Pk|| Pernikahan

14.5K 1.3K 33
                                    

Dua bulan sudah, Dillora dan Arka mempersiapkan pernikahan nya, di bantu oleh Kakak nya Arka. Kak Dinar.

Kini mereka sudah mengucapkan ijab qobul, dan tengah bersalaman kepada tamu-tamu yang mengucapkan selamat.

Dillora kini tengah berada di antara teman-teman nya yang ingin mengucapkan selamat kepada nya.

Dillora yang masih canggung kepada teman-teman nya, karena kemarin dirinya mendadak memberikan undangan pernikahan nya, kepada teman-teman nya. Itu pun lewat orang suruhan Arka.

Tadinya Dillora tidak ingin teman-teman nya tau bahwa dirinya mau menikah, tapi permintaan Arka yang memaksa nya agar semua teman-teman nya, baik cowo maupun cewe harus di undang semua.

"Berapa bulan?" Tanya Caca, jutek.

"Apa nya, berapa bulan?" Tanya Dillora bingung.

"Kandungan Lo." Ucap Caca, yang langsung dapat jitakan dari Dillora.

"Aw, Sakit tau!" Kesal Caca, yang sedang mengusap kepalanya yang di jitak.

"Biarin, biar otak lo gak miring." kesal Dillora.

Caca yang mendengarnya hanya bisa mendengus kesal. "Berapa bulan, Dillora?"

"Iya, berapa bulan, jujur aja sama kita. Kita kan temen lo, Lora." ujar Dinu menimpali.

"Apa sih kalian semua, gue kagak hamil, tau!"

"Terus lo, kenapa menikah?" tanya Caca.

"Ya karena gue mau menikah, dan sudah waktu nya juga gue nikah."

"Sejak kapan lo pacaran sama Pak Arka?" Tanya Lula, mematap Dillora dan Arka.

"Du--" belum selesai Arka menjawab, Dillora cepat-cepat memotong ucapan Arka.

"Sebener nya, dia teman waktu gue sekolah SMP dulu. Hingga kita di pertemukan lagi di kampus, meski Mas Arka bukan sebagai mahasiswa di kampus tapi dia selalu hadir ketika ada seminar. Dari situ kita kembali dekat hingga sekarang menikah." ngarang Dillora panjang lebar.

Sedangkan Arka yang mendengar nya hanya mengerutkan kening nya. 'sejak kapan gue jadi teman SMP nya dia' batin Arka.

Namun berbeda hal nya dengan teman-teman nya yang percaya begitu saja.

"Oh, kok lo gak pernah cerita bahwa lo kenal Pak Arka" Tanya Dinu.

"Soal itu ... Gue belum siap buat di ceng-cengin kalian."

Lula pun cuma bisa menghembuskan.nafas saja."Yaudah kalau begitu, selamat untuk pernikahan kalian. Yaudah kalau begitu kita pamit pulang. Oh, iya. saya punya pesan buat Pak Arka."

"Apa?" Jawab Arka.

"Jangan buat Dillora menangis,Pak." pinta Lula.

Dillora yang mendengar ucapan teman nya pun terharu.

"Kamu tenang saja, dia sekarang istri saya, jadi saya bakalan buat dia bahagia." Jawab Arka, sedangkan Dillora yang mendengar nya kembali terharu.

"Tapi--" ucap Lula berhenti. "Buat dillora berteriak aja Pak," ucap Lula, yang sudah pergi berlari terbirit-birit, takut kena jitakan dari Dillora.

"Lula awas lo, lo nyuruh Mas Arka buat nyiksa gue?" Teriak Dillora yang untung nya para tamu sudah pulang.

Sedangkan orang yang di sana hanya bisa bengong, merasa be*o sendiri.

"Dillora," ucap Dinu, Dillora oun menoleh.

"ya,"

"Lo tau gak maksud dari ucapan Lula?" Tanya Dinu.

"Tau lah,"

"Apa?"

"Dia nyuruh Mas Arka buat nyiksa gue, sampai gue berteriak."

"Menurut lo, menyiksa kayak gimana?"

"Menyiksa, ya menyiksa. Kenapa sih?"bingung Dillora.

"Gak papa sih, menurut lo menyiksa seperti mukulin lo gitu?" kembali tanya Dinu, dan di angguki Dillora.

"Ya ampun, bener-bener Bege, lo Lora." ringis Caca.

Sedangkan Arka yang mendengr tutur kata Dillkra pun hanya bisa mengalihkan wajah, karena malu melihat kepolosan istri nya.

"Sebener nya lo tuh Bege, atau polos sih?"

"Kenapa sih?" tanya Dillora.

"Ga, ada." jawab Caca.

"Yaudah kalau begitu kita pamit ya? Dan Tama titip pesan selamat atas peenikahan kalian, dia gak bisa hadir karena ada urusan keluarga." Ucap Dinu.

"Iya, gue udah tau, tadi pagi dia chat gue. Yaudah, kalian ati-ati pulang nya."

"Iya," jawab Caca.

"Pak, kita pamit pulang ya?" Pamit Dinu kepada Arka.

"Iya, kalian hati-hati di jalan. Dan terima kasih sudah hadir." ucap Arka.

"Iya, Pak." jawab Dinu, dan mereka pun kembali ke rumah masing-masing.

***************

Kini mereka berdua berada di dalam mobil Arka menuju kontrakan Dillora.
Setelah tadi Dillora berdebat dengan Nenek nya, bahwa dirinya tidak mau tinggal di rumah Arka, dan lebih memilih di kontrakan nya.

Namun perdebatan mereka di hentikan oleh Arka, dan memberikan pengertian kepada Nenek nya Dillora, bahwa dirinya juga berniat tinggal di kontrakan nya Dillora.
Dan Nenek nyabpun setuju.

"Mas,"

"Hem,"

"Beneranngak apa-apa tinggal di kontrakan?"

"Gak papa," jawab Arka cuek.

"Kalau Mas gak mau tinggal di kontrakan, Mas bisa tinggal di rumah Mas kok." suruh Dillora.

Dengan mengerutkan jidat nya Arka berujar. "Kamu gila? Emang ada suami istri tapi tinggal di rumah yang berbeda?"

"Ada,"

"Siapa?"Tanya Arka.

"Suami, istri yang lagi berantem." jawab Dillora.

Tanpa menjawab ucapan Dillora, Arka kembali diam.

Setelah 30 menit menempuh perjalanan menuju kontrakan Dillora.
Kini mereka sudah berada di dalam rumah.

Mereka pun saling membersihkan diri nya masing-masing.

Setelah membersihkan badan nya masing-masing.
Dillora pun duduk di depan TV.
Dan Arka pun ikut duduk di samping Dillora.

Meski mereka duduk berdampingan, tak ada satu kata pun keluar dari mulut mereka.
Hingga Arka memecahkan keheningan.

"Lora,"

"Iya," jawab Dillora yang masih fokus ke arah Tv.

"Kita gak bikin gitu?"

"Bikin, bikin apa?" Tanya Dillora.bingung.

Arka yang mendengar nya hanya mendengus.

"Bikin kue cubit," kesal Arka.

"Gue gak bisa bikin kue cubit, Mas." jawab Dillora santai.

"Bo*oh," ujar Arka, dan pergi ke kamar Dillora.

"Mau Kemana?" Tanya Dillora.

"Bikin kue cubit, " Teriak Arka.

"Oh," jawab Dillora yang kembali menonton Tv.

Tbc.

Terima kasih.

redaksisalam_ped

Pernikahan Kampret (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang