Kebenaran

5.4K 302 13
                                    

Aku tidak menyangka rose bisa bermain gila di blkg lim, tapi aku mendapati sedikit harapan diantara aku dan lim.

Tapi tetap saja, alasan aku ada disini bersama lim karna aku ingin bercerai, Itu tidak akan merubah apapun, meski aku mengandung anaknya, Lagi pula aku bisa hidup bahagia bersama kai.

Kai adalah kehidupanku.

...........

"Aku akan pulang ke korea" Ucapku pada lim.

"Tidak! syaratku adalah 1 bulan, kita baru 10 hari disini jennie!" ucap lim kesal.

"Aku tidak peduli! aku ingin secepatnya memberi tahu Kai bahwa aku telah mengandung anaknya!" ucapku.

"Kau tau? aku tidak akan mengizinkan itu. dia adalah anakku, dan kau istriku!" ucap lim geram.

"Kita. akan. bercerai." ucapku menekankan setiap kata agar lim memahaminya.

"Tidak!" ucap lim.

"Terserah! aku akan plg hari ini" ucap ku.

"Kau tidak memahami kata-kataku jennie? apa kau ingin aku menghukummu!" ucap lim melemparkan senyum jahatnya.

Aku hanya diam dan duduk di sisi ranjang, memikirkan apa yang akan aku lakukan setelah ini, aku benar-benar takut dgn manusia brengsek ini!

Drrrrrrtttt... (Kai calling)

getar ponselku memecahkan keheningan, Aku berjalan untuk mengambilnya tapi dgn cepat lim merampas itu lalu membantingnya.

Praaakkkk....

"Hei! apa yang kau lakukann!" ucap ku marah.

"Kau masih berani berhubungan dgn lelaki itu!!!" ucap lim menatapku dgn tajam.

"Tentu saja, setelah bercerai dgnmu aku akan menikah dgnnya, kami akan bahagia bersama bayi ini" ucapku sambil mengelus perutku yang masih rata.

Tiba-tiba aku melihat Bulir-bulir bening melintasi pipinya. Aku tidak percaya yang aku lihat, tapi ia benar-benar menangis.

Aku menatapnya dgn bingung, Mencoba mendekatinya untuk memastikan apakah dia benar-benar menangis atau hanya bersandiwara.

Tiba-tiba langsung memelukku dgn erat. aku sedikit terdorong kebelakang.

"Kau tau jennie! aku terlanjur mencintaimu, Aku tidak bisa memikirkan bahkan membayangkan kau hidup dgn lelaki lain." Ucap lim lirih membuat hatiku tergetar.

"Jennie.. bisakah aku mendapat satu kesempatan untuk bersamamu? sungguh aku berjanji tidak akan mengecewakanmu" ucap lim lagi dan terus menangis.

"Jennie-ya bisakah?" Ucap lim melepas pelukannya dan menyatukan kening kami, Wajah kami begitu dekat, Aku bisa melihat matanya yang merah sembab.

Dgn kekuatan hatiku menahan rasa iba mungkin sedikit cium akan mengurangi kesedihannya.

Cupp...

Aku mencium singkat pipinya, Mengusap airmatanya yang sedari tadi terus mengalir.

"Kau cengeng sekali!" Ucapku menangkup kedua pipinya.

Lim tersenyum dgn terpaksa wajah nya terlihat sendu.

.......

Lim tidak meninggalkan aku sedetikpun, bahkan saat mandi ia menungguku di balik pintu, Ia tidak melepas sedikitpun pandangannya dariku.

"Jika kau seperti ini terus, lama-lama aku bisa mati kutu kau tau!" bentakku.

"Aku tidak akan membiarkan kau meninggalkan aku!" ucap lim posesif.

Kim JENNIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang