Kini Dillora tengah duduk bersama Lula, setelah menceritakan semua nya dari awal pernikahan hingga saat ini kenapa dirinya menangis.
"Terus lo mau gimana?" tanya Lula.
"Gue gak tau, tapi hati gue rasanya sakit banget, La."
"Ya iyalah sakit, orang dia suami lo." kesal Lula, entah kenapa dirinya ingin sekali menjambak Bos nya itu.
"La,"
"Ya,"
"Gue boleh nginep di sini gak?"
"Ya boleh lah, lu boleh tinggal di sini sesuka lo." ucap Lula.
"Terima kasih," ucap Dillora sambil memeluk Lula.
"Udah-udah, jangan nangis. Dasar cengeng," ucap Lula, sambil terkekeh.
Dillora pun ikut terkekeh.
"Jadi, lo mau ngehindar dari suami lo?"
"Iya,"
"Nanti dia kalangkabut nyariin lo," beri tahu Lula, sambil tertawa.
"Biarin, biar tau rasa!"
"Tu liat, berapa puluh kali dia telphone lo." Tunjuk Lula kepada Hp yang terus berkedip menampilkan pesan atau pun telphon.
Dengan kesal Dillora pun mematikan Hp nya.
"Kenapa di matiin?"
"Biarin,"
"Dasar, pencemburu!" celetuk Lula, Dillora pun menatap tajam Lula.
"Siapa yang cemburu?"
"Lu lah,"
"Mana ada," kesal Dillora.
"Kalau lu gak cemburu, lu gak bakalan pergi gitu aja."
"Gue gak cemburu, tapi sakit aja gitu liat suami sendiri pelukan, ciuman di depan istri nya." Kesal Dillora.
"Ya itu namanya, lo cemburu bege!" gemas Lula.
Ketika Dillora ingin membantah lagi namun di tutup mulut nya oleh Lula dengan dua jari nya, ketika Hp Lula berbunyi.
Lula pun mengambil Hp nya dan melihat nama yang tertera di layar Hp tanda panggilan masuk.
"Kenapa lo?" tanya Dillora yang melihat raut wajah Lula yang sedikit gugup. Setelah tadi dirinya menepis tangan Lula di mulut nya.
"Ini, suami Lo telphone. Gimana dong, pasti mau nanyain lo?" panik Lula.
"Pokok nya lo jangan kasih tau gue ada di sini ngerti?"
"Tapi-"
"Pokok nya jangan, Ra! Lu tarik nafas dulu, nanti dia curiga gue di sini." ucap Dillora.
Lula pun menarik nafas beberapa kali, dan langsung mengangkat panggilan nya.
"Hallo,Pak."
.....................
"Dillora? Gak ada pak. Memang nya Dillora kemana?"
..........................
Dillora yang melihat wajah Lula tengah menahan kesal pun ingin tertawa, dirinya penasaran Arka ngomong apa sehingga Lula nampak kesal.
"Maaf, Pak."
...........................
"Beneran Pak, saya gak tau dimana Dillora."
..............................
"Saya gak bohong, Pak."
.................................
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Kampret (Tamat)
General FictionIni tentang seorang gadis bernama Dillora Wijaya, gadis baik dan periang yang disukai semua orang. Hidup sendiri di sebuah padatnya ibu kota , tidak membuat ia kesepian. Hingga suatu hari, bosnya di tempat dirinya bekerja menawarkan sebuah pernikaha...