Part 18

1.1K 171 27
                                    

Drrt Drrt

"Ayah..."

"Halo anak kesayangan Ayah, bagaimana kabarmu hmm?"

"......"

"Ah baiklah,  Ayah yakin kau baik-baik saja. Kau sudah bertemu dengannya? Jangan lupa pesan Ayah, kau tau kan apa akibatnya jika membantah Ayah."

Tut

......

Joy duduk seorang diri di ruang keluarga, tatapannya terlihat fokus pada layar televisi. Tapi tidak dengan pikirannya. Gadis itu teringat kejadian beberapa hari lalu.

Joy turun dari taksi yang membawanya ke salah satu restoran siap saji. Ia berjalan dengan sesekali memainkan ponsel di tangannya.

Brukk

"Ah maaf-maaf." ucap Joy seraya membungkukkan tubuhnya. Karna terlalu fokus pada layar ponsel membuatnya tak sengaja menabrak seseorang.

Seorang pria berpakaian serba hitam dengan masker menutupi sebagian wajahnya, pria itu berlalu begitu saja dari hadapan Joy. Gadis itu langsung menegakkan tubuhnya, menatap kepergian pria aneh itu.

Tunggu, sepertinya pria itu menjatuhkan sesuatu. Sebuah foto, Joy perlahan mengambilnya.

"Ini kan..."

"Kemarikan remot tivinya." Joy tersentak, tapi kemudian ia berikan remot itu pada kakak sulungnya.

Keduanya duduk dalam keheningan, Seulgi sedikit heran dengan adiknya yang hanya diam sejak tadi. Tidak biasanya Joy seperti itu. Seulgi menoleh ke arah Joy.

"Bagaimana kuliahmu?" tanya Seulgi memecah keheningan.

"Biasa saja." jawab Joy singkat.

"Sedang ada masalah? Kau terlihat lebih diam sejak kemarin."

Joy terdiam sejenak, apa memikirkan kejadian kemarin membuatnya terlihat berubah. Joy menoleh pada kakaknya lalu tersenyum.

"Aku baik-baik saja. Hanya teringat tugas kuliahku."

Seulgi mengangguk, meski ia tidak yakin dengan jawaban adiknya.

"Kakak tidak kuliah?"

"Jadwal kuliahku kosong, lagi pula aku harus ke rumah sakit hari ini."

Joy langsung menegakkan tubuhnya menghadap sang kakak.

"Untuk apa? Apa kau merasakan sesuatu? Bukankah kata Dokter kau sudah baik-baik saja?"

Putri sulung Kim itu tersenyum mendengar nada khawatir dari sang adik. Sebenarnya Seulgi sudah tidak perlu lagi datang ke rumah sakit. Tapi entah kenapa Dokter yang dulu menanganinya menelpon, dia meminta Seulgi datang menemuinya

"Hanya pemeriksaan biasa." ucap Seulgi menjawab kekhawatiran Joy.

"Boleh aku ikut?"

......

Seulgi duduk di hadapan Dokter yang terlihat sibuk membaca deretan hurut pada kertas di tangannya. Wajahnya terlihat serius. Kertas itu hasil pemeriksaan yang baru saja Seulgi lakukan.

"Apa terjadi sesuatu?" tanya Seulgi yang tentu saja sudah penasaran sejak tadi.

Jangan tanyakan di mana Joy. Gadis itu ikut menemani kakaknya. Tapi saat akan masuk ruang Dokter, Seulgi melarang Joy masuk dan menyuruhnya untuk menunggu di luar.

"Apa kau sering merasa sesak?" tanya Dokter tanpa mengalihkan fokusnya pada kertas di tangannya.

"Hanya sesekali."

PROMISE 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang