Part 29

1K 155 18
                                    

"Mengapa kau datang? Apa kau sudah tidak membenciku?"

"Apa kita akan selamat? Mereka bisa dengan mudah menemukan kita.

"Pergilah Yerim, selamatkan dirimu sendiri."

Gadis itu menghentikan langkahnya, menatap pada sang kakak yang juga sedang menatapnya.

"Mengapa kau terus berbicara? Aku datang karna aku peduli padamu." ucap Yeri tegas. Di saat ia berusaha untuk bisa menyelamatkan kakaknya, bahkan ia tak memikirkan keselamatamnya sendiri karna sudah datang ke tempat itu. Tapi ucapan sang kakak seolah tak menghargai usahanya.

"Bukankah kau sendiri yang mengatakan jika kau membenciku?"

Lagi, ucapan Seulgi membuat hati Yeri sedikit tercubit. Tapi itu memang salahnya, ia masih sangat ingat saat dengan jelas ia mengatakan jika ia membenci Seulgi. Dalam hati, Yeri merutuki kebodohannya karna tidak menyaring lebih dulu ucapannya. Saat ia mengatakan benci, padahal jauh di lubuk hatinya ia merindukan keluarga kandungnya.

Yeri memejamkan matanya. Menghela nafas yang terasa berat. Hati dan fisiknya sungguh lelah karna di permainkan takdir.

"Maafkan aku."

Satu kata yang membuat Seulgi membeku. Tak menyangka sekarang justru sang adik yang meminta maaf padanya.

"Aku ingat semuanya. Ini salahku karna tak berusaha mengingat kalian. Aku... benar-benar minta maaf, Kak."

Seulgi tertegun. Mendengar pengakuan sang adik yang membuatnya terharu. Bahagia juga sedih ia rasakan di waktu yang sama. Bahagia karna ingatan Yeri kembali, namun sedih karna keduanya di pertemukan dalam keadaan yang menyedihkan.

Perlahan Seulgi menarik Yeri ke dalam pelukannya. Air mata keduanya jatuh. Yeri membalas pelukan sang kakak. Menyalurkan kerinduannya yang selama ini ia pendam. Saat ia hilang ingatan, Yeri merasa sesuatu hilang dari hatinya. Dan sekarang ia tau jawabannya.

Yeri lebih dulu melepas pelukannya. Menatap lekat wajah sang kakak yang masih pucat.

"Kita harus segera pergi dari sini."

......

Jennie berdiri tepat di sebelah mobil Yeri. Gadis itu sempat kehilangan jejak. Namun ia segera melacak keberadaan Yeri melalui gps. Jennie menatap sekeliling. Ia bahkan sudah mengecek keadaan mobil Yeri dan menemukan ponsel Yeri di dalamnya. Adik angkatnya itu sungguh ceroboh karna meninggalkan ponselnya begitu saja. Pantas saja sejak tadi panggilan Jennie tak mendapat jawaban.

Dan sekarang ia tidak tau adiknya kemana. Tempat itu hanya di kelilingi bangunan tua. Jennie sedikit takut berada di tempat itu. Tapi ia tidak bisa pergi dan meninggalkan adiknya. Yeri pasti ada di dalam.

Drrt  Drrt

"Jennie, kau dimana? Mengapa tidak menjawab telpon Papa?"

"Pa..."

......

"Yeri!"

Kakak-adik itu menghentikan langkahnya saat mendengar suara seseorang menyerukan nama Yeri.

"Jangan kesana, mereka sudah mengepung tempat ini."

Yeri maupun Seulgi hanya diam. Raut kebencian kembali terlihat di wajah Yeri. Gadis yang saat ini ada di hadapan mereka, dialah salah satu pelaku teror yang menimpa keluarga Yeri.

Tak mendapat tanggapan apapun, juga hanya tatapan kebencian yang mereka layangkan. Membuat gadis itu menelan salivanya. Ia sadar jika ia sudah membuat kesalahan besar hingga mereka tak akan mendengar ucapannya.

PROMISE 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang