah kepengen?"
"Kamu tiap minta lewat chat gitu aku auto kepancing, kaya gatau aja"
Pantat minhee ditampar 2 kali. Kenyal, kulit minhee pun masih kencang. Perawatan kecantikan seminggu dua kali dan rajin berolahraga buat pria itu seperti berusia 20tahun.
Yunseong mengangkat minhee ke kamarnya, membuka laci mengambil salah satu vibrator. Minhee dibanting ke ranjang dan ditelanjangi tubuh bawahnya.
Diam-diam minhee selalu kagum akan stamina yunseong, apalagi saat menggempurnya. Jari lentiknya meremat bisep yang mulai terbentuk si pemuda saat lubangnya dimasuki benda bergetar itu. Sialan, kecepatan maksimal yang dipencet
Ke pangkuan yunseong lagi, keduanya saling melumat bibir rakus. Leher dan pundak sempit itu tak luput dari jamahan bibir tebal yunseong.
Merabai kerutan merah muda minhee dan lumayan basah, pekikan pelan terdengar jari yunseong mengeluarkan vibrator.
Minhee memompa sebentar penis yunseong lalu dimasukkan perlahan ke holenya.
Selanjutnya mereka menggila, mengejar orgasme yang tak cukup hanya satu kali.
.
End