Beberapa hari setelah pertengkarannya dengan Joy, Lisa terlihat lebih banyak diam bahkan saat di rumah. Hal itu tentu membuat ketiga kakaknya heran. Saat berkumpul dengan anggota keluarganya pun Lisa terlihat tak banyak bicara.
Jennie sudah beberapa kali bertanya pada adik bungsunya, perubahan sikap Lisa tentu membuatnya khawatir.
"Jika ada masalah ceritalah pada kakak."
Suara Jennie membuyarkan lamunan Lisa. Kakak keduanya itu terlihat berjalan menghampiri lalu duduk di sebelahnya.
Lisa hanya menggelengkan kepala, menatap air kolam di hadapannya. Entah sudah sejak kapan dirinya duduk di sisi kolam renang dengan kedua kaki ia masukkan ke dalam air.
"Dengan begini, ku pastikan kau tak akan ku izinkan untuk bertemu Yeri."
Ucapan itu yang terus melintas di pikiran Lisa. Mengapa ia merasa takut dengan ancaman itu? Bukankah seharusnya ia tak peduli. Bahkan dia sendiri yang mengatakan jika tak ingin kembali berurusan dengan Yeri maupun keluarga Kim yang lain.
Jujur saja, akhir-akhir ini Lisa sering memimpikan Yeri. Entah apa maksud dari mimpi itu. Ia sudah menceritakan perihal mimpinya itu pada Chaeyoung. Kakaknya itu bilang jika mimpi hanyalah bunga tidur. Tapi mengapa mimpi itu terus-menerus hadir dalam tidurnya.
"Kak."
"Aku pernah bertemu Joy di kampus."
Jennie menoleh, ia tidak terkejut. Jennie sendiri sudah tau tentang keberadaan Joy di Seoul.
"Dia juga mahasiswi di kampusku."
"Apa ini yang membuatmu terlihat tak bersemangat beberapa hari ini?" tanya Jennie. Ia tau adiknya itu begitu tak suka pada Yeri dan keluarganya.
Lisa balik menatap kakaknya. Ia tak menjawab pertanyaan Jennie. Bukan karna Joy, Lisa merasa jika sikapnya selama ini salah. Apa ia menyesal telah membenci Yeri?
"Kami sempat bertengkar. Aku juga tau jika Kak Jisoo masih sering menghubungi mereka."
Sejak Lisa tau mengenai hal itu, ia terlihat menjaga jarak dengan kakak sulungnya. Ia tentu kecewa dengan Jisoo yang tidak jujur padanya. Tapi inti dari diamnya Lisa beberapa hari ini bukan hanya itu saja.
"Kemarin, aku tak sengaja membuka ponsel Kak Jisoo."
Jennie menunggu kelanjutan ucapan adiknya yang diam beberapa saat.
"Aku... tak sengaja membaca pesan di ponselnya."
'Dokter bilang kondisi Yeri masih sama.'
Itu pesan yang tertera di ponsel kakak sulungnya. Karna penasaran, Lisa menscroll ke atas. Ia membaca semua isi percakapan antara Jisoo dengan salah satu kakak Yeri. Hatinya bergemuruh, rasa takut tiba-tiba menyelimuti hati Lisa. Ia tidak tau pasti apa maksud isi percakapan itu. Ia hanya bisa menarik kesimpulan bahwa, 'Sesuatu terjadi pada mantan adik angkatnya.'
......
"Apa kau baik-baik saja?"
"Mama sudah bertanya ribuan kali."
Gadis itu sedikit kesal, ia merasa Ibunya terlalu berlebihan mengkhawatirkannya."Kau ini, Mama khawatir Chaeyoung. Ini kali pertama kau pergi sendirian menaiki pesawat."
"Aku tidak sendirian Ma, lagi pula banyak penumpang lain."
Terdengar helaan nafas di seberang telpon. Gadis itu sudah menduga jika sang Ibu pasti kesal dengan ucapannya.
"Baiklah, segera jenguk temanmu setelah itu cepatlah kembali."
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE 2
Fanfiction"Inikah caramu menghukum ku?Jika iya, kau benar-benar berhasil melakukannya." "Mengapa kau tak mengatakannya dari awal!" "Satu kali pun kau tak pernah memberiku kesempatan untuk mengatakannya!" "Jika kau dengar ini, kembalilah. Hanya kau yang bisa m...