PK|| Bertemu Camer

13.9K 1.4K 31
                                    

Tiga hari sudah, sejak Dillora memutuskan untuk menerima Arka sebagai suaminya.

Kini dirinya tengah bersiap-siap untuk pergi bersama Arka. Setelah kemarin-kemarin dirinya terus menolak ajakan dari Arka, kini dirinya tidak bisa membantah lagi, ketika Arka mengeluarkan suara peringatan.

Ketika Dillora sedang mengoleskan lipbam di bibir nya, suara dering Hp menghentikan nya.

Dillora pun menekan tombol merah ketika melihat nama yang tertera di layar Hp nya, bahwa yang menelphon nya itu, siapa lagi kalau bukan Arka.

Dillora pun melanjutkan kembali mengoleskan lipbam di bibir nya, ketika Dillora ingin mengambil minyak wangi, suara dering Hp kembali terdengar.

Dan Dillora pun kembali mematikan nya kembali.
Belum satu menit Dillora mematikan panggilan dari Arka.

Suara gedoran pintu memekikan telinga terdengar.
Dengan kesal Dillora menyemprot kan minyak wanginya asal ke tubuh nya.

Cepat-cepat Dillora keluar untuk memarahi orang yang menggedor pintu nya, siapa lagi kalau bukan Bos nya.

Dillora pun membuka pintunya. "Berisik, Bapak gak sopan datang-datang main gedar-gedor rumah orang. Kalau tetangga keppo, saya keluar gimana," Ucap Dillora kesal.

"Seandainya kamu angkat telfon dari  saya, saya gak bakalan gedor pintu rumah kamu." Ucap Arka.

"Cepetan masuk, mobil" ucap Arka, dan mendahului Dillora yang masih di depan pintu.

Dillora pun dengan cepat masuk ke.mobil Arka.

Ketika Dillora masuk, Arka otomatis menutup hidung nya. "Kamu pake minyak wangi apa sih?"

"Kenapa, wangi ya?" Pede Dillora sambil mengibaskan rambut nya.

"Wangi apanya, kamu itu kayak ba*ci mau nongkrong tau gak." Ucap Arka.

"Maksud Bapak?"

"Kamu itu kayak ba*ci yang mau nongkrong di lampu merah, minyak wanginya gak karuan bau nya."

Dengan kaget Dillora berkata. "Berarti Bapak pengalaman ya?"

"Pengalaman apa?"

"Jadi ba*ci."

Arka yang mendengar kata Dillora segera berpaling dan menatap Dillora dengan tajam. "Apa kamu bilang?"

Dillora yang mencium bau-bau tidak enak segera menatap Arka dan tersenyum kuda.

"Canda Pak, " ucap Dillora.

Arka pun kembali menatap ke arah depan.

**************

Kini Dillora yang bingung kenapa mereka menuju ke arah pemakaman pun bertanya.

"Pak, Bapak ngapain bawa saya ke sini?"

"Menurut kamu, ngapain?"

"Jangan bilang Bapak mau ngubur saya hidup-hidup?" Histeris Dillora.

"Pak, saya masih pengen hidup. Bapak, katanya mau nikahin saya, tapi ngapain ke sini?" Ucap Dillora, takut.

"Pak, Bapak? Jawab jangan diam aja, saya takut jadinya."

"Pak,"

"Jawab dong, pak"

"Diam, Dillora Wijaya. Saya lagi nyetir." Ucap Arka.

"Gimana saya mau diam, Bapak bawa saya ke pemakaman malam-malam." Grutu Dillora.

Tiba-tiba Arka memberhentikan mobil nya, yang membuat Dillora semakin takut. Fikiran macam-macam melayang-layang di kepala nya.

"Pak, kenapa berhenti?" Tanya Dillora, yang semakin panas dingin karena takut.

Pernikahan Kampret (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang