NinuNinu WARNING. ADEGAN DELAPAN BELAS CORET. HARSH WORDS
─ ✰್
Nana lelah, sangat lelah. Disaat ia sudah tak mengharap kan apapun, kini masalah kembali datang padanya. Ia hanya ingin hidup dengan tenang. Apa yang salah dengan hidupnya, disaat keluarganya yang menciptakan kesalahan, ia yang harus menanggungnya. Disaat keluarganya yang membuat dirinya harus terseret dalam arus permasalahan, ia juga yang harus menanggung sendiri dan mengalah.
Kini, ia hanya ingin hidup tanpa beban dipundaknya. Walaupun dengan kekurangan harta, ia tak masalah, asal hidupnya tenang bersama anak yang ia kandung.
Terkadang, ia selalu bertanya mengapa Tuhan begitu tak adil padanya, kesalahan fatal apa yang ia lakukan selama hidupnya sehingga Tuhan tak pernah berbaik barang sedikitpun padanya. Namun, pikiran itu ia hapus setelah Tuhan memberikan anugrah sebuah bayi yang menjadi penyemangat hidupnya.
"Je-evan stop." Pinta Nana dengan tak berdaya. Tubuhnya lelah, seluruh badannya sakit dan suaranya melemah.
Subuh tadi, lagi, Jeno menyetubuhinya dengan tak berperasaan. Hanya karena, Nana menolak lagi keinginan pria itu untuk kembali.
Nana tak ingin. Ia sangat tak ingin kembali kepada pria yang tak mau bertanggung jawab atas bayinya dan pria yang sedari awal hanya ingin membalaskan dendam. Ia tak mau, lebih baik ia hidup sebatang kara dari pada harus bersama Jeno.
"Angh ahh sebentar ya sayang." Ucap Jeno dengan suara beratnya.
Nana lelah mendesah dan menangis, ia juga sudah tak mempunyai tenaga untuk melawan. Yang ia harapkan sekarang hanya kepulangan Mayang.
"Ahhngh hiks hnghh pelan Jevan." Tubuh Nana terhentak, kedua tangannya mencengkeram kuat bahu polos Jeno saat putihnya akan datang.
"Sama-sama, sayang." Jeno memeluk tubuh Nana tanpa berpikir apa perut yang terdapat darah dagingnya akan tergencat. Memeilih mempercepat penyatuan mereka agar pelepasannya keluar.
"Aaahhh hngg." Teriakkan keenakan Nana saat pelepasan yang entah keberapa ia keluarkan.
Nana sudah tak bisa berpikir lagi, apakah desahan dan penyatuan mereka akan terdengar oleh tetangga. Walaupun hatinya menolak, tapi tidak dengan tubuhnya yang sensitif.
"Sekali lagi ya, cantik."
Nana menggeleng ribut saat Jeno mengubah posisi mereka, menjadi Nana yang berada di pangkuan Jeno.
"Nggak! Hiks Jevan stop! G-gue cape, tolong jangan gini." Nana berontak saat Jeno menahan kedua tangannya.
"Sstt, capenya nggak seberapa sama enaknya kan? Hm? Ayo gerak, sayang."
Nana menangis, memberontak dan berteriak saat Jeno menggerakkan tubuhnya di atas pangkuan pria itu.
"Je-evan, lo bener-bener biadab! Brengsek!"
"Sshh tenang sayang."
Nana menggeleng dengan air mata bercucuran. Kewanitaannya benar benar sakit dan perih, perutnya kram karena terus menahan gejolak pelepasan. Ia benar benar sangat tak kuat, saat Jeno sudah mengeluarkan pelepasannya, tubuhnya ambruk ke dalam pelukan Jeno. Napasnya terengah dengan keringat dingin bercucuran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luce Luminosa ✔
Fanfiction●Nomin Rasa cemburu selalu hadir bersama rasa cinta. Tapi, ia belum tentu pergi dengan rasa cinta itu. Karena, cinta tidak melulu tentang perasaan yang berbalas atau sebuah kebersamaan. ● ⚠Genderswitch (Gs)⚠ - Lil bit Mature🔞 - Bahasa campur aduk ...