"Dillora?" ucap Laki-laki itu yang masih ragu-ragu.
Dillora yang mendengar laki-laki yang di hadapan nya saat ini memanggil namanya pun mendongak dan menghentikan memata makanan nya.
"Da-- David?
"Iya, ini aku. David,"
"Ya ampun, apa kabar?" teriak Dillora sambil memeluk David.
"Baik, lo gimana?"
"Seperti yang lo liat," ujar Dillora sambil melepaskan pelukan nya.
"Lo kerja di sini?"
"Iya,"
"Bisa gak kita ngobrol-ngobrol bentar?"
"Hem, bisa." ucap Dillora dan duduk.
"Ngomong-ngomong, kamu sekarang kerja dimana?" Tanya Dillora.
"Lagi ngebantuin usaha orang tua aja sih,"
"Oh iya, gue masih heran sama lo. Kenapa lo bisa putus sama si Randy sih?"
"Kenapa ngebahas itu sih?"
"Enggak, gue cuma heran aja sih."
Dengan menghella nafas Dillora pun memberitahu, "Mungkin belum jodohnya kali,"
David pun menganggukan membenarkan.
"Badan lo masih gitu?"
"Gitu gimana?"
"Ya gitu, kayak kurang makan." kekeh David.
Dillora pun meninju lengan David, "Rese lo, masih aja suka ngejek gue." Kesal Dillora.
"Tapi lo kangen kan, dengan ejekan gue ini." Tawa David.
Dan Dillora pun ikut tertawa, "Iya juga sih, gue kangen sama lo."
Tanpa mereka sadari, ada mata yang menatap tajam mereka dengam kobaran api yang menyala di bola mata nya.
Sedangkan Dillora yang tidak mengetahui bahwa Arka tengah menatap mereka dengan tajam, kini tengah mengenang masa-masa yang lalu penuh akan kenangan indah.
Tanpa ragu tertawa dan bahkan saling pukul dengan manja.
Dan itu membuat Arka semakin menggelora akan kemarahan nya.Dengan sabar Arka memperhatikan mereka dari jauh, sampai mana Dillora akan selalu berasama laki-laki itu.
"Lora,"
"Iya,"
"Lo, masih jomblo?"
"Hah... em... Sebenernya gue udah nikah si Vid."
"Apa?" Kaget David, sambil menggebrak meja nya dan menjadi pusat perhatian orang-orang.
Dillora yang melihat tingkah David pun merasa malu sendiri, dan memandang orang-orang yang temgah melihat ke arah mereka.
"Maaf ya semuanya?" ucap Dillora sambil mengatupkan kedua tangan nya.
"Ups, sorry." Ujar David.
Dan Dillora pun memutar bola matanya malas.
"Lo beneran sudah menikah?" bisik David, dan di angguki Dillora dengan malas.
"Ya ampun Dillora, kenapa enggak undang-undang gue?"
"Heheheh, sebenar nya, pernikahan gue biasa aja gak terlalu banyak undangan sih, jadi temen gue gak ada yang di undang."
"Bener-bener tega lu sama gue,"
"Bukan gitu Vid, dan kalau gue mau ngundang lo, gue juga gak tau alamat lo. Kita kan udah lost kontak lama."
David pun menghella nafas, "Yaudah gak papa, jadi selamat buat pernikahan lo ya." ucap David dan memeluk Dillora, Dillora pun langsung menyambut pelukan David dengan riang.
Sedangkan mereka tengah berpelukan, suara deheman membuat mereka mencari asal suara tesebut.
Dillora yang melihat Arka tengah berdiri di belakang nya pun langsung melepaskan pelukan David.
"M...Mas,"
"Ngapain di sini?" tanya Arka dengan dingin.
"Aku, nemenin teman lama, Mas."
Dengan menaikan sebelah alis nya Arka pun menjawab, "Teman lama, tapi pelukan?"
Ketika Dillora dan Arka tengah berbicara dengan nada Arka yang dingin, David kini tengah mengerutkan dahinya bingung.
Ketika pembicaraan Dillora dan Arka yang semakin mendekati emosi, David pun mencoba bersuara.
"Ehem, di sini masih ada orang."
Arka pun menoleh dan menatap tajam David.
David yang di berikan tatapan tajam oleh Arka pun bergidig ngeri, dan berbisik kepada Dillora yang berada di sebelah nya.
"Lora, itu siapa sih? Serem banget." bisik David.
Dillora pun menjawab dengan berbisik juga. "Dia suami gue," Ringis nya.
Sedangkan Arka yang melihat Dillora tengah berbisik-bisik dengan lelaki yang tadi di peluk oleh Dillora pun merasa jengkel.
"Gak usah bisik-bisik tetangga,"
"Dangdut kali ah, bisik-bisik tetangga." ujar Dillora.
Tiba-tiba David bernyanyi dengan keras. "Bisik-bisik tetangga, kini mulai terdengar slalu di telinga, hingga menusuk di hati."
Dan itu mendapat perhatian dari pengunjung restoran, dan tatapan tajam dari Arka.
Sedangkan Dillora menepuk jidat nya dengan tangan. "Ya ampun David, simpen dulu kebobrokan lo. Lo lagi ngadepin suami gue," bisik Dillora dengan sepelan mungkin.
"Maaf, gue gak nahan kalau denger judul lagu dangdut, pengen nya gue nyayiin tuh lagu."
"Dasar,"
"Sudah? Bisik-bisik nya?"
"Eh, sudah Mas." cengir Dillora.
Sedangkan Dillora dan David tengah diam, dan Arka tengah memandang Dillora dengan tajam.
"Dillora,"
"Iya, Mas."
"Kamu kan lagi kerja, ngapain kamu di sini duduk ketawa-tawa dan pelukan?"
"Ah itu, cuma sebentar Mas."
"Dan buat Anda," tunjuk Arka kepada David.
David pun memandang Arka dengan menaikan sebelah alis nya.
"Anda kesini kan ingin makan, kenapa Anda mengajak pegawai di sini menemani Anda?"
"Mas, dia itu sahabat lama aku, dan kami baru bertemu lagi setelah sekian lama. Jadi wajar dong kalau kami ngobrol-ngobrol."
"Wajar apa nya, pelukan di tempat keramaian dan di lihat semua orang?"
Dillora pun menghella nafas kasar, "Mas jangan lebay deh,"
"Lebay, kata kamu?" dan di angguki Dillora.
Dengan mencoba menahan emosi, Arka pun berkata dengan dingin dan penuk penekanan.
"Dillora, masuk ke ruangan Mas."
Dillora yang sudah mengerti akan ada bahaya dari Arka pun tidak bisa membantah dan langsung berlalu pergi.
"Dan Anda, kalau Anda masih ingin makan di sini, panggil pegawai yang lain." suruh Arka dan berlalu pergi.
"Oke," jawab David heran.
Tbc.
Terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Kampret (Tamat)
General FictionIni tentang seorang gadis bernama Dillora Wijaya, gadis baik dan periang yang disukai semua orang. Hidup sendiri di sebuah padatnya ibu kota , tidak membuat ia kesepian. Hingga suatu hari, bosnya di tempat dirinya bekerja menawarkan sebuah pernikaha...