"Mas, masih marah?" Tanya Dillora kepada Arka.
Arka pun hanya diam, dan fokus ke layar leptop nya.
"Masa udah tiga hari berlalu, Mas masih marah." kembali Dillora di cuekin.
Dillora pun menghella nafas berat. "Oke, aku minta maaf. Mereka cuma becanda Mas."
"Dan yang jadi bahan becandaan Mas, gitu?" Ucap Arka.
"Ya, emang di situ cuma ada Mas, mangkanya kami jadiin bahan candaan." Jawab Dilllora nyengir.
Ya, Arka tengah marah dan gak mau bicara selama tiga hari kepada Dillora. Karena waktunkedatangan para tetangga nya, dirinya bersama para tetangga bergosip ria, dan menjadikan Arka sebagai bahan lelucun.
Dan dapat jitakan maut dari Arka. "Awas aja, kamu ulangi lagi. Ngegosip gak jelas gitu."
"Iya, aku gak janji."
"Janji, Dillora!" tekan Arka.
"Aku gak bisa janji, nanti khilaf gimana?"
"Bodo, ah." Ucap Arka.
Dillora pun kembali bermain Handphone nya, sedangkan Arka, kembali menatap layar Leptop nya.
Dua puluh menit berlalu, dan Dillora sudah merasa bosan. Empat hari tidak bekerja membuatnya uring-uringan, karena bosan.
Sedangkan Arka, tidak pernah mengajak Dillora untuk keluar sekedar jalan-jalan.
"Mas," seru Dillora.
"Hemm,"
"Besok, boleh bekerja kan?" Tanya Dillora, dengan mata Aegyo nya.
Sedangkan Arka yang melihat Dillora menampilkan Aegyo nya merasa geli sendiri.
"Gak usah menampilkan mimik muka menjijikan begitu," kesal Arka, sambil mendorong kepala Dillora ke belakang.
"Ih, Mas mah, main nya dorongin kepala. Tau gak, nih kepala udah di fitrahin." gerutu Dillora.
"Boleh ya Mas?" Mohon Dillora.
"Gak boleh, nanti apa kata para pekerja di sana, ngebiarin istri nya masih bekerja."
"Gak bakalan, beneran." Ucap Dillora meyakin kan.
"Pokok nya tetep gak boleh!"
"Tapi, Mas. Gini deh aku bakalan masak tiap hari, asal Mas ijinin aku kerja lagi. Gimana?"
"Masak? Tiap hari?"
"Iya,"
"Emang kamu bisa masak, bukanya kamu bilang gak bisa masak?"
"Ya, iya sih. Tapi pasti bisa, nanti aku tanya sama si mbah Google." Ucap Dillora dengan percaya diri.
"Aku gak yakin kamu bisa,"
"Bisa Mas, aku pasti Bisa."
Arka pun mencoba berfikir. "Masakin dan pijitin, gimana?"
Dillora pun menaikan sebelah alis nya. "Masakin aja lah Mas,"
"Gak, masakin dan pijitin tiap hari. Kalau gak mau yasudah."
"Oke, tapi besok akh mulai kerja ya Mas?" Tanya Dillora.
"Hem, dan besok, mulai masak buat sarapan pagi."
"Mas, masak nya jangan pagi ya, malam aja." Tawar Dillora dengan Aegyo nya.
"Jangan menampilkan ekspresi kaya gitu, geli tau gak." ucap Arka bergidik.
Dengan jail nya Dillora pun semakin membuat wajah nya semanis mungkin dan selucu mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Kampret (Tamat)
General FictionIni tentang seorang gadis bernama Dillora Wijaya, gadis baik dan periang yang disukai semua orang. Hidup sendiri di sebuah padatnya ibu kota , tidak membuat ia kesepian. Hingga suatu hari, bosnya di tempat dirinya bekerja menawarkan sebuah pernikaha...