"Jennie!"
Jisoo bergegas turun dari mobil dan berlari menghampiri Jennie, di ikuti Chaeyoung dan Lisa di belakangnya.
"Kalian datang."
"Di mana Yeri? Kau bersamanya kan?" Jisoo bertanya dengan nada panik. Hal itu tentu membuat yang lain ikut panik.
"D-dia... aku tidak tau, aku hanya menemukan mobilnya di sini. Kemungkinan dia di dalam." Jawab Jennie seraya menunjuk gedung tua di hadapannya.
Tanpa menunggu lama Jisoo langsung melangkahkan kakinya.
"Jisoo stop!"
Donghae datang bersama Tiffany. Mereka tidak sendiri, beberapa bodyguard sengaja di bawa untuk berjaga-jaga. Donghae manahan Jisoo yang terlihat akan masuk gedung itu.
"Jangan gegabah, kita tidak tau mereka siapa."
"Kalo kita tidak bertindak cepat, Yeri bisa dalam bahaya!" ucap Jisoo frustasi. Ia sudah sangat-sangat khawatir sekarang. Terlebih tempat itu begitu menyeramkan.
"Kita tunggu keluarga Suho. Mereka dan kepolisian sedang dalam perjalanan kemari. Jangan membahayakan dirimu sendiri Jisoo." ucap Donghae.
Tiffany mengusap lengan Jisoo untuk menenangkan. Dirinya juga khawatir, tapi ucapan Donghae ada benarnya. Mereka tidak bisa bertindak sendiri.
Tak lama mobil Suho datang, juga mobil beberapa anggota kepolisian. Suho segera berlari menghampiri Donghae yang sudah lebih dulu tiba di sana.
"Hanya mobil Yeri yang terlihat. Kemungkinan mereka juga menyekap putrimu di dalam." ucap Donghae pada Suho.
Suho menatap Irene, Wendy, dan Joy. Istri dan kedua anaknya begitu di landa kekhawatiran.
"Apapun yang terjadi jangan ada yang masuk." ucap Suho tegas. Ia tidak ingin membahayakan nyawa keluarganya.
"Dad, pastikan kak Seulgi dan Yeri baik-baik saja." ucap Joy penuh harap. Sejak tadi perasaannya sungguh tidak enak. Bahkan Irene dan Wendy juga merasakan hal yang sama.
Suho mengangguk. Ia mengusap puncak kepala Joy. Pria itu berusaha membuang jauh-jauh pikiran buruknya tentang Seulgi dan Yeri. Ia harus percaya bahwa kedua putrinya baik-baik saja.
Beberapa polisi mulai memasuki gedung, di ikuti orang-orang suruhan Suho dan Donghae. Dua pria itu pun ikut masuk.
......
"Lagi-lagi kau menggagalkan rencana ku Kim Yewon!"
Gadis itu sudah lemas, tapi masih menampilkan senyum yang mambuat Ayahnya semakin marah.
Jaebum menarik kerah baju Yewon.
"Apa kau sudah bosan hidup, iya!"Jaebum menatap tajam putri semata wayangnya. Dendam membutakan hatinya, bahkan ia tega berkali-kali menyakiti putri kandungnya sendiri.
"Bunuh aku agar kau puas!" teriak Yewon tepat di hadapan Ayahnya.
"Aku lelah hidup denganmu. Aku ingin bersama Ibu saja." suaranya melirih. Gadis itu benar-benar sudah lelah. Ia menyayangi Ayahnya. Tapi Jaebum tak pernah memperlakukannya layaknya seorang anak.
Pria itu melepas cengkramannya pada kerah baju Yewon. Berlalu begitu saja di ikuti anak buahnya.
Yewon hanya menatap kepergian Ayahnya. Ia sudah tidak mampu menahannya lagi. Dalam hati ia berdoa agar Yeri dan kakaknya sudah keluar dari tempat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE 2
Fanfiction"Inikah caramu menghukum ku?Jika iya, kau benar-benar berhasil melakukannya." "Mengapa kau tak mengatakannya dari awal!" "Satu kali pun kau tak pernah memberiku kesempatan untuk mengatakannya!" "Jika kau dengar ini, kembalilah. Hanya kau yang bisa m...