Kini mereka tengah berada di dalam mobil menuju rumah mereka, setelah mereka berdebat di rumah Lula.
Mereka pun sampai, dengan cepat Dillora keluar dari mobil yang mereka tumpangi.
Sedangkan Arka yang melihat nya pun hanya bisa tersenyum maklum.
Dillora yang saat ini sudah masuk ke rumah nya lebih dulu pun langsung masuk ke kamar dan mengunci nya, agar Arka tidak bisa masuk.
"Aaa... Kesel!" teriak Dillora sambil membanting dirinya ke kasur.
'Kenapa sih, tuh orang suka banget bikin gue emosi? Dan kenapa juga gue gampang banget luluh?' Batin Dillora.
Sedang asik-asik nya melamun, tiba-tiba suara ketukan pintu kamar berbunyi.
"Ra, buka pintu nya. Kamu masih marah ya?" suara Arka terdengar.
Tidak ada jawaban dari Dillora.
"Ra, kita bicarain baik-baik ya? Keluar dong." ucap Arka dengan suara yang di melaskan.
Dillora yang mendengar itu pun hanya mendengus kesal, dan menyelimuti seluruh badan nya dengan selimut.
"Ra, tok... Tok... Tok."
"Bubu, tok... Tok... Tok."
"Sayang? Tok... Tok... Tok."
"Istrinya Arka yang cantik, dan menggemaskan. Keluar yuk, kita bicarain baik-baik."
Sama sekali tidak ada jawaban dari balik pintu kamar nya.
Arka pun menghella nafas.
"Kalau kamu keluar, Mas bakal ceritain sesuatu sama kamu. Tapi kamu nya keluar," ucap Arka.
Dillora yang mendengar kata-kata Arka pun langsung menyingkirkan selimut yang menutupi seluruh badan nya.
"Ceritain apa?" tanya Dillora teriak.
"Keluar dulu makanya,"
"Gak mau, apa dulu?" teriak Dillora.
"Yaudah kalau gak mau, gak masalah." ucap Arka yang pura-pura acuh, padahal dalam hati dirinya merasa geli semdiri.
'Dasar, lagi marah aja masih keppo' Batin Arka.
Dillora yang mendengar kata-kata Arka yang seolah acuh pun beranjak dengan kesal, dan membuka pintunya dengan kasar.
"Mau cerita apa?" galak Dillora.
"Jangan galak-galak gitu dong sama suami sendiri," ucap Arka dengan wajah yang di gemas-gemaskan.
"jangan menampilkan wajah seperti itu!" kesal Dillora yang membuang muka nya.
"Kenapa, hem?" tanya Arka dengan mengeluarkan pupy eyes nya.
"Jijik! Tau gak?" ucap Dillora sambil berlalu pergi ke ruang tv.
"Ah, jijik. Tapi kok pipinya merah," ucap Arka yang mengikuti Dillora.
Dengan cepat, Dillora berjalan.menghindari godaan-godaan dari suami nya.
Dillora pun duduk di salah satu kursi, dan dengan cepat Arka pun duduk di sebelah Dillora tanpa ada sedikit jarak tersisa.
Dillora yang di tempeli Arka pun bergeser sedikit, Arka pun ikut bergeser yang masih menampilkan wajah sok imut nya.
Melihat Arka bergerak mendekati nya, Dillora pun berdiri dan duduk di singel sofa.
Melihat Dillora pindah duduk nya, Arka pun menggerutu.
"Kenapa duduk nya harus pindah sih?"
"Gak papa,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Kampret (Tamat)
General FictionIni tentang seorang gadis bernama Dillora Wijaya, gadis baik dan periang yang disukai semua orang. Hidup sendiri di sebuah padatnya ibu kota , tidak membuat ia kesepian. Hingga suatu hari, bosnya di tempat dirinya bekerja menawarkan sebuah pernikaha...