Kelima Belas : Kecewa

3.1K 224 46
                                    

BISMILLAH...

BETRAND ANNETH COMEBACK! ADA YANG NUNGGUIN?

SEBELUMNYA AKU MAU MINTA MAAF KALAU INI TERLALU NGARET SEKALI, KARENA KEHIDUPAN REAL LIFE AKU YANG LAGI RIWEUH DAN SEDANG DIKEJAR DEADLINE JURNAL HIKS :'(

BTW, MAKASIH BANYAK UNTUK 5K READERS NYA YA! MAKASIH JUGA BUAT YANG UDAH KASIH KRITIK, SARAN LEWAT KOMENTAR ATAUPUN DIRECT MESSAGE WATTPAD. MAKASIH JUGA BUAT YANG UDAH SETIA BANGET BUAT VOTE AND KOMENT, SEMOGA CERITA INI MENGHIBUR YAA <3

HAPPY READING <3

***


Now Playing
If I Let You Go - Westlife


Sarwendah kehabisan suaranya, rasanya begitu lelah meneriaki Betrand yang sudah keluar dari rumahnya. Wanita itu memandangi pintu rumahnya yang tertutup, Betrand pergi dan ia sama sekali tak bisa berbuat apapun selain menangisi kepergian putranya.

"ONYOOO!" Sarwendah menangis histeris sambil terus memanggil putra nya, berharap anak bujangnya itu kembali ke rumah ini dan menerima kembali pelukannya.

Tuhan.. jangan hukum aku dengan cara seperti ini.. Kumohon, apapun akan aku lakukan asalkan jangan kehilangan anak-anak..

Sarwendah benar-benar hanya bisa menangis tak berdaya, tak ada satupun orang rumah yang berada didekatnya. Tak tau dimana asisten rumah tangganya, tak tau dimana kedua putrinya, tak tau dimana suaminya berada. Dunia Sarwendah seketika limbung, kehilangan setengah dari keseimbangan dirinya. Wanita itu memikirkan jalan keluar tapi sama sekali tak bisa berpikir. Ia hanya menangis, putranya pergi, lelaki bujang kebanggaannya itu pergi meninggalkan ayah bundanya, meninggalkan kedua adiknya. Dan meninggalkan rumah yang sudah memiliki kenangan indah disetiap sudutnya.

Hiks.. Hiks..

"Nyoo.." Sarwendah berujar lirih.

"Yang? Astaga yang, kamu kenapa? Kok bisa disini?" Sarwendah merasakan sepasang tangan kokoh merengkuhnya dari belakang. Sarwendah tak menjawab, wanita itu menunjuk kearah pintu rumah yang tertutup.

"Bawa anakku pulang, yang." Lirih Sarwendah terbata-bata.

"Onyo?"

"Bawa anakku pulang, yang. Kasih tau dia aku sangat menyayanginya melebihi nyawaku sendiri."

Ruben tak tau harus bagaimana, lelaki itu membawa Sarwendah ke dalam rengkuhannya sembari terus mencium puncak kepala Sarwendah lembut.

"Aku akan bawa Onyo pulang, yang." Tekad Ruben sungguh-sungguh.

"Bawa Onyo pulang.. Onyoo.. Onyoo... Nyoo.." Tangan Sarwendah terus saja menunjuk kearah pintu utama.

***

"ONYO!"

Sarwendah terbangun dari tidurnya, kedua matanya menatap nyalang kearah sekitar. Nafasnya terengah-engah.

Apakah tadi hanya mimpi?

Sarwendah memegang kepalanya yang terasa pusing. Wanita itu memperhatikan sekeliling kamarnya. Meyakinkan diri berulang kali kalau ia hanya mimpi. Sarwendah turun dari ranjangnya,  wanita itu berlari keluar kamar.

"Nyoo.. Nyoo..." Panggil Sarwendah, tapi tak ada jawaban.

"Nyoo.. Onyo dimana sayang?"

"Nyooo..."

"ONYOOO"  Sarwendah mengeraskan suaranya, wanita itu semakin panik ketika tak mendapati sahutan dari putranya itu. Sarwendah berlari menuruni tangga, tergesa-gesa, ia hanya ingin memastikan semuanya hanya mimpi.

NyamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang