"Eh, kecebong sawah. Lo gila ya, gara-gara lo gue kena sial di sebut gila sama Bos kampret lo " Ucap Dillora menggebu, tanpa tau siapa yang ia hubungi.
"Apa kamu bilang? Saya Bos kampret?" Ujar orang di sebrang sana.
Dillora yang heran, kenapa suara Tama kayak suara Bos kampret nya.
Dan segera dillora melihat ke layar Hp nya untuk melihat siapa yang dirinya hubungi.
'Sial, gue salah nelphone. Ngapain gue nelphone Bos gue, dan nyebut dia Bos kampret pula.' Ucap nya dalam hati, desah frustasi Dillora menyadari kebodohan nya.
Dan tanpa kata, Dillora langsung mematikan telphone. Dan menonaktifkan nya, takut Bos nya menelphone kembali dan memaki dirinya.
"Gila, bener-bener gila, gue salah nelphone. Huaaa." teriak Dillora.
Dillora pun menenggelamkan kepala nya di bawah bantal, sambil berteriak tidak jelas.
Dillora pun menyudahi aksi gila nya, dan menatap handphone nya. Antara ingin mengaktifkan tapi takut ada panggilan dari Bos nya.
Tanpa melihat kembali Handphone nya, Dillora mencoba untuk tidur.
.................................
Pagi menyapa, dan Dillora sedang memandangi dapur yang tidak pernah dirinya sentuh.
Jika dirinya sedang lapar, Dillora tidak pernah memasak dan hanya membeli saja.
Berbeda hal nya ketika masih di kampung, Dillora harus membantu Nenek nya memasak, meski di iringi dengan nasehat-nasehat Nenek nya.
Yang mengatakan bahwa perempuan itu harus bisa memasak, dan selalu menyuruh Dillora untuk belajar memasak.
Tapi memang dasar Dillora, ketika dirinya sedang belajar memasak seorang diri, Tiba-tiba Nenek nya datang dan menyuruh Dillora berhenti.
Karena melihat kacau nya dapur, dan berserakan nya sayuran serta minyak keciprat ke mana-mana.
Dari situlah Nenek nya tidak pernah lagi menyuruh Dillora memasak.
Mengingat kejadian itu, membuat dirinya kangen rumah di kampung.
Dillora pun berjalan meninggalkan dapur nya, dan mengambil tas yang di simpan di kursi.
Sambil memegang perut karena lapar, Dillora pun menutup pintu kontrakan nya.
Ketika Dillora ingin berjalan menuju tukang ojeg, tiba-tiba Bu Siska memberhentikan dirinya.
"Lora, ibu boleh bertanya?"
"Iya bu, boleh."
"Sebenernya kamu itu punya pacar enggak sih?"
"Memangnya kenapa, bu?"
"Enggak, cuma ibu kan punya kenalan, nah anak nya itu susah punya pacar. Siapa tau kamu mau mengenal dia, yah meski anak kenalan ibu itu jelek, yang pentingkan banyak uang." Ucap Bu Siska.
Dillora yang mendengar ucapan Bu Siska merasa geram sendiri.
"Menurut ibu, saya matre gitu?"
"Enggak, ibu gak bilang kamu matre. Ibu cuma mau kasih kamu pasangan biar gak jomblo terus."
"Emang kalau saya jomblo, saya nyusahin ibu? Enggak kan? "
"Ya em--" belum selesai Bu Siska berucap, Dillora memotong nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Kampret (Tamat)
General FictionIni tentang seorang gadis bernama Dillora Wijaya, gadis baik dan periang yang disukai semua orang. Hidup sendiri di sebuah padatnya ibu kota , tidak membuat ia kesepian. Hingga suatu hari, bosnya di tempat dirinya bekerja menawarkan sebuah pernikaha...