Sebulan sudah mereka menikah, dan Dillora sudah terbiasa akan adanya Arka.
Sifat Arka yang berbeda-beda setiap detik nya membuat Dillora pusing mengahadapinya.
Kadang dingin, kadang jail, kadang manja dan di tambah lagi posesif nya itu bikin Dillora darah tinggi.
Seperti saat ini, Arka tengah menatap tajam Dillora.
"Apa, liat-liat?" Delik Dillora.
"Suka-suka aku, mata-nata aku." jawab Arka.
Ketika Dillora akan beranjak, suara dering Hp yang berasal dari Hp nya berbunyi.
Dillora pun mengambil Hp nya dan melihat siapa yang memanggil nya. Ketika melihat layar Hp yang menampilkan nama Tama, cepat-cepat Dillora mengangkat nya."Tumben lo telphone, ada apa?" Tanya Dillora tanpa memberikan salam.
"Assalamualaikum. Jawab dulu salam gue, udah main ngomong aja." ucap Tama.
"Hehehe, Waalaikum salam."
"Nah gitu. Lora, lo besok ada waktu gak sih?" Tanya Tama.
"Kenapa?"
"Kalau bisa sih, gue mau minta di anter sama lo, itu juga kalau suami lo nya ngijinin." Ucap Tama.
"Bisa-bisa, pasti bisa."
"Lo minta ijin dulu sama suami lo,"
"Udah, santai aja, pasti ngijinin kok." ucap Dillora. "Oh iya, Tam. Lo punya hodie warna coklat gak?"
"Ada, emang kenapa?"
"Gue pinjem ya," ucap Dillora.
"Buat apa sih?"
"Buat di pake lah, boleh ya ya ya." mohon Dillora dengan suara yang di imut kan.
Sedangkan Arka yang sedari tadi melihat intraksi Dillora yang tengah bertelephonan ria pun, merasa penasaran.
Apa lagi tadi Dillora sebut nama Tama, berarti Dillora tengah bertelephonan dengan Tama.
'Dan apa itu, pinjam hodie ke cowo.' batin Arka.
Dan Arka pun masih memperhatikan Dillora dengan sedikit kesal karena mendengar nada suara Dillora yang di imut-imut kan.
Dengan kesal Arka pun beranjak dari kasur nya, dan menghampiri Dillora yang masih asik dengan obrolan nya yang di selingi tawa bahagia.
Setelah sampai di belakang Dillora, Arka pun berhenti sebentar di belakang Dillora yang masih belun sadar bahwa Arka tengah berada di belakang nya.
Dengan tiba-tiba, Arka pun merebut Hp yang sedng di pake Dillora.
Dillora yang kaget pun sepontan berbalik, ketika melihat siapa yang mengambil Hp nya, Dillora pun berteriak.
"Mas, balikin!"
Tanpa memperdulikan Dillora yang tengah berusaha untuk mengambil Hp nya dari tangan nya.
Arka pun menempel kan Hp Dillora ke telinga nya yang masih tersambung ke Tama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Kampret (Tamat)
Fiksi UmumIni tentang seorang gadis bernama Dillora Wijaya, gadis baik dan periang yang disukai semua orang. Hidup sendiri di sebuah padatnya ibu kota , tidak membuat ia kesepian. Hingga suatu hari, bosnya di tempat dirinya bekerja menawarkan sebuah pernikaha...