─ ✰್
Sudah lewat seminggu sejak Nana dihukum oleh neneknya, ia jadi sedikit terbebas karena sang nenek pergi dengan kakeknya untuk waktu yang lumayan lama menurut Nana. berbahagialah ia, karena bisa terbebas sementara waktu.
Namun sepertinya Nana tidak bisa benar-benar terbebas. Jeno, pria itu jadi sering menghampirinya dengan membawakan bunga yang Nana tidak tau apa namanya, namun begitu cantik, serta memberinya berbagai jenis makanan berbeda setiap harinya. Jeno juga menjadi lebih menyebalkan, keingintahuannya tentang dirinya menjadi lebih meningkat. Dan jangan lupakan sifatnya yang berubah, membuatnya terlihat sangat aneh.
"Jevan! Berhenti ikutin gue! You're really annoying."
Nana berhenti berjalan, menatap Jeno dengan sengit. Dari jam sekolah dibubarkan, Jeno sudah menunggunya di depan kelas, mengikutinya hingga parkiran dimana ia akan pulang bersama kedua temannya. Membuat tatapan murid teralihkan pada meraka.
Jeno mengangkat bahunya acuh, masih dengan kedua tangan membawa buket bunga dan sekantung cemilan. "Pulang sama gue. lo bilang dari kemarin, besok besok terus, tapi gak nepatin janji." Ucapnya dengan datar.
Nana mengulum bibir salah tingkah. "Tapi hari ini gue mau pergi sama Felly Ryu. Besok aja."
Jeno mendekat pada Nana, mendekatkan wajahnya pada telinga wanita itu. "Oke besok. Tapi jangan salahin gue kalau berita tentang lo anaknya keluarga Suh kesebar." Ia menjauhkan wajahnya dengan seringaian saat wajah Nana terlihat begitu kesal.
"Jadi lo pilih mana?"
"Sialan, you look even more jerk." Bisik Nana dengan lirih, menatap Jeno dengan benci.
"Ryu, Fel, kita perginya lain kali aja gapapa kan? Gue balik bareng Jevan."
Nana menatap dengan bersalah kedua temannya, tak enak karena harus membatalkan acara yang sudah mereka rencanakan. Padahal, ini adalah kesempatan Nana untuk bersenang-senang, tidak ada mobil jemputan yang menunggunya hingga nanti sang nenek dan kakek kembali dari acara bisnis.
"Santai Na, lagian kita dari kemarin juga udah pergi terus kan." Jawab Ryu menepuk bahu Nana dengan main main.
"Sorry." cicit Nana.
"Yaudah nih gue sama Ryu balik duluan ya, hari minggu kita ke rumah lo." Felly menengahi yang membuat raut wajah Nana berbinar kembali diikuti cengiran lebarnya.
"Oke, gue tunggu! Kalian hati-hati."
Nana melambai tangan semangat saat kedua motor sahabatnya menghilang keluar dari parkiran sekolah. Kemudian berbalik badan menghampiri Jeno yang duduk di motor menunggunya.
"Nih." Jeno memberi buket bunga serta sekantung cemilan pada Nana.
"Kenapa lo selalu kasih gue bunga sama makanan?"
Jeno mengangkat bahu acuh. "Pengen aja. Buruan naik."
Nana berdecak dengan bibir mengerucut, namun tetap menurut naik ke motor ninja hitam milik Jeno.
"Pegangan" Jeno menarik tangan kanan Nana yang bebas, melingkarkannya pada perut berototnya.
Motor hitam itu mulai bergabung bersama kendaraan lain. Tidak ada pembicaraan apapun setelah Nana bertanya dan dijawab malas oleh Jeno.
"Jev, mau kemana? Ini bukan arah rumah gue."
"Lo diem aja."
Motor itu memasuki area perkomplekan sederhana, namun begitu asri. Hingga motor berhenti di rumah bercat pastel yang dihalamannya ditumbuhi tanaman indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luce Luminosa ✔
Fanfiction●Nomin Rasa cemburu selalu hadir bersama rasa cinta. Tapi, ia belum tentu pergi dengan rasa cinta itu. Karena, cinta tidak melulu tentang perasaan yang berbalas atau sebuah kebersamaan. ● ⚠Genderswitch (Gs)⚠ - Lil bit Mature🔞 - Bahasa campur aduk ...