Pagi menjelang dan dua manusia masih saling bergelut dengan mimpi indah nya, merasakan kehangatan yang mereka ciptakan satu sama lain.
Dillora dan Arka, dua manusia yang tengah merasakan kehangatan di dalam mimpi nya.
Dengan saling berpelukan dalam tidur lelap nya.Seketika Dillora membuka kelopak mata nya, ketika merasakan deru nafas seseorang yang hinggap di leher jenjang nya.
Dengan membiasakan cahaya masuk ke dalam retina mata, dan melihat sosok laki-laki yang bersetatus suami nya berada persis di hadaoan wajah nya.
Sambil memeluk dirinya erat, Dillora pun menatap wajah Arka dengan terpesona.
'Ketika tidur pun, Mas masih menguarkan aura ketampanan. Melihat nya tidur terlelap dengan tanpa baju, membuat ketampanan nya berkali-kali lipat. Tapi- tunggu- tidak pakai baju' Batin Dillora kaget, dan langsung bangun terduduk.
Melihat diri nya dan mengintip di balik selimut yang menutupi badan nya dan suami nya.
Seketika Dillora menjerit.
"Kyaaaaa..."
Arka yang kaget dengan teriakan Dillora pun bangun dan terduduk samnil menggosok kedua mata nya tanda diri nya masih mengantuk.
"Ada apa Ra?" sambil melihat Dillora.
Dengan pandangan menusuk Dillora pun menatap Arka.
"A-apa yang kita lakukan semalam?" tanya Dillora gugup.
Arka pun mencoba mengingat-ingat hal apa yang mereka lakukan semalaman.
Seketika Arka mengingat, dan langsung menatap Dillora.
"Ya ampun Ra, maaf harus nya ini gak terjadi. Mas minta maaf, sumpah Mas gak sadar."
Dillora yang sudah mengingat semua nya pun hanya bisa menghella nafas, "Kenapa minta maaf, Mas gak salah."
"Tapi, kalau Mas bisa menahan itu, ini gak bakal terjadi."
"Gak papa Mas, dan toh kita suami istri. Harus nya dari dulu kita melakukan nya, tapi karena keegoisan ku, kita baru melakukan nya sekarang. Maaf." ucap Dillora.
Arka yang mendengar Dillora berbicara begitu pun mengernyit, dan meraih tangan Dillora.
"Kamu beneran gak apa-apa?"
"Iya,"
"Kamu gak nyesel?"
"Iya,"
"Kamu udah mau anggap aku sebagai suami?"
"Iya,"
"Berarti, apa yang kita lakukan itu, gak membuat kamu marah?"
"Iya,"
"Berarti, kita sekarang seperti pasangan suami istri beneran?"
"Iya,"
"Berarti, boleh dong kita lakuin 'itu' lagi?"
"Iya," berhenti sejenak, ketika sadar akan ucapan Arka pun Dillora melotot, "Eh, enggak!" tegas Dillora.
"Katanya tadi iya," rajuk Arka.
"Gak, aku mau mandi!" ucap Dillora dan turun dari kasur sambil melilitkan selimut di tubuh nya.
"Gak usah di tutupin juga aku udah liat semua," ucap Arka.
Blush, rona merah menjalar di wajah Dillora, berkumpul menjadi satu di kedua pipi nya.
"Mesum," teriak Dillora sambil berlari memasuki kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Kampret (Tamat)
General FictionIni tentang seorang gadis bernama Dillora Wijaya, gadis baik dan periang yang disukai semua orang. Hidup sendiri di sebuah padatnya ibu kota , tidak membuat ia kesepian. Hingga suatu hari, bosnya di tempat dirinya bekerja menawarkan sebuah pernikaha...