PK|| di ajak menikah

14.6K 1.5K 26
                                    

"Dillora," panggil Arka.

"Iya, pak." Sahut Dillora, dan kembali berbalik, menghadap Arka.

"Kamu, jomblo kan?"

Dengan bingung Dillora pun mengangguk. "Iya, pak."

"Bagus," ucap Arka ambigu.

"Maksud bapak?" Tanya Dillora, yang semakin bingung.

"Kamu mau menikah dengan saya?" Tanya Arka dengan santai nya.

Dengan sepontan, Dillora berteriak. "Bapak gila yak?" Dan langsung dapat delikan mata dari Arka. Sedangkan Dillora yang sadar akan teriakan nya, langsung menutup mulut nya. "Maaf, pak!"

"Bapak, lagi gak tidur kan?" Tanya Dillora dengan hati-hati.

"Mata kamu normal?" Yang di jawab dengan pertanyaan oleh Arka.

Dengan bingung Dillora pun berkata. "Normal pak,"

"Berarti kamu bisa liat, saya lagi tidur apa enggak!" Yang langsung membuat Dillora memberenggut.

"Apa jawaban kamu?" Tanya Arka.

"Bapak, serius dengan ucapan bapak?" Tanya Dillora yang masih belum percaya. Dan di balas Hemm oleh Arka.

"Kenapa harus saya, pak?"

"Karena, pegawai saya yang jomblo cuma kamu." Jawab Arka, dengan santai nya.

Dillora yang mendengarnya pun kesal, 'Anjim, banget tuh orang' ucapnya dalam hati.

"Bagai mana, mau menikah dengan saya?"

"Maaf, pak. Bukan nya saya menolak, tapi saya belum ada niatan untuk Menikah dalam waktu dekat." Tolak Dillora.

"Apa tadi kamu bilang, Bukanya. Saya. Menolak."

"Iya, Pak" Ucap Dillora.

"Kamu sekolah gak sih?" Tanya Arka.

Meski heran, kenapa sampai bahas dirinya bersekolah apa enggak. Dillora pun tetap menjawab nya, sambil tersenyum di paksakan. "Sekolah, pak. Bahkan sampai kuliah,"

"Kamu bisa membedakan kata penolakan dan kata menerima? "

"Bisa, pak"

"Kata yang tadi kamu ucapkan, itu termasuk Penolakan atau apa?" Tanya Arka, yang membuat Dillora diam seribu kata.

"Maaf, Pak." Ucap Dillora, sambil menunduk. Bukan karena takut, tapi karena takut dirinya kelepasan mengahantam kepala bos nya.

"Saya kasih waktu dua hari untuk kamu berfikir! Sekarang kamu keluar!"

************

Dua hari sudah sejak Arka menawarkan pernikahan kepadanya. Kini Dillora tengah berada di depan pintu ruangan Bos nya.

Dirinya bingung, antara mengetuk dan tidak.
Dengan tekat, ia pun mengetuk.

"Masuk," Suara Arka terdengar menggema.

Dillora pun membuka pintu, dan menengok hanya dengan keliatan kepala nya saja.

"Masuk. siapa suruh kamu ngintip kayak begitu," Suara Arka kembali terdengar dingin.

Dillora pun dengan sepontan menegakakan badan nya, dan cepat-cepat masuk.

Dan langsung menghadap ke hadapan Arka. "Pak, saya mau bahas yang kemarin"

"Apa?" Tanya Arka, tanpa menatap nya.

" Saya terima tawaran bapak!"

"Tawaran? Tawaran apa?"

Pernikahan Kampret (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang