Seulgi berdiri di balkon kamarnya, gadis itu terlihat sedang merenggangkan otot-otot tubuhnya. Sudah menjadi kebiasaannya setiap bangun tidur ia akan menuju balkon untuk merasakan udara segar pagi hari. Seulgi manatap layar ponselnya, sepertinya ini masih terlalu pagi. Kedua adiknya juga pasti belum bangun.
Seulgi menatap pemandangan di bawah sana, tepat di taman belakang rumahnya.
"Jika sudah besar nanti, Yerim ingin seperti Mommy." ucap gadis yang usianya belum genap lima tahun.
"Yerim ingin jadi Dokter seperti Mommy?"
Gadis kecil itu mengangguk.
"Biar nanti jika kakak-kakak sakit, Yerim yang mengobati kalian." ucap Yeri seraya tersenyum lebar. Sang kakak yang gemas pun mengusap lembut puncak kepala adik bungsunya."Kakak sendiri ingin jadi apa jika sudah dewasa?" tanya gadis itu pada kakak sulungnya.
Gadis yang tak lain adalah Seulgi. Ia terlihat berpikir sejenak.
"Kakak tidak tau, kakak ingin melindungi Yerim saja." jawab Seulgi."Benarkah? Jika begitu kakak harus janji pada Yerim, kakak harus selalu ada di sisi Yerim."
Yeri mengangkat jari kelingkingnya di hadapan Seulgi.Seulgi yang melihat itupun ikut mengangkat jari kelingkingnya lalu ia kaitkan dengan jari kelingking Yeri.
"Kakak janji akan selalu melindungi Yerim dan selalu di sisi Yerim."
Huft
Masa kecil yang indah untuk di kenang. Rasanya Seulgi ingin kembali ke masa itu saja. Saat dirinya begitu dekat dengan Yeri. Ketika itu rasa ingin melindungi adiknya begitu besar. Dan mungkin itu juga yang ia rasakan saat ini. Tapi bagaimana ia melakukannya jika sekarang Yeri jauh dari jangkauannya.
Seulgi kembali menghela nafas. Ia memutuskan untuk masuk karna cuaca begitu dingin pagi ini. Saat akan beranjak, Seulgi melihat ke arah gerbang rumahnya yang ternyata terbuka. Apa kedua orang tuanya sudah berangkat? Tapi Seulgi rasa ini masih terlalu pagi untuk pergi bekerja.
Seulgi melebarkan bola matanya saat menangkap sosok yang baru saja terlihat keluar dari gerbang rumahnya. Tanpa menunggu lama, gadis itu segera berlari keluar rumah. Seulgi bahkan tidak peduli jika nanti akan jatuh karna berlari menuruni anak tangga.
Gadis itu berlari hingga keluar gerbang rumahnya, ia menoleh ke kanan dan kiri. Berharap sosok yang tadi tak sengaja ia lihat masih di sana. Seulgi berjongkok, nafasnya terlihat tak beraturan. Kegiatan berlarinya tadi membuatnya tersiksa sekarang.
Paru-paru sialan!
Seulgi berjalan perlahan untuk mencari sandaran. Gadis itu bersandar pada pintu gerbang. Berusaha mengatur nafasnya yang terasa begitu sesak.
"Kau harus ingat jika paru-parumu tak bisa bekerja seperti manusia normal lainnya."
Hah
Cukup lama Seulgi dalam posisi itu. Hingga sekarang nafasnya terasa lebih baik.
Orang yang Seulgi lihat tadi sama seperti yang Joy ceritakan. Seorang pria dengan pakaian serba hitam. Terlebih pria itu terlihat keluar dari rumahnya. Itu berarti dia baru saja masuk rumahnya.
"Sebenarnya apa maumu pengecut!" geram Seulgi. Gadis itu kembali memasuki rumahnya, keluarganya harus tau apa yang terjadi tadi.
Tanpa sadar seseorang terlihat keluar dari persembunyiannya. Ia tersenyum miring menatap Seulgi yang perlahan menutup gerbang tinggi itu.
'Gadis penyakitan'.
......
"Ingat, jangan kemana-mana jika Mama belum menjemputmu. Saat di sekolah jangan pergi kemanapun sendirian, minta Yewon atau temanmu yang lain untuk menemani. Dan..."
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE 2
Fanfiction"Inikah caramu menghukum ku?Jika iya, kau benar-benar berhasil melakukannya." "Mengapa kau tak mengatakannya dari awal!" "Satu kali pun kau tak pernah memberiku kesempatan untuk mengatakannya!" "Jika kau dengar ini, kembalilah. Hanya kau yang bisa m...