Minhee berjalan cepat menuju lantai dua sekolah. Dikantin ia mendapat kabar bahwa wonyoung-pacarnya dicegat beberapa senior.
"Maaf, sunbaenim"
Minhee membungkuk sopan lalu menatap tiga seniornya yang berdiri dengan angkuh.
"Oppa, mereka tiba-tiba memarahiku nggak jelas"
Wonyoung menggenggam lengan minhee erat. Membuat salah satu senior mendecih.
"Pacar lo ini nyebelin, dia jalan nggak perhatiin keadaan, lalu nabrak gue dan minumannya kena seragam"
"Wonyoung, minta maaf" tegur minhee menatap teduh gadisnya
"T-tapi"
"Minta maaf"
"Ugh, baiklah. Maaf ya kakak kakak sekalian"
Gadis cantik itu membungkuk sedikit. Ketiga senior menatap malas.
"Urusan udah selesai kan, kami pergi"
"Lo disini"
Minhee mengangguk, mengisyaratkan pacarnya agar pergi walau gadis itu menggeleng.
Menghela nafas berat, minhee siap jika kemungkinan ia ditantang berkelahi. Dia tidak takut
"Gue hwang yunseong, ini soobin sama sunwoo"
Minhee mengernyit, "saya kang minhee. Jadi kenapa kalian menahan saya?"
Yunseong tersenyum miring. "Gue pengen kenalan sama lo, soalnya gue suka"
"M-aaf? Tapi saya sudah punya pacar"
"Emang gue peduli? Pacar lo kekanakan"
"Wonyoung gadis yang baik"
"Itu kalau sama lo, kalau ke orang lain mah nyari masalah mulu"
Yunseong bersedekap dada, tak peduli lengannya akan terkena noda minuman tadi. Ia makin mendekat ke minhee.
"Gue tahu kasus ayah wonyoung"
"A-apa?"
"Nanti pulang bareng gue, dan turutin kemauan gue"
Yunseong mengusap pipi minhee sebentar lalu pergi.
•••
Yunseong terkekeh kejam menyaksikan minhee dengan wajah memerah dan menggeliat tak nyaman. Tak sia-sia dia beri minuman minhee obat perangsang, walau cuma satu tetes tapi sangat bereaksi.
"Aku kesal dengan sunbaenim"
"Panggil aku hyung, minhee"
Yunseong meremas dada minhee yang masih memakai kemeja sekolah.
"Uhh-hyung"
Dengan mudah, ia mengangkat tubuh ramping minhee ke kamar. Keadaan yunseong yang tinggal sendiri di apartemen mempermudah rencananya mendapatkan minhee dengan licik.
Setelah membaringkan, ia melepas dasi biru tua yang lebih muda dan melepas gesper serta celana. Menjadikan kaki jenjang minhee terpampang, selangkangannya masih memakai cd abu tua.
Minhee mengerang lirih saat tangan yunseong menapaki betis hingga paha dalamnya. Meremas kecil, dan mengusap nakal kejantanan minhee yang mengacung sejak tadi.
"Tubuh kamu mulus sekali, bakal aku kasih banyak tanda"
"Jangan hyunghhh"
Sisa sedikit akal sehat minhee, namun tubuhnya menerima sentuhan sensual dari yunseong. Seniornya itu mengerjai tubuhnya dengan lihai, menandai sana sini. Hingga naik ke leher dan wajah mereka berdekatan. Yunseong tersenyum dan meniup wajah manis minhee.
"Kamu jahat hyung"
"Aku hanya berusaha mendapatkanmu"
Minhee menggeram kecil merasakan yunseong menggodanya dengan mengecup di bibir berkali-kali. Ditariknya tengkuk yunseong dan lansung melumat bibir tebal kakak kelasnya itu.
Kepalanya makin pening kala yunseong mengobrak abrik mulutnya dengan lidah. Bibir keduanya terpisah menghasilkan benang saliva. Minhee menutup mulut dengan tangannya ketika jari kuat yunseong menerobos liang sempitnya. Agak sakit namun buat ketagihan
Kakinya melingkari pinggang yunseong dengan sendirinya saat dirasa dua jari itu menumbuk.
"Bentar, sayang" yunseong terkekeh mendapati minhee menatapnya kecewa saat jarinya keluar. Celana dalam minhee ia robek dan lempar ke bawah. Menjilat bibir saat paha minhee terbuka lebar. Yunseong mempersiapkan penisnya, menggesek ke kerutan merah muda itu sebentar dan mulai masuk
Minhee menggigit bibir sampai benda besar dan panjang itu memenuhinya. Asing dan sesak, namun ada rasa gatal tersendiri meminta agar lubangnya dihajar.
"Ahhh nikmat, sempit sekali sialan" umpat yunseong mulai bergerak dan merasa penisnya dicengkeram oleh lorong sempit pemuda dibawah kungkungannya.
"H-hyung"
"Ya? Kamu mau apa? Jangan malu-malu" ucap yunseong yang gerakan pinggulnya sudah teratur. Ia kecup pipi minhee dengan penuh puja.
"Lebih cepat hyung hhh"
•••
Minhee menatap nanar atap kamar yunseong. Si hwang pamit untuk memesan sarapan, hari ini mereka bolos. Ya minhee belum mampu berjalan, dan yunseong tidak tega meninggalkannya.
Ditatapnya dalam diam yunseong kembali dari luar, memasuki selimut dan memeluk tubuhnya. Minhee sudah dipakaikan baju, walau kebesaran.
"Ijin kita sudah diurus, aku juga udah mengirim pesan ke ibu kamu"
Minhee hanya diam. Lalu membalas tatapan yunseong, "hyung tidak mengabari wonyoung? Dia pasti panik mencariku?"
"Setelah aku membanjirimu beberapa kali, masih memikirkan pacar?"
Minhee memutar mata malas, "dia tetap pacarku. Lagian yang semalam itu kan pertama dan terakhir kita!"
Yunseong menatap minhee yang berguling membelakanginya. Sepertinya agak sulit jika ia meluluhkan minhee. Namun tak apa, yunseong suka tantangan.
.
End