Dillora Wijaya, seorang gadis yang tengah duduk sambil berbincang-bincang bersama para tetangga nya, sembari menunggu ojeg yang sudah jadi langganan nya.
Tinggal di sebuah kontrakan sederhana di padatnya ibu kota, mau tak mau dirinya harus beramah tamah dengan para tetangga, yang selalu mengurusi kehidupan nya.
"Lora, nanti kalau pulang belin ibu martabak yang biasa ya? Nanti uang nya di ganti," Ucap Bu Rina, tetangga Dillora.
"Siap, bu. Ada yang mau nitip sekalian gak?" Tanya Dillora menatap perkumpulan ibu-ibu, yang sedang berbaris duduk sambil mencari kutu.
"Ibu satu ya, tapi ulah uang aing " Ucap Ibu Sri, dengan logat sunda nya. sambil menindas kutu di rantang
"Ye, enak di ibu susah di saya dong." Seru Dellora, sambil tertawa.
"Kan Neng Dillora cantik, baik ramah pula. Masa iya gak mau kasih kita martabak buat ibu-ibu di sini ngopi Neng?" Kembali Ibu Sri merayu Dillora agar di kasih martabak.
"Oke deh, buat ibu-ibu cantik dan rempong. Dillora bakal beliin martabak," ucap Dillora sambil berdiri, karena tukang ojeg nya sudah sampai.
"wah, makasih Neng. Semoga si Neng cepet nikah ya, biar gak jomblo terus." Doa Ibu Sri, dan di amin kan semua Ibu-Ibu.
Dillora pun hanya tersenyum, meski dalan hati ia gedek karena pada akhir nya akan membahas status nya yang masih melajang di umur nya yang ke 26 tahun
**********
Setelah 20 menit berlalu, Dillora pun sampai di tempat iya bekerja.
Ting....
"Pagi, semua." Teriak Dillora, menyapa teman-teman nya yang sedang membersihkan Restoran."Pagi," serentak mereka menjawab.
"Lora, sini. Ada gosip baru," Ucap salah satu teman nya, yang bekerja di bagian pengantar makanan. Sama seperti nya.
"Gibah terus, selagi ada nyawa." Sindir Dillora.
"Lo, juga suka keppo. Tentang gosip yang kita gibahin," Ucap Lula.
"Iya, bener banget tuh." Celetuk Dinu, salah satu teman dekat Dillora.
"Salah kalian juga sih, ngegibah dekat gue, kan gue nya gak nahan pengen ikutan." Cengir Dillora, yang di suraki teman-teman nya.
"Eh, Lora. Lo tau gak- " Belum selesai Caca berbicara, sudah di potong oleh Dillora.
"Enggak," Jawab Dillora.
"gue belum selesai, Dillora Wijaya. Udah, ah gue kesel." Marah Caca.
"Iya, iya maaf. Janji gak bakal motong omongan lo." Ucap Dillora, sambil mengacungkan jari klingking nya ke depan muka Caca.
"Ih, lora. Biasa aja dong tangan nya," Kesal Caca, dan langsung dapet pelukan dari Dillora.
"Iya, maaf. Gue bercanda. Jadi apa?"
"Kita bakalan kedatangan Bos baru," Cerita Caca dengan girang.
Dengan bingung Dillora pun melihat ke arah teman-teman nya yang lain, memastikan bahwa berita nya bohong.
"Kali ini, beritanya fakta." Bisik Dinu, di telinga Dillora.
"Kalian tau dari mana?" Tanya Dillora, heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Kampret (Tamat)
General FictionIni tentang seorang gadis bernama Dillora Wijaya, gadis baik dan periang yang disukai semua orang. Hidup sendiri di sebuah padatnya ibu kota , tidak membuat ia kesepian. Hingga suatu hari, bosnya di tempat dirinya bekerja menawarkan sebuah pernikaha...