Zero O'clock | 23

479 91 26
                                    

Chapter 23 : Dalam Angan

° ° °

"Kau melamun?"

Sinbi tersentak dalam lamunannya. Ia menatap Jungkook yang juga tengah menatapnya, lalu beralih pada kertas ditangannya.

Tunggu! Apa tadi ia baru saja berhalu? Jungkook menyatakan perasaannya itu bukan kenyataan?

Sungguh sial.

Sinbi bisa gila karena ini. Hanya karna Jungkook meminta ia untuk menolak sesuatu yang belum bisa ia pahami, dengan pedenya ia menyimpulkan bahwa Jungkook menyukainya. Oh, astaga.

"Ee- apa yang harus a-aku tolak?" tanya Sinbi yang semakin gugup

Jungkook tersenyum tipis, "Aku hanya berpikir kau belum siap untuk itu. Lagipula saat ini kau disibukkan dengan ujian kepolisianmu. Kau tak perlu merelakan impianmu untuk impian orang lain, Bi-ah"

Demi apa... Sinbi benar benar tak bisa mengerti lelaki dihadapannya. Tidak bisakah ia mempersingkat semuanya dengan mengatakan 'Aku menyukaimu Hwang Sinbi' seperti yang ia bayangkan.

"Baiklah. Terimakasih sudah menyampaikannya padaku. Aku harus bergegas. Sampai nanti" diakhir ucapannya Sinbi tersenyum tipis kearah Jungkook lalu beranjak masuk kedalam lift. Ia harus membuang sampah sebelum bersiap.

Jungkook berbalik agar bisa melihat kepergian Sinbi. Jauh dilubuk hatinya, ia ingin menahan kepergian gadis itu. Tapi dia tak punya hak.

Tandai itu, tidak punya hak.

Lelaki berhoodie itu hanya bisa menghela nafas panjang sebelum beranjak pergi.

Ia tak salah kan?

Jika ada yang harus disalahkan, maka ia adalah waktu.

Sepertinya, mereka dipertemukan diwaktu yang salah.

Mungkin...

• • •

Terpaksa. Tentu saja Sinbi terpaksa harus menghadiri acara makan malam itu. Meski terbilang cukup mendadak tapi jika ibunya sudah meminta sangat sulit baginya untuk menolak.

Dengan dress yang diberikan ibunya beberapa hari yang lalu beserta tatanan rambut yang rapi dan make up simple, malam itu Sinbi terlihat sangat menawan dan mempesona.

Langkah memelan ketika ia melewati pinty rumah Jungkook. Helaan nafas kasar terdengar begitu ia tiba didepan.

Percaya atau tidak, sikap Jungkook memberikannya banyak harapan. Namun ia harus sadar sebelum jatuh terlalu dalam bahwa semua hanyalah angan angan.

Drttt drttt

Deringan ponsel Sinbi membangunkannya dari lamunan, dan beralih mengangkat telfon dari nomor tak dikenal.

"Keluarlah! Aku sudah didepan"

Tanpa bertanya, Sinbi sudah bisa menebak siapa orang itu. Maka dari itu ia memilih untuk memutuskan panggilan dan beranjak pergi.

Tak butuh waktu lama kini ia berdiri didepan sebuah mobil hitam mengkilat yang terparkir didepan gedung rumahnya. Tak lama seorang lelaki dengan setelan jas putih yang senada dengan dress nya keluar dari mobil itu.

Tampan.

Sinbi tidak ingin munafik ketika melihat sosok yang baru ia temui itu. Jangan lupakan senyuman manis disertai lesung pipi yang terlihat sangat menawan diwajah tampannya.

Terlebih ketika lelaki itu bersikap romantis dengan turun dari mobil dan membukakan pintu untuknya.

Sesaat ia terpana akan ketampanan kaum adam didepannya ini.

Zero O'clock [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang