Kedua Puluh Empat : Maaf, Anneth..

3K 199 59
                                    

BISMILLAH...

HAII SEMUANYAAA!!!

BETRAND ANNETH COMEBACK!

MAAF YAAA MAAFF AKU NGARETNY KETERLALUAAN, YA NAMANYA JUGA MANUSIA. PASTI PUNYA URUSAN MASING-MASING DI REAL LIFE NYA, HEHEHE...

MAKASIH BANYAK YANG UDAH BACA PART SEBELUMNYA, MAAF YAAA AKU BELUM BISA BALES SEMUA KOMENTAR KALIAN. TAPI AKU SELALU BACA KOK :3

SELAMAT DATANG JUGA UNTUK READERS BARU, SEMOGA BETAH DAN TERHIBUR YAAA!

HAPPY READING <3

***


Now Playing :
Sofia - Clairo

"Gue udah berhasil dapetin Sandrinna, berarti gue yang menang taruhan ini!"

"Eittss belum bro, ada lagi yang harus lo lakuin."

"Apaan lagi anjir, gue pengen cepet-cepet lepas dari tu babu. Mana betah gue pacaran sama pembantu kek dia. Cantik kaga, sexy kaga."

"Ya lo sabar-sabar dulu lahh, nih ya kalau lo mau dapetin uang taruhan kita. Lo harus berani...."

"Berani apa?"

"Dapetin bibirnya."

"Gitu doang? Yaelah Deven dilawan.."

Betrand menarik nafas, lelaki itu menjeda video yang berhasil Rey abadikan di ponselnya. Video berisi bukti-bukti apa yang sudah Deven perbuat, ada juga bukti Deven beserta gank nya sedang berada di diskotik dan meminum minuman keras.

"Jadi..." Betrand duduk di kursi depan Rey, lelaki itu sedang di obati lukanya sama Aretha.

"Sejak kapan lo ngebuntutin Deven?" Betrand bertanya dengan intonasi yang tenang, yang ditanya belum menjawab.

Sejenak Rey menghela nafas, "Sejak... dua bulan lalu." Jawab nya pelan, entah mengapa Rey menunduk. Seakan-akan tak berani menatap Betrand, jujur saja ia juga merasa kecewa karena tak bisa mengendalikan emosi nya.

"Berarti sejak Sandrinna kerja di rumah lo?"

Rey mengangguk, Betrand mengembalikan ponsel Rey.

"Mungkin aja kita butuh video itu buat pembuktian di depan kepsek dan bu Alya."

Rey menerima ponsel itu dan menyimpannya ke saku celana. Tak lama kemudian Rassya kembali, lelaki itu habis ditugaskan Betrand untuk bertemu saksi ketika baku hantam terjadi di kelas.

"Gimana?" Tanya Betrand, Rassya mengangkat notebook nya. Menunjukkan hasil kerja nya.

"Menurut pengakuan mereka memang Rey duluan yang mulai.."

"Tapi itu karena Deven yang ngerendahin Sandrinna!" Sambar Rey cepat, Betrand memberikan isyarat Rey agar tetap tenang. Sedangkan Aretha yang selesai mengobati luka Rey memilih untuk meninggalkan mereka.

"Terus Sya?" Betrand meminta Rassya lebih detail menjelaskan.

"Ada dua orang cewek yang berada di kelas, apa worth it kalau gue jadikan mereka saksi?"

"Bisa, karena menurut gue mereka bisa netral. Kalau cuma berpatok sama temen segeng Deven gue rasa mereka bisa lebih mihak Deven." Ujar Betrand, Rassya mengangguk setuju.

"Gue bakal temuin mereka nanti."

"Terus Deven gimana?"

"Dibawa ke rumah sakit, ada dugaan patah tulang hidung.."

NyamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang