Minhee menatap bosan pertunjukkan tari kerajaan. Ia mendekat ke suaminya, serim untuk pamit ke belakang. Tentu saja serim akan mengijinkan dengan senyum teduh seperti biasanya, raja itu sangat ramah.
Minhee menolak ketika beberapa dayang ingin mengantarnya. Ia tidak mau ditemani saat ini, terus berjalan hingga sampai ke dalam perpustakaan kerajaan. Sepi sekali dan gelap.
"Yang mulia?"
Minhee tersenyum menyambut tangan kanan sang suami, yunseong menghampirinya.
"Aku merindukanmu" lirih manja minhee membelai dada yunseong. Mereka tak bisa interaksi diam diam seminggu ini karena kesibukan masing-masing.
"Aku pun begitu, yang mulia"
"Ish, sudah kubilang jika sedang berdua panggil minhee saja"
Yunseong terkekeh, menarik pinggang minhee ke balik salah satu rak tinggi yang berjejer ratusan buku.
Mereka saling tersenyum menggoda, minhee merabai tubuh yunseong dengan nafas terburu karena gairah mulai tersurut.
Yunseong memegang dagu minhee, sesekali menekannya agar bibir merah sang ratu terbuka.
"Eumh"
Bibir mereka berlomba saling menghisap. Minhee merengek saat bibir yunseong menjauh, ia tarik rahang lelakinya agar bibir mereka kembali menyatu.
Hingga yunseong tak dapat menahan gejolak kelelakiannya. Ia angkat tubuh ramping minhee dan menyibak hanbok bawah pria cantik pujaannya. Menekan masuk hingga minhee meredam jeritan di bahu kokohnya.
Mereka bercinta tanpa mau tahu keadaan, minhee mendesah gelisah dalam himpitan yunseong dan tembok.
"Apa aku terlalu hanyut hingga kau bisa seenaknya begini, minhee?"
Yang ditegur menangis duduk didekat ranjang. Bangkai yang tersimpan akan tercium baunya juga, begitulah hubungannya dengan yunseong.
Menatapnya saja serim tak sudi, apalagi membantu berdiri. Minhee makin menangis saat serim berkata pelan namun menusuk hatinya yang terdalam.
"Padahal kau tahu, aku paling benci pengkhianatan"
Paginya kerajaan geger karena minhee akan dihukum. Beberapa orang menatapnya iba karena minhee sebenarnya adalah sosok ratu yang baik.
Dengan hanbok putih, minhee menatap kosong tanah lapang dibawahnya. Semua terasa kosong, tak ada rasa takut, marah, sedih, minhee tak merasakan apapun. Sampai yunseong dibawa ke sebelahnya.
Dibelakang mereka sudah ada algojo. Yunseong menoleh dengan pandangan bersalah, minhee menggeleng pelan dan menangis lagi.
"Maafkan aku"
Minhee menggeleng lagi, serim melihat keduanya dengan muak.
"Kau tahu aku sangat mencintaimu kan?"
Minhee menatap yunseong yang tersenyum kepadanya, sangat tampan-walau wajahnya hampir penuh lebam. Pelan-pelan bibirnya ikut melengkungkan senyuman manis membuat yunseong lega.
"Kita akan bertemu lagi, aku janji" merek terus melempar senyum seolah semua baik-baik saja.
"Penggal mereka."
Serim berbalik dengan setitik air mata jatuh ke pipi.
"Mobil sialan! Padahal baru saja diservis"
Yunseong menendang ban lalu berdecak, waktu terus berjalan dan dia hanya mengamuk seperti orang gila. Supirnya sedang sakit perut dadakan, jadi ia berangkat sendiri.
Ia sudah menghubungi kenalannya agar membawa mobil untuk diperiksa kembali.
Kalut atau bodoh, ia menghampiri seorang pemuda yang hendak melajukan skuter kuningnya.
"Dek! Dek!"
"Aduh kenapa sih pak, saya buru-buru nih"
Yunseong tak sempat memperhatikan orang yang dia tegur ini. Langsung saja melompat duduk ke jok skuter, agak sempit hingga badan besarnya mepet ke pemuda ini.
"Antar saya ke kantor ya, tolong banget. Saya upahin seminta kamu deh"
"Tapi-"
"Tolong banget"
Haih, pemuda itu-minhee akhirnya menurut karena tak tega juga eneg melihat ekspresi om om yang dia bonceng.
Setelah yunseong menyebutkan alamat. Minhee melajukan skuter kesayangannya sejak kelas 10 ini dengan mengebut. Untung yunseong belum tua-tua banget, bisa jantungan dia.
"Astaga, kamu nyambi jadi pembalap ya dek"
Minhee sudah hendak pergi sebelum tangan yunseong menarik tudung hoodienya.
"Apalagi pak? Saya mau kerkom, gausah dikasih duit, udah punya banyak"
"Beneran? Nggak enak saya dek"
"Nggak papa pak, saya permisi dulu"
Akhirnya yunseong membiarkan minhee pergi setelah menjejalkan kartu namanya ke totebag minhee yang tercantol di spion, tak lupa ia bilang untuk dihubungi. Bahkan yunseong menghapal plat nomor skuter minhee.
"Kok kaya kenal sama muka anak tadi ya, anak sma sekarang cakep-cakep"
-hys 26yo, pdhl minhee udah mahasiswa smt 4..
End
