⚠️ greek mythologi
Minhee as persephone
Yunseong as hades▪▪.
Minhee menggulung dirinya dengan selimut. Walau kamarnya sangat tertutup, tapi jeritan arwah-arwah malang itu masih terdengar. Matanya sudah lelah menangis, permintaannya untuk dikembalikan ke bumi tak didengar sama sekali.
Bunyi pintu dibuka makin membuatnya ketakutan, sosok penguasa dunia bawah begitu mengintimidasinya.
"Persephone..." tangan besar itu mengusap pipi halusnya. Minhee memejamkan mata menahan segala emosi.
"Dewa...lepaskan aku. Aku merindukan ibu"
"Tempatmu disini sayang, kau adalah permaisuriku"
Yunseong tersenyum mengerikan, dia tidak akan melepaskan minhee.
"Aku punya sesuatu untukmu"
Minhee hanya diam, tak berminat sama sekali. Tapi yunseong masih tersenyum dan mengusapi rambut hitamnya.
"Hm-semacam kebun bunga?"
Mata minhee terbuka, kebun bunga? Ditempat mengerikan semacam ini?
"D-dewa serius?"
"Tentu saja, aku menyuruh tukang kerbun terbaik di negri ini"
Dengan sekali tarikan, tubuh minhee digendong keluar kamar menuju kebun bunga yang dimaksud yunseong. Seakan tahu jika sang raja akan lewat, para pelayan yang biasanya ramai jadi sepi sekali.
Minhee terperangah takjub ketika tubuhnya diturunkan. Walau tak sebesar miliknya dan demeter, kebun bunganya sangat indah.
Seperti terbius, minhee berjalan dengan sendirinya menyentuh beberapa tanaman. Senyum diwajah cantiknya muncul sejak pertama kali yunseong menculiknya.
"Kau menyukainya?"
Minhee mengangguk semangat, "aku tidak menyangka melihat ini di dunia bawah"
Bahkan diam saja saat yunseong memeluk mesra tubuhnya, menghembuskan nafas hangat diperpotongan lehernya.
"Dihadapannmu ada kolam air hangat, persephone"
"Pelayan belum membersihkanmu kan? Aku yang akan melakukannya, disini" lanjut yunseong dengan suara serak.
Benar-benar tersihir sepertinya, minhee diam saja saat pakaiannya dilucuti hingga habis. Mengalunkan tangannya ke leher yunseong ketika dewa bengis itu menggendongnya kembali. Mereka masuk ke kolam yang tak terlalu dalam.
Minhee menggelinjang keenakan saat tangan yunseong mulai merabai semua bagian tubuhnya. Kakinya dilebarkan, bibir yunseong sibuk memberi tanda ditubuh atasnya, sedangkan kedua tangannya bekerja di bagian bawah tubuh minhee.
"Kau sudah sangat siap sayang. Kita akan menyatu"
Meremat kencang pundak yunseong, kaki minhee bergetar ketika milik yunseong mulai memasukinya.
"O-ohh" desah minhee, lubangnya berkedut terasa nikmat sekaligus sesak dibawah sana.
"Ah-hades...hadeshh"
Yunseong menghampiri belah ranum minhee mengajak berpagutan dalam. Hentakan semakin kencang membuat minhee kepayahan. Kenikmatan yang baru pertama kali ia rasakan membuat lupa akan rasa benci ke dewa tampan itu.
Pelepasan pertama datang bersamaan. Tubuh minhee melengkung indah lalu menyandar lemas ke pinggir kolam. Yunseong menetralkan nafasnya sebentar, mulai bergerak lagi membuat minhee kaget.
"Ugh! J-jangan lagi aku lelah"
"Aku tidak akan berhenti sampai puas"
Minhee mendesah keras, tangannya memberi cakaran dipunggung kokoh yunseong. Sisi lembut yunseong hilang, menjadikan gerakannya kasar dan menuntut.
.
End