Jangan pergi!

4.1K 226 33
                                    

Lim pasti akan marah besar padaku, dan tidak menutup kemungkinan bahwa dia akan menceraikan aku.

Aku kehilangan jejak lim, Aku terus berlari menyusuri jalanan, tapi lim tidak ada pikiran ku smakin kacau aku benar-benar takut kehilangannya.

Tiba-tiba perasaanku tidak enak tentang lim. Aku bergegas pulang untuk menghubungi lim, karna ponselku tertinggal dirumah.

Aku mencoba menghubungi lim beberapa kali, tapi nomornya tidak aktif.

Drrrtttt....

"Hallo sayangg kamu dimanaa?!!!" Ucapku khawatir.

"Maaf jennie... ini aku irene," Ucap orang dibalik panggilan itu.

"Irene? Maaf aku fikir lim" Ucapku kecewa.

"Jennie... Lim kecelakaan" Ucap irene.

Seketika tubuhku lemah, ponselku terjatuh, tubuhku ikut luruh ke lantai.

"Apakah Lim benar-benar akan meninggalkan aku dgn cara ini?" Ucapku dalam hati, aku benar-benar berharap ini hanya mimpi.

Aku menancap gas mobilku bersama baby ethan ke RS terdekat.

"Sir... apakah ada pasien bernama Limario manoban?" tanya ku pada resepsionis rumah sakit.

"Ya Mrs, Ia baru saja ditangani oleh dokter di ruang ICU di lantai dua" Ucap perawat itu.

Aku dgn cepat menaiki lift menuju ruang ICU yang dimaksud oleh perawat tadi.

Aku memperhatikan sekitar hingga aku melihat Irene menangis duduk di bangku Rumah sakit. dgn cepat aku menghampirinya.

"Irenee..." Teriakku, langsung mendapat pelukan darinya.

"Jennie... Limm hiks" ucapnya sambil menangis sesengukkan.

"Apa yang terjadi irene? kenapa lim bisa seperti itu" Ucapku menangis dalam pelukannya.

"Tadi saat aku berjalan-jalan aku melihat lim berlari, Aku mengejarnya tapi ia sudah terlampau jauh, sampai akhirnya Mobil truk menabraknya hingga terpental ke trotoar." Ucap irene panjang lebar.

Aku semakin histeris mendengar apa yang telah terjadi pada suamiku.

"Ini semua karna aku! aku lah penyebabnya irenee" Ucapku menyalahkan diriku sendiri.

"Kau? maksudmu jennie" ucap irene menatapku dgn tatapan tajam

Aku menjelaskan semua yang terjadi diantara aku dan Kai juga Lim.

Plakkk....

Tamparan keras mendarat dipipiku.

"Kau benar-benar keterlaluan jennie! kau bahkan tidak bisa menjaga perasaan suamimu!" Ucap irene memarahiku.

"Mianhe irene... aku benar-benar tidak berniat untuk itu," Ucapku menangis sambil memegang pipiku.

Seorang dokter keluar dari ruangan dimana lim berada, aku dan irene dgn cepat menghampirinya.

"Keluarga Limario?" Tanya dokter tsb.

"Saya dok, saya istrinya" Ucapku.

"Maaf Miss... Kepala suami anda Terbentur kuat, membuatnya cidera parah, Pendarahan terjadi diotaknya.  kesempatannya untuk hidup sudah sangat kecil, Hanya mujizat yang bisa menolongnya. Kita hanya bisa pasrah sampai kapan ia Bertahan Dalam Kritisnya." jelas dokter tsb membuatku smakin histeris.

Aku benar-benar tidak rela jika lim benar-benar pergi dgn cara ini, Aku harap aku bisa menggantikannya dalam posisi itu.

........

Aku duduk di kursi tepat disamping ranjang lim, Aku melihat banyak perban dikepalanya, Dgn hidung yang memakai alat oksigen, Tangannya sangat dingin. Aku terus meratapi wajahnya, Airmata ku mengering karna sedari tadi menangis.

"Oppa..." teriak wanita yang tiba-tiba masuk kedalam ruangan lim,

Yang ternyata adalah rose mantan istri lim,

"Eonnie?" panggil rose.

Aku dgn cepat berdiri lalu menampar wanita itu atas apa yang ia lakukan padaku dan lim.

"Kau masih berani menunjukkan wajahmu dihadapan aku dan lim!" Ucap ku mendorongnya kasar.

"Maaf eonnie, Irene memanggilku kesini, karna appa lili sakit katanya" Ucap rose menggendong anak perempuan.

"Lili?" ucapku penasaran.

"Ya.. ini anakku dan oppa eonnie" Ucap rose tersenyum.

"Tidak! pergi dari sini jangan menunjukkan wajah anak ini di hadapan lim" Ucapku mendorong keluar tubuh rose.

Tiiiiiiiiiittttttt.......

Tiba-tiba mesin perekam detak jantung Lim melemah dan hampir berhenti, aku meninggalkan rose dan berteriak memanggil dokter.

Dokter memeriksa detak jantung Lim.

"Maaf Mrs sepertinya Suamimu tidak akan bisa bertahan dalam keadaan ini" Ucap dokter itu dgn wajah putus asa.

Aku berlari kepelukan Lim.

"sayang maaf kan aku, Aku mohon jangan tinggalkan aku dgn keadaan seperti ini. Aku mohon Sayang bangunlah, aku berjanji akan slalu menurut padamu, aku mohon lim aku mohonnn aku mencintaimu sayang benar-benar mencintaimu" ucapku Berbisik di kuping lim sembari menangis dgn kuat.

Aku menggenggam Baju lim dgn kuat mencoba menahan sakit yang ada didalam hatiku.

Tiiiit...tiiiit...tiiiit...

Dokter kembali memeriksa detak jantung lim.

"Mrs... ini mujizat dari tuhan, detak jantung suamimu kembali normal" Ucap dokter itu.

Hatiku lega mendengarnya walau masih ada ketakutan sewaktu-waktu lim bisa pergi.

........

Kim JENNIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang