Yeri berjalan memasuki rumahnya, rumah keluarga Kim. Rumah yang memang seharusnya menjadi tempatnya pulang.
Sepi.
Itu suasana yang ia rasakan sejak tiga bulan terakhir ini. Ia paham dengan segala perubahan keluarganya. Kehilangan bukanlah hal yang mudah.
Masih mengenakan seragamnya, gadis itu baru saja pulang dari sekolah. Berusaha menerima takdir hidupnya, ia mencoba kembali menjalani aktivitas seperti seharusnya. Meski bayang-bayang kehilangan terkadang menghantui, ia berusaha untuk ikhlas.
Kim Seulgi, menghembuskan nafas terakhir setelah sempat mendapat pertolongan medis. Putri sulung keluarga Kim itu tak mampu bertahan karna kehilangan banyak darah juga karna penyakitnya. Gangguan pada paru-paru akibat kecelakaan beberapa tahun lalu.
Sebuah pukulan keras bagi keluarga Kim. Masih teringat jelas di ingatan Yeri, detik-detik terakhir sang Kakak. Usahanya untuk menyelamatkan Seulgi berakhir sia-sia. Kakaknya memilih pergi.
Hari itu, dimana Dokter mengumumkan waktu kematian sang Kakak. Suho, pria yang tak lain adalah Ayah kandung Seulgi, menatap kosong tubuh putrinya yang terbujur kaku. Irene, wanita itu jatuh pingsan. Wendy dan Joy, dua gadis itu histeris saat beberapa perawat mulai melepas alat-alat medis di tubuh Seulgi. Sedangkan Yeri, gadis itu hanya diam terduduk di lantai lorong rumah sakit. Bahkan ia melupakan luka-luka di tubuhnya.
"Yeri..."
Gadis itu mendongak, seorang pria berpakaian Dokter datang menghampirinya. Ia mengenal pria itu.
"Biarkan aku memeriksamu. Kau juga terluka."
Yeri menatap sebentar penampilannya, lalu kembali menunduk. Suara tangisan di dalam ruangan masih terdengar jelas di telinganya. Apa Yeri tidak menangis? Bukan, bahkan air matanya sudah habis.
Pria itu ikut mendudukkan dirinya di lantai, tepat di hadapan Yeri.
"Aku tau perasaanmu. Tapi mungkin, kakakmu sedang sedih saat tau keadaanmu sekarang. Kau harus tau, kakakmu pergi untuk melepas rasa sakitnya."
Yeri mendongak, pria itu menyunggingkan senyum padanya.
"Apa Dokter tau sesuatu?" tanya Yeri. Park Chanyeol, itu nama Dokter yang kini berada di hadapan Yeri.
"Akan ku ceritakan semuanya. Tapi kau harus di periksa lebih dulu."
Yeri hanya menurut saat Dokter Chanyeol menuntunnya. Jujur saja, ia tidak lagi memikirkan kondisi tubuhnya sekarang. Suasana hatinya benar-benar hancur.
Dokter Chanyeol, pria itu yang selama ini menjadi Dokter tetap kakaknya. Dia juga yang mengabulkan permintaan Seulgi agar tidak memberi tahu siapapun perihal penyakitnya. Yeri tau segalanya dari Dokter Chanyeol. Tak ada yang bisa Yeri lakukan. Hanya diam dengan tatapan kosong. Kakaknya sudah pergi bahkan sebelum mereka menghabiskan waktu bersama lebih lama.
Beberapa hari Yeri di rawat di rumah sakit karna luka punggungnya yang serius. Tapi ia tetap pergi saat pemakaman kakaknya. Di sana ia bisa melihat semua keluarganya yang terpukul. Ibunya yang beberapa kali jatuh pingsan. Yeri menyaksikan pemakaman sang kakak dari kejauhan. Di temani Jisoo yang mendorong kursi rodanya.
Tak pernah terbayangkan dalam benak mereka jika akan kehilangan secepat ini. Bagaimana kehidupan mereka selanjutnya, hari-hari mereka tanpa kehadiran sosok yang terbiasa mengisi hidup mereka.
Cobaan yang begitu berat saat Tuhan lebih dulu memanggil kakak sulungnya.
Satu bulan setelah kejadian itu. Keluarganya masih sangat berduka, gadis itu bahkan sempat merasa tak menemukan kehangatan lagi. Tapi ia sudah berjanji pada sang kakak juga pada dirinya sendiri, apapun yang terjadi ia tak akan pernah meninggalkan keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE 2
Fanfiction"Inikah caramu menghukum ku?Jika iya, kau benar-benar berhasil melakukannya." "Mengapa kau tak mengatakannya dari awal!" "Satu kali pun kau tak pernah memberiku kesempatan untuk mengatakannya!" "Jika kau dengar ini, kembalilah. Hanya kau yang bisa m...