─ ✰್
Silau matahari saat suara gorden terbuka serta suara alarm dari ponsel terdengar dipenjuru kamar, membuat tidur nyenyak gadis cantik disana terusik.
Usapan lembut pada pipi gadis itu membuatnya mengerang tak suka. Tidur yang baru saja lima jam dirasa membuat gadis itu berdecak.
"Nana, ayo bangun. Ada kelas pagi kan?" Suara lembut itu mengalun indah.
"Hng, iya Bu lima menit lagi." Gadis bernama Nana disana menyingkirkan tangan yang sedari tadi mengelus wajahnya.
"Lima menit? Yakin? Sekarang sudah jam tujuh kurang dua puluh menit."
Dengan mata membulat terkejut, Nana bangun mengabaikan pusing dikepala. Tanpa mandi, hanya mencuci muka dan menggosok gigi, Nana keluar dari kamar mandi. Mengganti baju dengan seragam sekolah yang sudah tergantung rapi di lemari bersama gerutuan karena ia bangun kesiangan.
Salahkan dirinya yang menonton drama sampai subuh."Ibu aku berangkat dulu ya, bye." Teriak Nana tanpa mengindahkan teriakan sang Ibu untuk membawa bekal.
Dengan napas tersenggal serta keluhan pada sang supir untuk menaikkan laju mobil, Nana menelfon temannya di seberang sana.
'Buruan kampret, lo dimana? Guru udah mau masuk.' Ucapan panik diseberang sana membuat Nana semakin panik.
"Gue lagi dijalan, kabarin gue kalau gurunya udah masuk kelas. Telat lima belas menit masih bisa ditoleransi kan?"
'Ck, bisa kalau lo bawa tugas minggu kemarin dari dia.'
Nana memekik, segera mengecek tas apakah ia membawa tugas, pasalnya guru matematika ini sangat disegani karena akan memberi nilai merah pada anak yang tidak disiplin.
Helaan napas lega bersama dengan mobil berhenti di parkiran sekolah luasnya.
"Gue bawa, gue juga udah sampe." Pekik Nana dengan senang.
'Yaudah buruan lari.'
Setelah mengucapkan terimakasih pada supir, Nana berlari di lorong sekolah yang tidak begitu ramai. Kaki kecilnya ia bawa menyusuri lorong sekolah, beberapa umpatan juga gadis itu lontarkan saat tak sengaja dirinya menabrak orang.
Saat langkah kakinya berbelok, saat itu juga ia berhenti karena segerombolan pria menghadang jalan. Napas kasar disertai erangan kasar tak membuat pria disana takut, justru senyum lebar semakin terpancar jelas, terutama lelaki bermata bulan sabit.
"Selamat pagi cantik."
Satu ucapan manis disertai dengan ciuman di pipi membuat Nana menggeram marah.
"Elo!" Teriak Nana dengan telunjuk mengacung dihadapan pria bermata bulan sabit.
"Kenapa? Mau makasih? Iya sama-sama. Semua cewe yang dapet kecupan manis dari gue juga gitu, pasti nanti hari lo lebih menye--"
Tamparan keras pada pipi pria itu membuat beberapa teman dibelakang memekik tertahan.
Dengan napas memburu Nana menjambak rambut pria itu setelah menamparnya."Brengsek! Lo siapa berani beraninya cium gue! Bajingan!"
Pekikan panik dari beberapa murid karena keberanian Nana, serta kepanikan teman teman pria bermata bulan sabit itu segera menahan Nana.
"Cowo sialan! Sini lo! Gue belum puas jambak lo!"
Pria bermata bulan sabit itu memandang Nana dengan kekehan angkuhnya, memegang pipi yang tadi terkena tamparan.
Nana masih memberontak dicekalan dua pria.'Dia siapa? Berani banget sama Jeno.'
'Itu Nana bukan sih?'
'Itu Nana kan? Murid pindahan tahun lalu?'
'Tinggal nama tuh dia pulang pulang.'
'Mati aja tuh cewe, berani banget.'
'Sok banget sih tuh cewe.'
'Bukannya seneng dicium Jeno, ini malah marah marah. Udah gila kali tuh si Nana.'
'Mending tadi gue aja yang dicium Jeno.'
Jeno terkekeh mendengar ucapan tersebut. Pandangannya beralih pada teman disampingnya.
"Cari tau tentang cewe itu."
Jeno melangkah mendekat gadis yang belum ia ketahui namanya, yang kini sudah tak berontak lagi.
"Kayaknya kita bakalan sering ketemu, manis."
Satu kecupan Jeno berikan lagi pada pipi Nana-- hampir mengenai ujung bibir gadis itu, membuat Nana kembali memekik.
"Bajingan!"
"Astaga Nana! Jangan aneh-aneh, lo nyari mati?!"
"Lepasin gue! Sini lo maju bajingan! Jangan kabur pengecut!"
"Na udah ayo ke kelas! Aduh gak usah nabok gue juga!"
Jeno tersenyum mengejek melewati gadis yang ia cium tadi. Terkekeh sinis saat gadis itu diseret paksa oleh dua temannya.
─ ✰್
Nana Nayyara
🐰
Jevanka Jeno
🐶
─ ✰್Maaf ya pasti bosen bngt liat book baru lagi, padahal book yg lain masih belum selesai 😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Luce Luminosa ✔
Fanfiction●Nomin Rasa cemburu selalu hadir bersama rasa cinta. Tapi, ia belum tentu pergi dengan rasa cinta itu. Karena, cinta tidak melulu tentang perasaan yang berbalas atau sebuah kebersamaan. ● ⚠Genderswitch (Gs)⚠ - Lil bit Mature🔞 - Bahasa campur aduk ...