Sejak pertengkarannya dengan Joy, kini Yeri terlihat lebih banyak diam. Ia lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah dan di kamar. Keluar kamar hanya ketika akan pergi atau menginginkan sesuatu. Entahlah, ia hanya tidak siap jika harus berpapasan dengan kakak-kakaknya yang pasti masih marah padanya.
Yeri berjalan menuruni anak tangga. Jam sudah menunjukkan pukul 19:00 WIB. Yeri bisa mendengar suara Ibu juga kakaknya dari ruang makan. Mungkin mereka sedang sibuk menyiapkan makan malam. Yeri hanya menatap sekilas lalu kembali melangkah.
"Sayang, kau mau kemana?"
Yeri menghentikan langkahnya saat sang Ibu memanggilnya. Gadis itu membalikkan tubuhnya, menatap sang Ibu dan kedua kakaknya.
"Sebentar lagi jam makan malam. Apa kau akan keluar?" tanya Irene kembali.
Yeri menatap meja makan yang sudah penuh berbagai makanan yang Yeri duga itu pasti masakan Ibu dan kedua kakaknya.
"Aku ingin ke rumah Mama Fanny." ucap Yeri.
Irene bergegas mendekati putri bungsunya. Ia paham, mungkin Yeri masih dalam suasana hati yang tidak baik akibat pertengkarannya dengan Joy. Beberapa hari ini pun Yeri terlihat lebih pendiam. Mendengar Yeri ingin pergi ke rumah Tiffany membuat hati Irene sedikit terusik. Beberapa waktu terakhir, putri bungsunya itu sering keluar rumah. Dan ketika di tanya, Yeri selalu menjawab jika dia baru pulang dari rumah Tiffany.
"Setidaknya kita makan malam dulu. Mommy dan kakakmu sudah menyiapkannya. Daddy juga sebentar lagi pulang."
Yeri menatap sekilas kedua kakaknya yang sudah duduk manis di depan meja makan. Mereka juga tengah menatap Yeri. Kedua kakaknya hanya menatapnya datar. Wendy dan Joy juga pasti masih dalam suasana hati yang buruk. Yeri sudah membayangkan bagaimana suasana makan malam nanti jika bersama kedua kakaknya.
"Aku sudah janji akan makan malam di rumah Mama." ucap Yeri.
"Yerim..."
"Sejak kemarin kau tak pernah ikut makan malam bersama Mommy. Untuk kali ini, tetaplah di rumah ya."Yeri melihat tatapan memohon dari Ibunya. Tapi kembali ia melihat kedua kakaknya. Sebenarnya ia juga tidak ingin terlalu lama dalam situasi perang dingin. Bahkan mereka tidak saling menyapa sejak kemarin.
"Maaf Mom, tapi...."
"Setidaknya hargai usaha Mommy untuk menyiapkan semua ini Yeri. Apa susahnya untuk duduk dan makan bersama kami."
Masih terdengar dingin. Ucapan Joy membuat Yeri menelan salivanya. Joy terlihat lebih menyeramkan sekarang.
Yeri hanya pasrah saat Irene menuntunnya untuk duduk, tepat di sebelah Joy.
......
Mobil Joy berhenti di depan salah satu mini market. Gadis itu terlihat sedang menunggu seseorang. Sesekali ia menatap jam di pergelangan tangannya, lalu menatap pintu mini market. Jam sudah menunjukkan waktu malam, tapi sepertinya orang yang ia tunggu tak kunjung muncul.
Tepat saat pintu mini market terbuka, seorang gadis terlihat keluar lalu mengunci pintu mini market. Joy bergegas turun dari mobil dan menghampiri gadis itu.
"Masih bisa menghirup udara bebas ternyata."
Gadis itu terkejut melihat kedatangan Joy.
"Kenapa? Kau terkejut aku menemuimu?"
Gadis yang tak lain adalah Yewon. Joy sengaja menunggunya sejak tadi. Entah apa tujuannya. Sebenarnya Joy sudah lama tau keberadaan Yewon. Diam-diam dirinya juga mencari tau tentang kehidupan gadis itu. Sejak ia tau keinginan adiknya untuk mencari Yewon, Joy bertekad untuk menemui Yewon lebih dulu .
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE 2
Fanfic"Inikah caramu menghukum ku?Jika iya, kau benar-benar berhasil melakukannya." "Mengapa kau tak mengatakannya dari awal!" "Satu kali pun kau tak pernah memberiku kesempatan untuk mengatakannya!" "Jika kau dengar ini, kembalilah. Hanya kau yang bisa m...