Minhee menggoyangkan kakinya tak tenang, melirik ke samping tempat wonjin duduk.
"Kak, gue mau pipis"
"Berani kan?"
"Iya"
Minhee segera berlari meninggalkan wonjin yang masik menikmati pertunjukan dari salah satu band terkenal, hari ini perayaan sma nya ulang tahun.
Sial sekali bagi minhee, kamar mandi paling dekat penuh. Ia pun langsung lanjut ke balik ruang lab fisika, disitu tak ada satupun siswa karena letak yang nyempil.
Tak menghiraukan rasa takutnya, minhee segera menuntaskan.
"Padahal disini bersih kok pada takut ya"
"Hei"
"Setan!"
"Pacar sendiri dikata setan"
Minhee mengusap dada lega namun matanya memicing. "Kamu ngikutin aku, yunseong?"
"Iya hehe, tadi liat kamu lari kenceng banget kaya dikejar ondel-ondel"
"Um, yaudah yuk balik"
Minhee meraih tangan yunseong namun si pacar tak bergeming, minhee menoleh heran.
"Mumpung disini gada orang?"
"Jangan gila deh"
Yunseong menarik tangan minhee sampai masuk ke salah satu bilik dan menguncinya. Semalam mereka hampir melakukan di kamar asrama yunseong jika minseo si kurang ajar itu tak menggedor pintu heboh karena kehabisan rokok, belum saja nanti dia kerjai.
Lagipula yunseong tahu jika anak osis bagian keamanan sudah patroli tadi, kemungkinan nanti agak sore lagi.
Minhee cemberut saat tubunya didorong ke dinding. "Nggak mauuu, nanti digrebek"
Yunseong cengengesan macam om om mesum, "udah nikmatin aja"
Terus menghindari ciuman sang pacar, akhirnya minhee kalah juga. Baru dicium saja dia sudah lemah, yunseong makin memagut intens dan mengalunkan tangan minhee ke lehernya.
Melepas lumatan basah mereka, kecupan yunseong dari rahang turun hingga pundak minhee. Kancing seragam si cantik pun sudah ia lepas. Sebelah tangan merapatkan tubuh mereka tak sabar lalu menyelusup ke celana kain minhee untuk meremas pantat.
Mati-matian menahan lenguhan dengan menenggelamkan wajah ke bahu lebar yunseong, minhee meremati tengkuk sang dominan gelisah.
Berjengit saat jari kurang ajar itu mengusap belahannya, satu desahan lolos saat lubangnya digodai.
Celana minhee sudah melorot ke bawah, tersentak ketika tubuhnya dibalik dengan paksa. Yunseong bernafas penuh gairah ditelinga kesayangannya.
"Aku tegang udah dari semalem"
"Ih! Kenapa nggak ngocok sendiri aja, kan sering"
"Kan maunya sama kamu"
Tepat setelahnya yunseong memasukkan penisnya, minhee ikut menoleh ke belakang untuk mengintip benda besar itu tenggelam dilubangnya-mengalihkan rasa sakit juga.
"Ohhh"
Minhee langsung bersandar sepenuhnya ke badan yunseong, tak kuasa menerima hantaman yang diberikan kepadanya.
"Kenceng banget?! P-pelanin"
"Nggak mau"
Gawat sekali, nafas terputus yunseong juga tumbukan nikmat dibawah sana membuat minhee lemas keenakan.
Tangan kanan yunseong menapak tembok sedangkan yang kiri saling diperut minhee dan saling menggenggam dengan yang lebih kecil.
Minhee merengek keenakan lalu meraih rahang yunseong untuk diajak berciuman.
"A-aku mau"
"Ya, sayang?"
"Akhhh! Yunseongh!"
Yunseong berhenti sebentar, mengusap dada minhee dan menekan putingnya sampai pelepasan si cantik selesai. Tak lama, ia bergerak lagi.
Minhee memejamkan mata saat yunseong klimaks, banyak sekali sampai ia nanti harus membersihkannya jika tak ingin nyeplak ke celana.
"Lagi ya"
"Kalo lagi kita putus"
Yunseong terkekeh, mengucapkan terima kasih dan mengecup pelipis minhee lembut.
.
End