"Biar minhee saja"
Yunseong menjauh lalu membiarkan minhee mencuci piring, yang lebih tua bersandar di counter dapur lalu melirik sang adik tiri.
"Apa kau sama seperti ibumu? Memakai topeng lembut dan penyayang?"
"Ibu memang begitu hyung, tak perlu memakai topeng"
"Mau kalian sebaik apa, aku tidak menerima kalian sampai kapanpun"
Minhee tersenyum, "hyung hanya membenci kami karena status omega. Hyung sebenarnya mulai menyayangi ibu kan, tak apa jika hyung membenciku..namun jangan ibu..dia orang paling baik"
Minhee menunduk lalu buru-buru pergi dari hadapan yunseong. Cuciannya juga sudah selesai.
"Hei-"
Yunseong awalnya berniat marah, namun saat menarik pundak minhee dia terkejut saat wajah cantik itu memerah.
"H-hyung lepaskan, aku harus segera ke kamar"
Minhee terlihat lebih menarik.
Yunseong menyeringai, mungkin bukan bentakan untuk menghukum minhee...namun sesuatu yang lain. Bagaimana bisa ia tak menyadari feromon minhee yang sudah menguar tajam sejak tadi.
Menarik tubuh ramping itu hingga menempel padanya, minhee melenguh. "Kau heat ya?"
Hidung bangirnya mendekat lalu menghirup dalam leher minhee. Bukannya menolak, minhee mencengkeram baju yunseong.
"Hyunghh"
Tangan yunseong masuk ke celana minhee. Merabai sesuatu yang basah disana.
Mendesah keras saat telunjuk yunseong masuk. Minhee makin merapatkan tubuhnya, bersadar dengan manja. Logikanya sudah hilang dibutakan hasrat.
"Hyung, lagi"
Yunseong menambah jari, dan bergerak kecil. "Masih kurang?"
Minhee mengangguk, tangannya tak ragu membelai kejantanan yunseong dari luar celana. "Aku butuh ini, alpha"
Manik yunseong menajam, "apa katamu?"
Minhee berjinjit menghembuskan nafas dan berbisik ditelinga kakak tirinya, "aku membutuhkanmu alpha, aku ingin dimasuki, olehmu"
Yunseong terpancing seluruhnya. Usapan-usapan minhee pada selangkangannya makin intens. Bibir mereka sudah saling memagut panas sama lain.
Dengan tak sabar, yunseong menurunkan celana minhee. Si omega didudukkan dimeja makan, pahanya dilebarkan.
Memasukkan penisnya begitu saja, agaknya tidak terlalu susah karena keadaan minhee. Yunseong meraih tubuh sang adik yang hampir ambruk, menandai leher dan bahu putih minhee yang sangat menggoda.
Hujamannya makin terburu. Desahan minhee terputus-putus karena wajahnya didekap yunseong dileher.
Dalam hati tak menyangka jika akan melakukan ini dengan kakak tirinya. Selama ini jika heat minhee akan berendam sampai hasratnya mereka.
"Kau menikmatinya? Tentu saja kan?"
Minhee mengangguk lalu turut memberi ruam merah dileher jenjang yunseong. Mengusap punggung kokoh yang masih tertutup kaos.
"Aghh-hyung!"
Orgasmenya datang, disusul yunseong mendekap erat pinggangnya dan mengeluarkan banyak sekali.
"Terima kasih hyung"
Yunseong diam saja, namun tiba-tiba bangkit dengan tubuh minhee yang masih dipeluk.
"H-hyung?
"Kau pikir satu kali saja cukup?"
Tubuh minhee dibanting ke ranjangnya. Baru kali ini dia membiarkan orang lain masuk. Kaki minhee otomatis melingkar di pinggul sang kakak saat yunseong sudah masuk dan mulai bergerak.
Melanjutkan kegiatan panas selagi orangtua mereka belum pulang.
.
End