PK|| Aku tau, semua

9.3K 821 1
                                    

Kini Dillora dan Arka sudah menemukan tempat istirahat.
Dan Dillora masih saja diam, setelah Arka berkata bahwa dirinya 'tau' semua.

Sedangkan Arka tengah mandi, membersihkan segala fikiran yang membuat dirinya pusing. Dan emosi yang selalu berkecamuk di dalam.dirinya.

Dirinya berharap setelah mandi akan menjadi lebih segar.
Ketika Arka keluar kamar mandi, dan hanya menggunakan handuk yang melilit di pinggamg nya saja.

Ketika Dillora duduk di sofa yang berada di kamar, dirinya langsung bangun dan  menatap Arka yang keluar dari kamar mandi.

"M ... Mas, aku udah pesan makanan." ucap Dillora gugup.

"Hem,"  ucap Arka sambil melewati Dillora.

Dillora pun hanya bisa menghella nafas, dan pergi ke ruang makan.
Lima menit berlalu, Arka menyusul nya.

Arka pun duduk di sebrang Dillora, dengan cekatan Dillora melayani Arka.

"Mas, mau ini?" Tanya Dillora menunjuk ayam kecap.

"Hem,"

"Apa lagi?"

"Terserah," jawab Arka cuek, Dillora pun menghella nafas.

Mereka pun makan di temani kesunyian.

"Ehem, Mas. Aku--"

"Kalau lagi makan, jangan bicara." potong Arka.

Dillora pun bungkam kembali, "Iya, Mas."

Setelah selesai makan, Arka pun berniat ingin ke kamar. Tapi Dillora menghentikan nya.

"Mas, aku mau bicara."

Arka pun memandang Dillora, "Hem," Arka pun berlalu ke ruang Tv.

Dillora pun dengan cepat membereskan sisa makan mereka.
Setelah seleaai membereskan nya, Dillora oun menghampiri Arka dan duduk di sebelah Arka.

"Mas,"

"Hem,"

"Maksud Mas yang tadi di mobil, apa?"

"Kamu pasti tau maksud nya,"

"Gak tau,"

Arka pun mendengus, "Mas tau semuanya."

"Ya, semuanya apa Mas?" greget Dillora.

"Mas tau, kamu ke sini mau menjenguk mantan kamu." tekan Arka di bagian kata mantan.

"Mas tau dari mana?"

"Kamu gak perlu tau Mas tau dari mana,"

Dillora pun mencoba sabar, "Mas--"

"Ra," potong Arka.

Dillora pun menatap Arka.

"Mas mohon sama kamu, jangan membuat Mas rendah di depan mata teman kamu apalagi mantan kamu. Mas mohon untuk itu, ya meski Mas tau, kita menikah karena pikiran konyol kita masing-masing. Tapi Mas gak mau harga diri Mas sebagai Suami jadi rendah." Ungkap Arka, panjang lebar, sambil menatap dalam Dillora.

Deg....

Tiba-tiba Dillora merasa ada yang menghantam dada nya, setelah mendengar permohonan dari Arka.

"M ... Mas, aku ti--"

"Mas tau, kamu masih mencintai dia. Apalagi nanti kamu mau menjenguk dia, Mas takut, kamu bakal kembali sama dia dan mengakhiri pernikahan ini."

"Mas ngomong apa sih, jangan ngaco deh."

"Apa Mas salah, sebagai suami menghawatirkan pernikahan ini, ketika mantan istri nya kembali. Ya meski Mas tau, pernikahan ini tidak seperti pernikahan orang lain. Tapi keinginan Mas, hanya menikah satu kali di hidup Mas."

Dillora yang mendengar ada nada takut di setiap kata yang di lontarkan Arka pun menjadi tidak tega.

Dillora mencoba menggengam tangan Arka, "Mas. Mas ingin menikah satu kali di hidup Mas, begitupun aku Mas."

Arka yang mendengar jawaban Dillora pun merasa sedikit tenang.

"Berarti dalam pernikahan kita, gak ada perceraian kan?"

"Soal itu, kita lihat ke depan nya aja Mas." ucap Dillora.

Arka yang mendengar ucapan Dillora pun melepaskan genggaman tangan Dillora.

"Kalau itu sama aja,"

Dillora pun heran, "Kenapa Mas kayak takut kehilangan istri yang di  cintai nya kembali kepada mantan istri nya, ya." kata Dillora sambil menatap Arka dengan senyum jahil.

"A ...  Apaan sih," gugup Arka dan berdiri ingin ke kamar.

Namun Dillora menahan tangan Arka, dan menyuruh nya duduk kembali. Arka pun duduk kembali.

"Kenapa?"

"Aku mau tanya serius deh sama Mas,"

"Apa?"

"Sebenarnya Mas, ada rasa gak sih sama aku?"

Dengan sepontan Arka menatap Dillora.

"Jangan gila kamu, mana ada Mas ada rasa sama kamu. Kayak gak ada wanita lain aja," ucap Arka sambil membuang muka, tidak berani menatap Dillora.

Dillora yang mendengar nya pun, entah mengapa merasa sakit hati.
Meski begitu Dillora tetap tertawa mengalihkan rasa sakit di hati nya.

"Sekarang Mas yang tanya sama kamu," ucap Arka sambil menghadap Dillora.

"Apa?"

"Kalau kamu gimana? Apa u mencintai Mas?"

Dengan sepontan Dillora tertawa, meski dalam hati nya merasa dag-dig-dug.

"Apalagi aku, pasti aku sudah gila kalau mencintai Mas."

Arka yang mendengar nya pun melotot, "Maksud kamu apa?"

"Apa?" heran Dillora.

"Tau lah," marah Arka sambil berlalu pergi.

"Apa sih tuh orang, aneh banget." gumam Dillora.

Sedangkan Arka yang pergi ke kamar tengah mencak-mencak kesal, 'Kenapa sih dengan hati gue, dia bilang kayak gitu kok rasanya sakit ya' batin Arka.

Arka pun mondar-mandir kesana-kemari, 'Gue udah coba ngilangin perasan itu, tapi apa. Gak bisa.'  kembali Arka membatin.

*************

Kini Dillora tengah bersiap-siap untuk bertemu Randy.
Dan Arka tengah menunggu Dillora di ruang tv, dengan wajah masam.

Dillora pun keluar dan menghampiri Arka, "Mas, yuk."

Arka pun memandang Dillora dengan wajah memelas, seolah berkata. 'Kita tidak usah pergi'

"Mas, ayo"

"Kita gak usah pergi ya,"

"Mas apaan sih, kalau Mas gak mau ikut yaudah gak apa-apa. Biar aku sama David aja yang pergi,"

Dengan sepontan Arka berdiri dari duduk nya, "Ayo, Mas gak mau ngasih kamu kesempatan berduaan sama mantan kamu" dengus Arka.

Dillora yang mendengar nya pun hanya senyam-senyum, "Cie, Mas cemburu. Ciee"

"Siapa juga yang cemburu, Mas cuma gak mau kamu nanti mendapatkan dosa."

"Dosa? Maksud nya?"

"Iya dosa, ngebiarin istrinya berduaan sama mantan nya. Dan meninggalkan suami sah nya."

"Apaan sih, Mas."

Kini mereka pun sudah sampai di rumah sakit tempat Randy di rawat. dengan tangan gemetar dan jantung semakin berdetak tak karuan.
Dan Arka menyadari itu.

"Vid, dia di ruangan no berapa?"

"Di no 106,"

"Vid, dia gak tau gue mau datang kan?" tanya Dillora.


Tbc.

Terima kasih.
r

edaksisalam_ped

Pernikahan Kampret (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang