"Vid, dia gak tau gue mau datang kan?" tanya Dillora.
"Gak, gue mau kasih dia kejutan. Gue harap sih adanya kedatangan lo ngejenguk dia, akan membuat dia semangat melawan penyakit nya." ucap David.
"Ehem," dehem Arka, dan Dillora pun menyikut perut David.
David pun menjadi salah tingkah, "Maksud gue, lu kan temen nya siapa tau kan kalau temen nya ngejengukin dia, dia jadi semangat." ujar David, sambil menggaruk kepala belakang nya.
"Ya udah yuk jalan," tegur David.
Mereka pun berjalan menuju ruangan yang di tempati Randy.
Ketika mereka dua langkah lagi sampai di depan pintu ruangan Randy, Dillora pun berhenti sejenak.Arka yang melihat kegugupan Dillora pun hanya bisa mendengus.
Sedangkan David, dirinya melangkah menghampiri Dillora dan menepuk-nepuk bahu Dillora, sambil memberikan senyuman."Santai aja, gak usah gugup." ucap David.
Arka yang melihat David menepuk-nepuk baju Dillora pun segera menepis nya, "Gak usah pegang-pegang istri orang."
"Sorry," ucap David, sambil mengangkat kedua tangan nya.
"Lo duluan aja Vi, nanti gue nyusul sama Arka."
David pun masuk terlebih dahulu, sedangkan Dillora tengah menahan semua rasa yang bergejolak dalam dalam dirinya.
"Kenapa?" Tanya Arka.
"Eh, eng-- enggak papa."
Arka pun hanya mendengus kesal, "Kita pulang aja,"
Dillora pun mendongak kan kepala nya menatap Arka, "Kenapa?" Tanya Dillora dengan sedikit tidak terima.
"Melihat kamu kayak gitu memnuat Mas kesal,"
"Kenapa?" Tanya Dillora.
"Kamu kayak mau ketemu kekasih kamu yang sudah lama pergi aja," dengus Arka.
"Emang," ucap Dillora, dengan suara kecil.
Meski Dillora berucap dengan suara pelan, tetapi Arka masih mendengar dengan jelas.
Dengan marah Arka pun menarik yangan Dillora.Dillora yang kaget kenapa tangan nya di tarik pun mencoba menahan.
"Kenapa sih Mas?"
"Kita pulang aja,"
"Gak,"
"Mending kamu jalan kaki atau Mas gendong?"
"Mas, ke--"
Ketika Arka ingin menggendong Dillora, dengan gesit Dillora berlari dan masuk ke ruangan yang menjadi tempat Randy di rawat.
Sedangkan Randy dan David yang mendengar pintu terbuka dengan keras segera menengok mencari pelaku nya.
Dengan tidak percaya, Randy pun bergumam. Ketika melihat Dillora tengah berdiri canggung di dekat pintu.
"Apa gue salah liat?" tanya Randy dengan bergumam.
"Lo gak salah liat kok," jawab David.
Randy yang mendengar jawaban dari David pun menoleh, dan di angguki David.
Sedangkan Dillora yang melihat Randy pun menjadi salah tingkah.
"Maaf," cengir Dillora sambil menggaruk leher belakang nya.
"Di... Dillora, itu beneran kamu?"
"I... Iya, ini ak--"
"Sayang, kok kamu tinggalin aku sih." ucap suara, siapa lagi kalau bukan Arka. Sambil merangkul Dillora.
"Apaan sih Mas," ucap Dillora dengan suara sekecil mungkin, dengan mencoba melepaskan rangkulan Arka.
"Kenapa? Masih marah sama Mas. Tapi beneran deh, perempuan tadi itu cuma nanyain alamat doang kok. Jangan cemburu dong," ucap Arka sambil tersenyum manis, dan merangkul.
Sedangkan Randy yang menyaksikan itu pun merasa bingung, dan hanya bisa menyaksikan.
"Mas," geram Dillora.
Dengan tidak peduli nya, Arka pun melihat dua orang laki-laki yang satu tengah duduk di ranjang yang aatu tengah berdiri. Siapa lagi kalau bukan David dan Randy.
"Eh, ada orang ya. Maaf ya, biasa ini masalah suami istri." ucap Arka, sambil memandang mereka.
Sedangkan David yang mendengar ucapan Arka pun segera menoleh kepada Randy.
Melihat wajah yang di tampilkan Randy, yang terlihat kaget pun membuat David merasa tidak enak.
Karena tidak memberi tahu yang sebenar nya."Lora, kenapa?" tanya David.
"Ah, enggak kok."
Dillora pun mencoba berjalan menghampiri Randy, di ikuti Arka.
"Hai, Ran. Apa kabar?" Tanya Dillora.
"Hai, baik. Kamu gimana?" Tanya Randy.
"Baik," jawab Dillora, dan entah apa lagi yang mau di ucapkan nya.
Arka yang melihat keterdiaman Dillora pun semakin erat merangkul, meski Dillora sudah mencoba melepaskan. Namun tetap tidak bisa.
"Ehem," dehem Arka, semua orang pun memandang Arka.
"Lo yang namanya Randy kan?" Tanya Arka kepada Randy.
"Iya,"
"Kenalin, gue suaminya Dillora." Ucal.Arka memperkenalkan diri.
"Suami?" bingung Randy.
"Iya," jawab Arka.
Sedangkan Dillora sudah menahan kekesalan nya dalam hati.
Randy pun menatap Dillora, "Kamu sudah menikah Ra?"
"Eh, u... Udah." jawab Dillora gugup, sedangkan Arka yang mendengar nya semakin tersenyum.
"Kamu kok gak undang aku?" ucap Randy, dengan wajah yang terlihat kecewa.
"Maaf," jawab Dillora.
Meraka pun mengobrol, lebih tepat nya David yang mencoba mencairkan suasana yang terlihat kaku.
Meski Randy menjawab nya sambil menatao Dillora, dan itu membuat Dillora salah tingkah.Terkadang tanpa sengaja mereka bersitatap, memancarkan kerinduan masing-masing.
Sedangkan Arka yang melihat nya semakin membuat darahnya mendidih..
Dan inilah puncak nya, Arka berdiri yang membuat orang yang berada di ruangan itu menatap nya.
"Kita pulang," tegas Arka.
"Tapi--"
"Pulang!" tegas Arka.
Dillora oun berdiri dan ingin berpamitan kepada Randy, belum juga Dillora membuka mulut nya, Arka sudah menyeret nya lebih dulu.
"Mas, bentar dulu. Aku mau pamitan," ucap Dillora, dan hanya di anggap angin lalu oleh Arka, yang kembali menyeret Dillora.
Sedangkan David yang melihat itu pun hanya menghella nafas, 'Akan terjadi perang ini mah' batin David.
Namun berbeda dengan Randy yang tidak mengerti permasalahan nya.
"Vid, kenapa suaminya Dillora menyeret Dillora?"
"Gue gak tau," ucap David berbohong, padahal dirinya tau jelas kenapa Arka sampai menyeret Dillora. Apalagi kalau bukan karena cemburu.
Tbc.
Terima kasih.
r
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Kampret (Tamat)
General FictionIni tentang seorang gadis bernama Dillora Wijaya, gadis baik dan periang yang disukai semua orang. Hidup sendiri di sebuah padatnya ibu kota , tidak membuat ia kesepian. Hingga suatu hari, bosnya di tempat dirinya bekerja menawarkan sebuah pernikaha...