Makanannya sudah habis, minhee memeriksa ponselnya yang sejak tadi bergetar. Siapa tahu pesan penting dari grup kelas atau dosen.
"Hp kamu kenapa tuh?" Tanya yunseong setelah mengusap bibirnya pakai tisu.
"Hehe, semalem kebentur, gapapa kok cuma retak tempered glass nya doang om"
"Hm, nanti saya beliin ya habis dari sini"
"Eh, nggak usah. Kemarin om udah belanjain aku banyak"
"Udah nurut aja"
Yunseong sungguh-sungguh menyeret minhee ke gerai handphone resmi selesai mereka makan di restoran. Dengan entengnya membelikan minhee keluaran terbaru.
Harganya astaga, minhee merasa kepalanya akan meledak.
"O-om kalau ditanya temen gimana?"
"Bilang aja nemu"
Yunseong gila, apalagi minhee yang menerima ajakan pria beristri itu kencan. Rayuan maut dan curhatan demi curhatan yang menggugah rasa simpati minhee hingga mereka sampai sekarang berhubungan diam-diam.
Minhee diberikan apapun, bahkan jika mungkin dia meminta pesawat pribadi.
Umur mereka selisih 15 tahun.
Minhee duduk di konter dapur menunggu yunseong menyeduh ramyeon instan. Atas permintaannya, mereka makan malam dengan menu tak sehat tersebut.
Belum matang, yunseong mengukung minhee dengan lengan kokohnya sembari mendekatkan wajah mengamati wajah bayi si kekasih muda.
Chu~
Yunseong mengecup bibir manis itu sekali, minhee membalas. Kecupan kupu-kupu berubah menjadi lumatan ganas dari yunseong yang seakan ingin memakan habis belah tipis kenyal itu.
Minhee mengerang dengan manja, tubuhnya diturunkan dan didekap erat menempel sempurna dengan tubuh yunseong.
"Mmmhhh"
Karet celana minhee diturunkan beserta cd marun ketat milik si manis. Yunseong merabai pantat juga paha. Menekan agar selangkangan mereka bergesekan, minhee dapat merasakan senjata yunseong yang sudah sebesar tongkat kasti.
Masih dengan bibir yang saling mencumbu. Yunseong mengeluarkan penisnya, sedangkan minhee melingkarkan kakinya ke pinggul yang lebih tua.
Meremat pundak si om kesakitan ketika benda besar itu mulai masuk. Yunseong terus menekan tengkuk minhee supaya ciuman tak terlepas, tak peduli jika minhee pingsan.
Mendesah panjang akhirnya bibirnya dibebaskan, minhee kuwalahan dengan tumbukan kasar yunseong.
"Grhhh, minhee"
Tak jadi makan ramyeon yang sudah tak berbentuk di dapur. Mereka akhirnya delivery, menunggu pesanan datang sambil berpelukan didepan televisi.
Yunseong melonggarkan rengkuhannya ketika ponselnya berdering, sang istri menghubunginya.
Minhee terdiam melihat pria matang itu berbicara dengan lembut walau rautnya tak minat. Ia tak memaksa yunseong untuk selalu ada. Setidaknya mereka bersama dengan manis, walau suatu saat minhee harus rela jika yunseong lebih memilih istrinya.
.
End
Udah 21 lembar aja