Zero O'clock | 22

497 99 24
                                    

Chapter 22 : Pernyataan Cinta

° ° °

Ditengah keramaian dalam kafe itu, Sinbi menatap kosong kedepan dan sesekali mengaduk aduk ice coffee pesanannya. Padahal sedari tadi Eunseo sudah mengoceh tanpa henti tapi ia tidak mendengarkan nya sama sekali.

Tentu Eunseo sadar akan ucapannya yang diabaikan dan juga terlihat jelas bagaimana Sinbi menatap kedepan dengan tatapan menerawang. Jelas sekali tengah melamun, entah memikirkan apa.

"Kau tak mendengarkanku?"

Tak ada sahutan. Eunseo menghela nafas kasar, ternyata benar gadis didepannya ini tidak mendengarkan nya. Sia sia saja dia mengoceh panjang lebar jika hanya diabaikan, hal itu justru membuatnya seperti orang gila.

"YAK!"

Detik berikutnya Sinbi tersentak, menatap Eunseo tanpa rasa bersalah. "Ada apa?"

"Sebenarnya apa yang kau pikirankan? Kau mengabaikanku sedari tadi? Lalu untuk apa kau memintaku menjelaskan seperti apa tes fisik nanti? Menyebalkan" dari nada bicaranya, Eunseo sepertinya sudah sangat kesal

Sinbi menghela nafas pelan, "Mian, aku tidak fokus. Bisa kau ulangi?"

"Tidak. Disaat kau sedang ada masalah seperti ini jangan memintaku untuk menjelaskan apapun padamu, itu sama saja aku membuang buang waktu. Setiap detik dalam hidupku sangat berharga Hwang Sinbi!" tekan Eunseo diakhir ucapannya, kini ia ada dibatas kecewa.

"Aku tak punya masalah apapun, aku hanya memikirkan apa yang kau katakan. Sungguh" ucap Sinbi mencoba membujuk

"Yak! Kau pikir aku anak kecil berusia 5 tahun yang bisa kau bodohi? Aku tahu betul bagaimana wajah bermasalah mu Bi-ah" balas Eunseo sinis

Sinbi menghela nafas kasar sebari memegang kepalanya yang sedikit pening, "Maafkan aku"

Melihat itu, Eunseo mencoba untuk memendam amarahnya dan memilih untuk mengerti kondisi Sinbi.

"Ada apa denganmu?"

Sinbi menggeleng, "Entahlah, aku tak tahu"

"Apa yang menganggu konsentrasimu?"

Sinbi kembali menggeleng, "Aku hanya lelah, semalam aku minum terlalu banyak"

"Kalau begitu beristirahatlah, masih ada 2 minggu untuk mempersiapkan diri. Jangan terlalu memikirkan hal yang tak perlu dipikirkan" Eunseo memberi saran

Sinbi hanya tersenyum lalu menyeruput minumannya dan kembali melamun untuk sesaat. Eunseo tak begitu memperhatikan, ia beralih pada ponselnya.

Hening sesaat sebelum Sinbi kembali bersalah.

"Eunseo-ya? Apa kau pernah merasakan cinta bertepuk sebelah tangan?"

Eunseo melirik sekilas sebelum ia melemparkan tatapan mengejek dan meletakkan ponselnya, ia memperbaiki duduknya seraya menatap Sinbi dengan lekat.

"Masalah lelaki? Astaga, kau dicampakkan? Beritahu aku Bi-ah siapa yang berani mencampakkan mu?"

Sinbi menggeleng, "Tidak ada. Aku hanya bertanya bagaimana rasanya"

"Bodoh. Tentu saja rasanya tidak enak, sama saja kau menyiksa diri sendiri. Tak mendapatkan balasan atas sebuah perasaan, rasanya menyesakkan Bi-ah. Jika kau tidak mau merasakannya, maka lepaskan" jelas Eunseo membuat Sinbi berpikir panjang

"Atau mungkin kau ingin mencoba menyatakan perasaan? Tidak ada yang tahu kan, bisa saja ia memiliki rasa yang sama denganmu" tambah Eunseo kembali membuat Sinbi berpikir

Zero O'clock [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang