Di sebuah ruangan yang gelap sekaligus menyesakkan. Seorang gadis terduduk di sebuah kursi kayu dengan kedua tangan juga kaki yang terikat. Terlihat lakban hitam menghiasi mulutnya. Gadis itu belum sadarkan diri sejak dirinya di bawa ke tempat itu.
Seorang pria dewasa berjalan menghampiri gadis tak berdaya itu. Senyum licik terus terukir dari wajahnya. Di tangannya terdapat satu botol air mineral yang dengan kasar ia siramkan air itu pada gadis yang masih betah dalam pingsannya. Hal itu tentu menimbulkan pergerakan dari gadis itu.
"Tidurmu terlihat sangat nyaman gadis manis." ucap pria itu dengan seringainya.
Gadis itu terlihat mengerjapkan matanya, berusaha menyesuaikan penglihatanya pada tempat yang menurutnya asing.
"Ternyata mudah sekali menghancurkan keluargamu Suho." ucap pria itu lalu kemudian tertawa.
"Kau anak sulung Kim Junmyeon dan Kim Joohyun." ucapnya kembali seraya mengusap pipi mulus gadis itu.
Gadis yang tak lain adalah Seulgi. Keadaannya begitu menyedihkan. Entah sejak kapan dirinya berada di tempat yang terlihat menyeramkan untuknya. Tidak ada penerangan, aroma debu begitu menyeruak di indra penciumannya. Yang ia ingat, ia sedang berbincang dengan Yewon. Tapi tiba-tiba dua pria tak di kenal menghampirinya dan menyuntikkan sesuatu pada lengannya. Setelahnya Seulgi tak ingat apapun. Tapi saat itu ia sempat mendengar seseorang meneriaki namanya.
Badan Seulgi benar-benar lemas sekarang. Dalam hati ia mengumpat, apa yang sebenarnya mereka masukkan ke dalam tubuhnya hingga untuk bergerak saja ia sungguh tak memiliki tenaga.
"Tenang sayang. Apa kau tidak mengenali paman?"
Seulgi mendongak, ia mencoba menatap pria asing di hadapannya. Cahaya yang sangat minim juga matanya yang masih sedikit buram membuatnya kesulitan mengenali pria itu.
"Wahh kau melupakan pamanmu ini ya." ucapnya kembali tertawa.
Ia mencondongkan wajahnya tepat di hadapan Seulgi. Beberapa detik pria itu bisa menangkap keterkejutan di wajah gadis yang sedang ia sandera itu.
"Ingin mengatakan sesuatu? Ah paman lupa kau kesulitan bicara."
Dengan kasar ia menarik lakban hitam yang sejak tadi menghiasi mulut Seulgi.
Seulgi meringis merasakan perih di area bibirnya. Pria itu sungguh menariknya dengan sangat kasar.
"Apa itu sakit? Maaf paman menyakitimu." dan kembali tawa itu menghiasi ruangan. Membuat Seulgi muak mendengarnya.
Seulgi menatap tajam pria yang ternyata tidak asing baginya. Ia tak percaya jika orang di hadapannya itu masih kerabat dekat keluarganya.
"Jadi paman yang selama ini meneror keluargaku?"
Bukannya menjawab, pria itu malah tertawa mendengar pertanyaan Seulgi. Benar-benar tidak waras.
"Paman kira kau melupakan paman keponakanku sayang." ucapnya dengan tangannya yang kembali mengusap pipi Seulgi. Gadis itu segera menjauhkan wajahnya.
"Kau terlihat menyedihkan Kim Seulgi. Kau terlalu mengkhawatirkan adik bungsunya, padahal aku hanya mengalihkan perhatian kalian. Atau... kau ingin aku membawanya kemari juga?"
"Sebenarnya apa maumu paman?"
"Ssstt, bicaralah dengan baik nak pada orang yang lebih tua." ucapnya lalu mengusap surai hitam Seulgi.
Pria itu menghentikan tawanya. Ia kembali menegakkan tubuhnya.
"Aku menginginkan kehancuran kalian, kehancuran Suho, dia harus merasakan kehilangan yang sama sepertiku." ucapnya dingin. Pria itu terlihat bersungguh-sungguh mengucapkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE 2
Fanfiction"Inikah caramu menghukum ku?Jika iya, kau benar-benar berhasil melakukannya." "Mengapa kau tak mengatakannya dari awal!" "Satu kali pun kau tak pernah memberiku kesempatan untuk mengatakannya!" "Jika kau dengar ini, kembalilah. Hanya kau yang bisa m...