Part 20

1.1K 162 25
                                    

"Semua ucapannya benar, kami juga bersalah karna pernah mengabaikanmu."

Huft

Memikirkan kejadian kemarin membuat kepalanya serasa ingin meledak. Ingin rasanya ia benturkan kepalanya itu agar ingatannya kembali. Yeri bahkan tidak percaya jika sebenarnya ia dan keluarga kandungnya sudah berbaikan.

Tiffany sudah menceritakan semuanya pada Yeri. Gadis itu berusaha menyatukan potongan-potongan kejadian di kepalanya. Ia sempat berpikir, mengapa dirinya begitu mudah memaafkan keluarga kandungnya setelah apa yang mereka perbuat di masa lalu. Yeri yang sekarang memang sedikit berbanding terbalik dengan Yeri yang dulu.

'Kalian sudah mengusirku, bagaimana mungkin aku sudah memaafkannya.' Batin Yeri.

Tiffany bahkan mengatakan jika dulu Yeri lebih memilih untuk kembali pada keluarga Kim. Hal yang menurut Yeri begitu sulit di percaya. Keluarga kandungnya sudah menyakiti bahkan mengusirnya, seharusnya Yeri tidak kembali. Seharusnya ia tetap bersama keluarga Hwang.

Yeri menolak untuk ingat?

"Kau mengalami kecelakaan bersama Kakak sulungmu, Seulgi."

Yeri tidak ingat, jika dirinya saja mengalami hal buruk akibat kecelakaan itu, lalu bagaimana dengan kakak sulungnya?

"Yeri!"

Gadis itu terlonjak kaget saat gendang telingannya menangkap suara seseorang yang memanggilnya begitu keras.

"Kim Yewon! Bisa kecilkan suaramu. Kau membuat murid lain menatap kita." bisik Yeri tegas dan penuh penekanan.

Yewon melihat sekeliling, dan benar saat ini keduanya sedang menjadi pusat perhatian para pengunjung perpustakaan. Bahkan beberapa dari mereka terlihat saling berbisik. Yewon menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, ia membungkuk pada mereka yang terganggu akibat ulahnya.

"Kau tidak buta huruf kan untuk membaca ini ruangan apa?" kesal Yeri. Dirinya begitu malu karna terlibat membuat kegaduhan di perpustakaan.

Yewon hanya tersenyum seraya mengangkat dua jarinya membentuk huruf V. Yeri yang melihat pun hanya memutar bola matanya jengah.

"Aku mencarimu kemana-mana, tumben sekali kau di sini." ucap Yewon yang kini sudah duduk di bangku sebelah Yeri.

"Hanya ingin, lagi pula di sini begitu tenang."

Yewon tak menanggapi, gadis itu sibuk dengan ponsel di tangannya. Jika biasanya mereka akan pergi ke kantin atau ke rooftop saat jam istirahat. Berbeda dengan hari ini, Yeri memilih pergi ke perpustakaan dan menyuruh sahabatnya itu pergi ke kantin lebih dulu.

"Yewon."

"Hmm."

Yeri menatap Yewon yang masih sibuk dengan ponselnya.

"Apa kau percaya seseorang yang kehilangan sebagian ingatannya?"

Pertanyaan Yeri membuat Yewon menghentikan aktifitasnya. Ia menoleh pada Yeri.

"Maksudmu?"

Terdengar helaan nafas keluar dari mulut Yeri. Ia rasa ia tidak bisa menyimpan masalahnya sendirian.

"Dia melupakan segala hal yang padahal itu sangat penting untuknya, apa peristiwa seperti itu memang ada?"

Yewon terdiam sejenak, sebenarnya ia tidak mengerti maksud dari pertanyaan Yeri. Tapi mungkin masalah itu yang membuat Yeri terlihat berbeda hari ini.

"Aku pernah mendengarnya, sulit di percaya memang. Apa keluargamu mengalaminya?"

Yeri menatap Yewon yang juga sedang menatapnya.

PROMISE 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang