Setelah kemarin malam mereka ke pemakaman orang tua Arka, kini mereka tengah berada di dalam mobil menuju kampung halaman Dillora.
Dillora yang masih kesal karena perbuatan Arka yang menyeret dirinya di hadapan teman-teman nya ketika dirinya sedang bekerja.
Mau bilang apa Dillora ketika dirinya di cecar pertanyaan-pertanyaan dari teman-teman nya?
Arka yang melihat Dillora masih marah terhadap nya, hanya bisa tersenyum geli.
"Kenapa, tersenyum? Gak ada yang lucu!" Ucap Dillora kesal.
"Jangan cemberut, muka kamu gak lucu."
Dillora yang mendengar ucapan Arka, semakin kesal.
Dan memilih mendiami nya.****************
Setelah menempuh perjalanan dua jam lamanya, kini mereka sampai di kampung Dillora.
"Kok, Bapak tau sih alamat kampung saya, dari mana?" Tanya Dillora heran.
"Gak usah banyak tanya," ucap Arka.
Dillora pun hanya mendengus kesal.
Dillora yang merindukan kampung halaman nya pun mengedarkan pandangan nya.Masih terasa asri, pohon-pohon berjajar rapi di pinggir jalan. Sawah-sawah yang masih hijau terpapar sinar mentari, menyejukan hati.
Dan rumah-rumah warga yang berdampingan berbagai warna menyejukan penglihatan mata.
"Dillora," ucap Arka.
Dillora pun menoleh. "Ya?"
"Gak jadi,"
"Ngomong aja sih Pak."
"Dillora, kalau di hadapan Nenek kamu, jangan bilangbsaya Bapak."
"Kenapa?" Tanya Dillora.
Dengan memutar bola matanya malas, Arka menjawab. "Masa iya sama calon suami sendiri bilang nya Bapak,"
Dillora yang mengerti pun, hanya mengaguk-angguk kan kepala nya.
"Tapi Nenek saya gak bakalan curiga, Pak."
"Curiga apa enggak nya, kamu kalau di luar kerja jangan panggil saya Bapak." Tekan Arka.
"Gak mau ah," ujar Dillora dengan tidak pedulinya.
"Kamu tuh keras kepala banget sih jadi orang." Kesal.
"Iya, ok, Bpak mau saya panggil apa?"
"Terserah kamu,"
Dillora pun mendengus. "Mas, Arka, mau?" Tanya Dillora.
"Saya bukan Mas-mas,"
"ya terus apa? Masa, Aa."
"Ya terserah kamu, yang penting jangan Mas dan Aa.?
Dillora pun kesal. "Pokok nya Mas, gak ada bantahan."
"Saya gak ada turunan jawa,"
"Saya yang turunan jawa," jawab Dillora cepat.
"Orang kamu sunda,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Kampret (Tamat)
General FictionIni tentang seorang gadis bernama Dillora Wijaya, gadis baik dan periang yang disukai semua orang. Hidup sendiri di sebuah padatnya ibu kota , tidak membuat ia kesepian. Hingga suatu hari, bosnya di tempat dirinya bekerja menawarkan sebuah pernikaha...