Duduk saling berdekatan, bahkan sangat dekat. Setelah sekian lama, akhirnya kakak-adik itu berada dalam satu ruang. Tak berjarak, terduduk di atas kursi dengan posisi saling membelakangi. Seulgi bisa merasakan punggungnya juga punggung sang adik yang bersentuhan.
Keduanya bertemu.
Keduanya begitu dekat.
Namun dalam ketidakberdayaan.Seulgi berusaha menggerakkan tangannya untuk bisa meraih tangan Yeri. Keadaan keduanya sama-sama terikat. Tak peduli rasa sakit di pergelangan tangannya, Seulgi terus berusaha menggenggam tangan sang adik yang berada tepat di belakangnya.
Menangis dalam diam. Saat kedua bola matanya melihat Yeri mendapat pukulan di punggungnya. Membuat sang adik tak sadarkan diri sejak tadi. Inginnya mengatakan sesuatu agar bisa membangunkan adiknya. Namun kembali mulutnya masih dalam keadaan terbungkam lakban.
Seulgi merasakannya, ia genggam erat tangan Yeri yang sedikit berisi itu.
"Yerim, ini kakak. Bangunlah."
Teriak Seulgi dalam hati. Air matanya terus turun. Ia merutuki tindakan sang adik yang dengan tanpa rasa takut datang untuk menyelamatkannya."Kau datang untuk menyelamatkan kakak bukan? Bangunlah. Ayo pergi dari sini."
Dadanya terasa sesak. Bukan karna paru-parunya. Ia takut, khawatir jika sang adik akan mengalami hal yang sama seperti dirinya. Adik yang menurutnya begitu membencinya. Justru dialah yang dengan keberaniannya datang untuk menyelamatkannya.
Seulgi merasa genggaman tangannya terbalas. Sedikit demi sedikit hingga genggaman itu terasa begitu erat.
Yeri mengangkat kepalanya, berusaha menyesuaikan penglihatanya. Kepalanya berdenyut hebat, bahkan tanpa sadar ia meremas sebuah tangan yang entah sejak kapan sudah menggenggamnya. Ingatannya berputar pada kejadian saat dirinya menemui Yewon. Sahabat yang ternyata terlibat dalam penculikan sang kakak. Bahkan teror yang selama ini menimpa keluarganya, Yewon lah pelaku teror itu.
"Pemandangan yang sungguh mengharukan."
Jaebum datang dengan tawa menyebalkannya. Hal itu membuat Yeri menghentikan aktifitasnya. Gadis itu menoleh pada pria dewasa yang berjalan ke arahnya.
Tunggu. Bahkan Yeri masih tidak sadar jika di belakangnya ada Seulgi.
"Bagaimana? Kau pasti sangat berterimakasih padaku karna sudah membawa adikmu kemari kan?" ucap Jaebum pada Seulgi.
Mendengar ucapan pria yang menurutnya asing itu, membuat Yeri sedikit menoleh ke arah belakang. Barulah ia sadar jika sang kakak duduk tepat membelakanginya. Dan tangan yang tadi ia genggam kuat adalah tangan kakaknya.
"Gadis kecil, kau ingin mengatakan sesuatu?"
Jaebum beralih menatap Yeri. Pria itu menyeringai saat mendapat tatapan tajam dari putri bungsu Suho.
"Kau belum mengenal paman ya."
Tanda tanya besar untuk Yeri. Siapa pria di hadapannya itu? Mengapa dia sangat mengerikan? Apa kakaknya tau siapa pria asing itu? Apa dia juga dalang dari semua kejadian yang menimpa keluargnya?
"Baiklah-baiklah, biar ku jelaskan. Aku Kim Jaebum, adik kandung Ayahmu. Dan aku juga Ayah kandung sahabatmu, Kim Yewon."
Apalagi ini?
Terkejut, sangat terkejut.
Yeri bahkan lupa mengedipkan kedua matanya."Jadi aku adalah pamanmu juga Kim Yerim." lanjut Jaebum. Pria itu kembali mengatakan banyak hal. Namun Yeri tak bisa menangkapnya, pikirannya terus mengulang ucapan yang baru saja di katakan pria itu. Dirinya dan Yewon adalah saudara sepupu. Mengapa Yewon tidak mengatakan apapun padanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE 2
Fanfiction"Inikah caramu menghukum ku?Jika iya, kau benar-benar berhasil melakukannya." "Mengapa kau tak mengatakannya dari awal!" "Satu kali pun kau tak pernah memberiku kesempatan untuk mengatakannya!" "Jika kau dengar ini, kembalilah. Hanya kau yang bisa m...