avenge

4.2K 187 73
                                    


Bel jam istirahat berbunyi, semua bersorak senang setelah sang guru keluar dari kelas. Termasuk yunseong dan para teman, tapi sebelumnya dia ke bangku tengah.


Menghampiri lelaki manis berkacamata dan pendiam. "Jangan lupa istirahat kedua nanti! Kalo lo masih butuh beasiswa, bye cantik!"


Minhee meremat pulpennya setelah yunseong menepuk pelan kepalanya dan pergi begitu saja. Sudah dua kali, tiga kali nanti dia harus menuruti permintaan kurang ajar cucu kepala sekolah itu.


Mentang-mentang minhee anak tidak mampu, culun, apalagi tidak banyak omong. Jika menolak, yunseong akan mengancam menyuruh sang kakek mencabut beasiswanya!


Yunseong meminta minhee mengoral penisnya. 







Minhee merenggangkan badannya, pelanggan minimarket tidak seramai kemarin.


Bunyi lonceng pintu otomatis membuatnya menegakkan badan. Namun ekspresinyq terkejut melihat siapa pelanggannya, yunseong. Dalam hati mengumpat dan menyumpahi yunseong.


"Oh, lo kerja disini ya?"

Minhee mengangguk ringan, mulai menghitung belanjaan yunseong. Si tampan sendiri malah memperhatikan penampilan minhee. Tidak memakai kacamata dan berpakaian semi formal, jauh lebih cantik dari disekolah.


"Kenapa lo kalo sekolah pake kacamata?"


"Bukan urusan lo"


"Berani jawab juga lo, Iye iye"

"Totalnya tujuh puluh sembilan ribu"


Yunseong menyerahkan 5 lembar uang.


"Maaf, kebanyakan"


"Ambil aja buat lo, anggep aja bayaran servis haha"


Ditatapnya punggung yunseong penuh benci.


"Gue nggak tahan lagi."







Ada yang berbeda dengan minhee hari ini, tidak ada kacamata bulat lagi. Seragam masih rapi, namun lebih rapi sebelum-sebelumnya. Hampir semua teman sekelas menatapnya kaget juga kagum.


Yunseong bolos sejak pagi, namun pemuda itu mengiriminya pesan untuk ke gudang belakang lagi istirahat kedua.


Menghela nafas lalu membuka pintu gudang, pengap namun tidak terlalu kotor. Disana ada yunseong tengah melihat ponsel. Minhee mendekat dan langsung berlutut diantara kaki yunseong.


"Udah da..teng"


Yunseong kelu melihat wajah minhee yang lebih terekspos, namun segela mengontrol ekspresinya. Dia berdehem lalu membuka resleting celana, mengeluarkan kebanggaannya yang masih lemas.


Minhee menatap sayu ke yunseong. Tangannya meraih penis besar itu lalu dikecupinya, lidahnya keluar untuk menggoda hingga menggembung.


Yunseong takjub, mrngerang keenakan. Memberi belaian ke rambut halus minhee. Merasa melayang ketika mulut kecil minhee menghisapi miliknya yang bahkan tak masuk sempurna.

Minhee seperti seorang pro, biasanya dia hanya akan diam dan yunseong yang memperkosa mulutnya.

Entah dapat keahlian darimana, yunseong dibuat keluar lebih cepat. Mendesah keras lalu menarik keluar penisnya dari mulut minhee, cairannya menetes ke lantai.


Minhee mengernyit, "tumben nggak langsung nembak?"

Yunseong menarik tangan minhee agar duduk dipangkuannya-dengan resleting yang masih terbuka. "Pinter banget, belajar darimana?"


"Naluri? Mungkin gue keenakan sama punya lo? Gede sih" minhee beraksi lagi, menggesekkan pantatnya dengan selangkangan yunseong.


"Sialan!" Diraihnya wajah minhee lalu mereka berciuman liar, kecipak dan erangan tertahan bersahutan. Minhee mengusap pundak lebar yunseong penuh arti.


Minhee menahan jari yunseong yang mulai membuka kancing seragamnya. "Why baby?"


Si cantik menggeleng lucu, "masa kita...main disini?"


"Yaudah, kita ke apart gue. Urusan absen gausah takut"

Minhee menerima gandengan tangan yunseong, diam-diam menyeringai. Saatnya mulai membalas yunseong.




.

End

Energetic | Hwangmini✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang