BISMILLAH
BETRAND ANNETH COMEBACKKKK!!!
OMG KANGEEEEN AKUTUUU AKHIRNYA INI AKUN BISA KEBUKA JUGAAAAA HIKS :(
Mungkin banyak yang bingung, jadi kemarin aku emang mutusin buat hiatus sementara karena kehidupan real life aku lagi rungsing banget huhuhu :'( terus ga lama ini akun gabisa kebuka karena gagal masuk mulu padahal aku udah yakin ga salah ngetik sandi hiks :(
But, Alhamdulillaaahhh akhirnya aku kembalii huhuhu.. masih ada yang nungguin? anw, makasih semuaaa supportnya yaaa.. dari dm ataupun dari komen, maaf gabisa bales atu-atu tapi pasti selalu aku bacaaa kok <3
HAPPY READING GUYSSS <3
***
Betrand memandang sebuah kotak yang berada diatas pahanya. Lelaki itu memperhatikan satu persatu barang yang ada di dalamnya, baju bayi lengkap dengan sarung tangan dan sarung kaki serta topi mungil bergambar beruang. Warna nya mulai kusam dan pudar, perlahan Betrand mengusap satu persatu benda itu. Itu adalah pakaian yang Betrand kenakan pada saat sang bunda menemukannya.
Betrand menatap benda-benda dalam kotak itu dalam tatapannya yang sendu, harapannya untuk mengetahui siapa orang tua kandungnya sirna sudah kala ayah bundanya mengatakan tak memiliki satu petunjuk apapun tentang keberadaan orang tua kandungnya.
Betrand menghela nafas berat, bayangan-bayangan negatif kembali menyerang dirinya. Apa emang dia semenjijikan itu sampai-sampai Betrand dibuang? Apa Betrand hasil dari hamil di luar nikah? Apa kedua orang tua kandungnya miskin sehingga tak mampu merawat Betrand?
Darimana sebenarnya asal nya? Siapa orang tua kandungnya? Apa dia memiliki adik? Betrand sangat ingin mengetahui semua itu.
Sedang merenungkan apa yang ada dipikirannya tiba-tiba saja Betrand merasakan dada bagian bawahnya berdenyut. Betrand meremas bagian yang terasa nyeri itu dengan kuat, semakin kuat Betrand meremasnya sakitnya tak juga hilang.
Betrand lupa minum obat.
Dengan susah payah Betrand harus berdiri dari kasurnya kemudian meraih bungkusan plastik berisikan beberapa jenis obat yang harus ia minum. Untung nya saja ia selalu menyediakan segelas air putih di kamarnya, dalam sekali tegak Betrand meminum ketiga jenis obat itu sekaligus. Berharap sakitnya berangsur membaik tapi nyatanya sakitnya semakin menjadi dan kini menyerang kepalanya.
Kepala Betrand berputar, susah payah lelaki itu berjalan menuju kasurnya dan merebahkan dirinya ke atas kasur.
"Kok makin sakit ya.." Lirih Betrand sembari terus menahan suaranya agar tak ada yang mendengar.
Betrand mengontrol dirinya sendiri, perlahan rasa sakit itu memudar disertai dengan wajah lelah Betrand dan akhirnya tertidur tanpa bantal.
Betrand tertidur dengan jantung nya yang berdegup kencang serta pikirannya yang masih melayang entah kemana. Tapi sungguh, tubuhnya terasa begitu lelah..
Lelaki itu tertidur dengan membiarkan berbagai macam pikiran dan pertanyaan tanpa jawaban berkecamuk dalam otaknya.
10 menit tertidur, Sarwendah memasuki kamarnya yang tak terkunci. Wanita itu hanya ingin memastikan putra nya berada di kamarnya, hanya untuk menenangkan hatinya sendiri.
Sarwendah berjalan lebih mendekat kearah ranjang, disana ia melihat kotak yang berisikan baju bayi. Sebenarnya Sarwendah sangat membenci kotak itu, karna kotak itulah yang kembali membuat Sarwendah teringat pada saat ia menemukan Betrand bayi di tong sampah parkiran rumah sakit. Ia sangat benci mengapa Betrand bukan terlahir dalam rahimnya, mengapa seseorang begitu jahat membuang bayi merah dengan tangisannya yang meraung kelaparan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nyaman
Teen FictionAnneth adalah murid pindahan dari Malang, dia bertemu dan berteman baik dengan Sandrinna yang merupakan satu-satunya murid yang mendapatkan beasiswa karna kondisi ekonomi. Masa SMA mereka juga tak pernah luput dari segala persoalan remaja, termasuk...